Gerakan Literasi dan Numerasi – Literasi dan Numerasi menjadi komponen utama yang digunakan dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) sebagai pengganti Ujian Nasional.
Asesmen Kompetensi Minimum sendiri merupakan asesmen yang digunakan untuk mengukur kemampuan minimal yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Dimana kemampuan minimal terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan Bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), serta penguatan pendidikan karakter.
Asesmen Kompetensi Minimum memiliki tujuan untuk memberikan dorongan yang lebih kuat untuk pembelajaran inovatif dan untuk mengembangkan pemikiran daripada menghafal.
Literasi dan Numerasi merupakan kemampuan berpikir tentang, dan dengan, Bahasa serta matematika yang diperlukan dalam berbagai konteks, baik personal, sosial, maupun profesional.
Literasi tidak hanya diartikan sebagai kemampuan membaca saja, akan tetapi juga kemampuan menganalisis suatu bacaan, serta memahami konsep dari tulisan tersebut. Sedangakan Numerasi merupakan kemampuan menganalisis dengan menggunakan angka.
Secara sederhana, numerasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di lingkungan sekitar.
Literasi dan Numerasi menjadi kompetensi minimum atau kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk dapat bisa belajar.
Literasi numerasi merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk beberapa hal yaitu sebagai berikut :
- Menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
- Menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk seperti grafik, tabel, bagan, dan lain sebagainya.
- Menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Numerasi tidaklah sama dengan kompetensi matematika, keduanya berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama, namun perbedaannya terletak pada pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan.
Prinsip Penerapan Literasi dan Numerasi
Terdapat beberapa prinsip dasar dalam penerapan literasi dan numerasi bagi peserta didik, yaitu sebagai berikut :
- Bersifat kontekstual sesuai dengan kondisi geografis, sosial budaya dan lain sebagainya.
- Selaras dengan cakupan materi dalam Kurikulum 2013.
- Saling bergantung dan memperkaya unsur literasi lainnya.
Komponen Literasi dan Numerasi
Terdapat beberapa komponen literasi numerasi yang diambil dari cakupan matematika di dalam Kurikulum 2013 yaitu sebagai berikut :
- Mengestimasi dan menghitung dengann bilangan bulat.
- Menggunakan pecahan, desimal, persen, dan perbandingan.
- Mengenali dan menggunakan pola dan relasi.
- Menggunakan penalaran spesial.
- Menggunakan pengukuran.
- Menginterpretasi informasi statistic.
Menurut Andreas Schleicher dari OECD, kemampuan numerasi yang baik merupakan proteksi terbaik terhadap angka pengangguran, penghasilan yang rendah, dan kesehatan yang buruk.
Keterampilan numerasi dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik di rumah, pekerjaan, ataupun masyarakat.
Kemampuan literasi secara umum dan khusus tentu saja tidak hanya berdampak bagi individu, akan tetapi juga terhadap masyarakat serta bangsa dan negara.
Kemampuan literasi memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan bagi individu atau masyarakat.
Literasi bersifat praktis sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berkaitan dengan kewarganegaraan dengan memahami isu-isu dalam komunitas, profeional dalam pekerjaan, bersifat rekreasi seperti memahami skor dalam olahraga dan permainan, serta kultural sebagai bagian dari pengetahuan mendalam dan kebudayaan manusia madani.
Halaman Selanjutnya
Indikator Meningkatkan Literasi Numerasi
Halaman : 1 2 Selanjutnya