Membangun Nilai Budaya Positif Melalui Praktik Baik Merdeka Belajar

- Editor

Rabu, 12 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Juli Sugianingsih, S.Pd., Guru di SDN Oro Oro Ombo Kota Madiun

Juli Sugianingsih, S.Pd., Guru di SDN Oro Oro Ombo Kota Madiun

Oleh Juli Sugianingsih,S.Pd

Kepala Sekolah SDN 02 Madiun Lor Kota Madiun

 

 

Di era perkembangan teknologi dan informasi seperti saat ini, penting bagi kita untuk membangun nilai-nilai budaya positif melalui pendidikan yang inovatif dan fleksibel. Konsep Merdeka Belajar dapat menjadi sarana untuk memperkuat nilai-nilai budaya positif yang kita anut, seperti menguatkan nilai moral, etika, dan pemahaman tentang toleransi.

Konsep Merdeka Belajar sendiri adalah sebuah inisiatif pendidikan yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada tahun 2020 lalu. Latar belakang diluncurkannya Merdeka Belajar tersebut adalah untuk menghadapi perubahan dunia yang semakin kompleks dan cepat, serta tuntutan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa sistem pendidikan yang ada saat ini masih banyak mengalami tantangan dan hambatan dalam mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan masa depan. Khususnya setelah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan dunia selama beberapa tahun terakhir.  Sehingga perubahan sistem pembelajaran yang lebih adaptif dan inovatif dibutuhkan. 

Melalui inisiatif Merdeka Belajar ini, peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, relevan dengan kebutuhan mereka di masa depan, dan lebih fleksibel dalam memilih metode dan materi yang ingin mereka pelajari. Dengan demikian, inisiatif Merdeka Belajar menjadi salah satu langkah strategis pemerintah Indonesia dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, inovatif, dan adaptif untuk mempersiapkan SDM Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. 

Guru memainkan peran yang sangat penting dalam menerapkan konsep Merdeka Belajar. Sebagai fasilitator dan pembimbing, guru dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan mandiri dan belajar secara efektif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah: 

  1. Mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik: Guru membantu mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik, serta membantu mereka dalam menentukan topik pembelajaran yang sesuai dengan minat mereka.
  2. Memberikan panduan dan arahan: Guru dapat memberikan panduan dan arahan kepada peserta didik untuk membantu mereka memilih sumber daya belajar yang tepat dan menetapkan tujuan belajar yang jelas.
  3. Mendukung pembelajaran kolaboratif: Guru dapat membantu memfasilitasi kolaborasi dan bekerja sama antara peserta didik dalam suatu proyek atau tugas.
  4. Memberikan umpan balik dan evaluasi: Guru dapat memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang kemajuan mereka dan membantu mereka mengevaluasi hasil belajar mereka.
  5. Menjaga keterlibatan peserta didik: Guru dapat membantu menjaga keterlibatan peserta didik dalam belajar dan memotivasi mereka untuk terus mengembangkan keterampilan mandiri mereka.

Pada intinya praktik baik yang dilakukan dalam menerapkan Merdeka Belajar, guru berperan sebagai pendamping dan motivator bagi peserta didik dalam mengembangkan keterampilan belajar yang efektif dan mandiri. Di samping itu guru harus mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan mendorong peserta didik untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. 

Praktik baik Merdeka Belajar sendiri pada dasarnya mengacu pada cara-cara atau metode-metode yang dianggap efektif dan dapat diterapkan dalam pelaksanaan program Merdeka Belajar tersebut. Beberapa praktik baik tersebut meliputi melaksanakan pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran mandiri, pembelajaran berbasis teknologi, dan pembelajaran pengalaman.

Diharapkan praktik baik yang dilakukan tersebut dapat membantu meningkatkan minat peserta didik dalam belajar, memotivasi mereka untuk mengembangkan keterampilan mandiri, dan memfasilitasi peningkatan hasil belajar. 

Perlu diketahui bahwa pelaksanaan praktik baik Merdeka Belajar harus mempertimbangkan konteks lokal dan sumber daya yang tersedia di lingkungan pendidikan, serta memperhatikan evaluasi dan monitoring yang berkelanjutan untuk memastikan keberhasilan implementasi program tersebut.

