Oleh Drs. Sri Suryana Dwi Atmaka
Guru di MAN Temanggung
Tidak dipungkiri lagi semenjak adanya pandemi Covid-19 semua sendi-sendi kehidupan tidak terlepas dari kegiatan yang bersifat online. Terlebih lagi pada sektor pendidikan, mau tidak mau harus melakukan kegiatan secara online, sehingga muncul istilah pembelajaran daring atau belajar dari rumah.
Dengan melandainya kasus Covid-19, maka pemerintah melakukan beberapa perubahan cara guru untuk melakukan pembelajaran, dari 100 % online menjadi pembelajaran tatap muka terbatas hingga pembelajaran tatap muka penuh di dalam kelas. Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri No. 01/SKB/2022.
Perubahan yang membaik tersebut tentunya ditanggapi rasa gembira oleh para guru, para siswa, dan para orang tua. Diakui dan dirasakan baik oleh para siswa maupun guru bahwa pembelajaran tatap muka lebih efektif dibanding pembelajaran secara online. Namun, guru dan semua civitas hendaknya tetap selalu mengikuti protokol kesehatan.
Terdapat kelebihan pada pembelajaran tatap muka. Guru dapat menjelaskan langsung secara verbal, maksudnya suara yang diucapkan oleh guru akan terdengar langsung oleh para siswa. Dengan demikian guru akan dapat menanyakan, memanggil, menasihati, menegur, menjawab pertanyaan maupun kegiatan lain yang memerlukan komunikasi secara langsung. Dengan tatap muka, guru dapat membawa alat peraga atau alat praktikum yang secara langsung dapat diamati, didemonstrasikan maupun dipraktikkan oleh para siswa. Guru pun dapat membimbing, mengawasi, hingga menilai kegiatan belajar mereka.
Dengan sejumlah kelebihan pembelajaran tatap muka, bagaimanapun penyajian pembelajaran secara online pun juga terbukti memiliki cakupan yang lebih luas. Dengan memanfaatkan sistem online, literasi atau referensi tidak tergantung sekedar pada buku cetak yang tebal dan berat. Guru dapat memberikan tautan dari web tertentu. Demikian pula pada saat kegiatan tertentu, di mana saat itu sedang terdapat acara yang dilakukan oleh guru, maka proses pembelajaran secara online pun masih dapat dilakukan.
Agar mengefektifkan pembelajaran daring atau online, guru harus mampu memilih media dan strategi pembelajaran yang tepat, memilih aplikasi yang sesuai. Demikian juga ketersediaan jaringan internet yang stabil.
Pembelajaran online ini sebenarnya masih dapat disajikan saat pembelajaran tatap muka. Maka dari itu, grup Whatsapp yang selama ini telah terbentuk harus tetap eksis, jangan sampai terdapat siswa yang keluar dari grup tersebut. Oleh karena itu, para siswa masih diperbolehkan memiliki dan membawa handphone ke dalam kelas. Yang perlu ditekankan pemakaian handphone tersebut hanya untuk mendukung proses belajar mengajar.
Setelah dilaksanakan pembelajaran tatap muka, untuk tetap memaksimalkan proses belajar mengajar, guru Prakarya masih perlu memanfaatkan internet yang dapat diakses dari handphone para siswa. Misalnya pada saat guru akan menjelaskan tentang rangkaian elektronika, maka guru memberikan penjelasan awal sebagai pengantarnya. Selanjutnya guru membagikan link tertentu yang telah dikaji kebenarannya. Pengkajian materi Prakarya ini penting, karena terkadang terdapat konten yang tidak sesuai dan beberapa konsep. Kemudian para siswa membuka link tersebut dan belajar lebih lanjut.
Ternyata pada masa pembelajaran tatap muka ini pun masih terdapat beberapa siswa yang tidak membawa handphone dengan berbagai alasan. Untuk menyikapi kendala tersebut, maka guru meminta agar para siswa bergabung membentuk kelompok belajar. Hal ini agar siswa yang tidak membawa handphone tetap masih memiliki akses belajar bersama. Meski demikian, terkadang masih dijumpai pula beberapa siswa yang justru membuka situs yang berbeda. Maka agar penyimpangan ini bisa ditekan, guru harus pandai-pandai dalam mengelola kelas.
Peran guru yaitu dapat menjaga performa selama mengajar. Jika perlu berkeliling dari kelompok belajar yang satu ke yang lain sambil memantau kegiatan belajar mereka. Bila perlu, kegiatan belajar mereka jangan sekedar membaca, akan tetapi divariasikan. Para siswa diminta membuat ringkasan maupun menggambar rangkaian tertentu. Karena sifat pembelajaran yang sudah tatap muka, maka hasil kegiatan belajar mereka perlu dicatat dalam buku tulis masing-masing. Hasil kerjaan mereka pun perlu dicek dan diberi nilai sebagai apresiasi dan bukti mereka telah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Pada proses pembelajaran ini tentu saja masih akan terdapat kesulitan yang dialami para siswa. Untuk itu peran guru pun masih perlu melayani pertanyaan dari para siswa dan menjawabnya atau menjelaskan kembali. Dengan pemahaman konsep yang telah terbentuk, selanjutnya para siswa akan semakin mudah dan lancar ketika diajak untuk melakukan praktik dalam merangkai komponen. Sehingga tingkat kesalahan yang dialami oleh para siswa akan dapat dikurangi.
Peran belajar kelompok pun sangat besar. Hal ini dapat terjadi karena dalam sebuah kelompok belajar itu pasti terdapat siswa yang cerdas jika kelompok tersebut dibagi secara benar. Terlebih lagi pada saat memahami materi yang disajikan secara online di dalam pembelajaran di kelas, mereka dapat mendiskusikan, sehingga memperoleh informasi yang penting.
Dari uraian di atas, jelas bahwa penyajian pembelajaran secara online masih dapat dilakukan dengan baik meski dilakukan saat tatap muka. Dari pengamatan ternyata pemahaman belajar siswa dengan cara ini dapat tercapai lebih cepat. Selain dapat diterapkan pada pelajaran Prakarya, juga dapat diterapkan pada pelajaran Keterampilan Teknik Sepeda Motor yang secara kebetulan terdapat di MAN Temanggung.
Dengan demikian, patutlah dipertimbangkan bahwa penerapan pembelajaran secara online dalam bingkai tatap muka masih relevan juga untuk mata pelajaran yang lain. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.