Tentu saja dalam melakukan praktik baik yang mengusung konsep Merdeka Belajar akan terdapat sejumlah kendala di lapangan. Beberapa kendala yang mungkin akan dihadapi dan mempengaruhi keberhasilan implementasi program tersebut di antaranya adalah kurangnya sumber daya. Sebab, implementasi Merdeka Belajar memerlukan dukungan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang memadai. Terutama di daerah terpencil, kurangnya sumber daya dan aksesibilitas dapat menjadi kendala utama dalam mengimplementasikan program ini.

Kemudian pemahaman yang kurang tentang Merdeka Belajar juga bisa menjadi kendala tersendiri. Apalagi jika masalah ini dialami oleh siswa, orang tua siswa, atau bahkan oleh seorang guru sendiri.  Tentu hal ini dapat menghambat penerapan program dan mengurangi minat peserta didik untuk terlibat.

Dalam implementasi Merdeka Belajar, waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan program yang intensif dan praktis bisa menjadi kendala. Sehingga guru harus mencari cara untuk mengintegrasikan program ini dengan kurikulum yang sudah ada.

Selain itu juga masih terdapat kemungkinan kendala yang akan dihadapi seperti kurangnya dukungan dari masyarakat atau evaluasi dan monitoring yang lemah. Kendala-kendala tersebut dapat mengganggu dalam pelaksanaan program Merdeka Belajar di seluruh Indonesia. Namun demikian, dengan upaya yang terus menerus dan dukungan dari semua pihak, diharapkan Merdeka Belajar dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi dunia pendidikan Indonesia. 

Praktik Baik Merdeka Belajar untuk Menumbuhkan Budaya Positif

Di sisi lain, penerapan Merdeka Belajar dapat menguatkan nilai budaya. Nilai-nilai budaya yang dimaksud, mencakup aspek-aspek seperti agama, adat istiadat, bahasa, seni, dan sistem sosial yang dianut oleh suatu masyarakat.  Secara rinci contoh nilai budaya mencakup kepedulian sosial, ketaatan, keadilan, kerja keras, dan lain sebagainya. 

Nah, salah satu cara untuk membangun nilai budaya melalui program Merdeka Belajar ini adalah melakukan praktik baik di dalam atau di luar kelas. Misalnya, mendorong partisipasi aktif siswa dalam kelas dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara dan berdiskusi tentang topik yang dipelajari.

Seorang guru harus dapat menggunakan metode pengajaran yang berbeda-beda, seperti metode ceramah, diskusi kelompok, tugas kelompok, presentasi, dan proyek. Dan semua itu dapat membangun keterampilan sosial dan kognitif siswa.

Guru juga perlu menggunakan materi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa dan budaya lokal. Kemudian mendorong siswa untuk menjadi kreatif dan berinovasi dalam menciptakan solusi untuk masalah yang ada di masyarakat.

Dengan menerapkan praktik-praktik baik tersebut, program Merdeka Belajar diharapkan  dapat membantu membangun nilai budaya yang positif di kalangan siswa dan mempersiapkan mereka untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan produktif di masa depan.

Dalam membangun nilai-nilai budaya positif melalui praktik baik Merdeka Belajar seorang guru bisa mengembangkan beberapa hal di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Mendorong keaktifan siswa dalam memilih mata pelajaran yang ingin dipelajari. Hal ini dapat membantu siswa untuk menemukan minat dan bakat mereka, sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar.
  2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif melalui tugas-tugas dan proyek-proyek yang menantang. Dengan begitu, siswa akan lebih terbiasa dalam menghadapi masalah dan mencari solusinya dengan cara yang inovatif.
  3. Mengembangkan kebiasaan belajar mandiri pada siswa, memberikan akses pada berbagai sumber belajar, dan mengajarkan teknik-teknik belajar yang efektif. Hal ini dapat membantu siswa untuk menjadi lebih bertanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri.
  4. Meningkatkan interaksi sosial antara siswa dan guru, dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan guru. Hal ini dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik dan juga mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
  5. Memperkuat nilai-nilai sosial dan kemanusiaan pada siswa, dengan mengajarkan tentang nilai-nilai moral, etika, dan toleransi. Hal ini dapat membantu siswa untuk menjadi lebih peduli terhadap lingkungan sekitar mereka dan menghargai keberagaman budaya yang ada.

Dengan praktik baik dalam melaksanakan konsep Merdeka Belajar, siswa diharapkan dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta memperkuat interaksi sosial dengan guru dan sesama siswa. 

Dan, mari kita bersama-sama membangun nilai-nilai budaya yang positif melalui praktik baik Merdeka Belajar. (*)

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 269 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru