Kolaborasi Mata Pelajaran – Free Diklat Nasional dengan judul Semangat Memulai Tahun Ajaran Baru dengan Kurikulum Baru bersertifikat 40 JP yang akan mulai dilaksanakan mulai 27-30 Juli 2022 melalui siaran langsung di Channel Youtube e-Guru TV.
Pertemuan kedua akan dipandu oleh Bapak Dimas Ario S., S.Pd., M.A. yang merupakan Dosen Universitas Negeri Makassar dan Asesor BAN S/M
Materi pertemuan kedua yaitu membahas mengenai Kolaborasi Antar Mata Pelajaran untuk Mengangkat Tema Kebudayaan yang bertujuan agar peserta :
- Memahami bagaimana cara menerapkan kolaborasi mata pelajaran
- Mengetahui pentingnya kolaborasi antar mata pelajaran dalam pembelajaran
- Mengetahui langkah- langkah dan contoh penerapan kolaborasi antar mata pelajaran untuk mengangkat tema kebudayaan
Berikut ini review materi pertemuan kedua
Pertemuan Kedua : Kolaborasi Antar Mata Pelajaran untuk Mengangkat Tema Kebudyaan
Bagi atau masyarakat/ kalangan pada umumnya, memahami kebudayaan terbatas pada segala sesuatu yang bersifat indah, mengandung nilainilai seni yang estetik, contohnya: tarian, lukisan, seni rupa, susastra, bangunan candi, masjid, dll.
Pemahaman ini kurang tepat. Koentjaraningrat meluruskan pengertian KEBUDAYAAN itu sebagai seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar.
Dengan demikian KEBUDAYAAN adalah tindakan manusia. Tindakan manusia terdiri atas 2, hal:
Tindakan naluri, yang bersifat refleks, yaitu tindakan yang dilakukan sebagai akibat dari suatu proses fisiologis. Termasuk tindakan ini adalah makan, minum, dan berjalan.
Tindakan berkebudayaan, yang sebagian besar dilakukan oleh manusia, yang diperoleh melalui proses belajar dalam kehidupan sosialnya. Makan adalah tindakan naluri, namun macam dan jenis makanan adalah kebudayaan. Bagaimana cara-cara makan adalah kebudayaan. Peralatan dan perlengkapan untuk kebutuhan makan merupakan kebudayaan.
Kebudayaan, yang berarti buah budi manusia, adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat). Untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran hidup manusia untuk penghidupannya, guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Ki Hadjar Dewantara, dalam Pidato Promosi dalam Masalah Kebudayaan hal. 31 sebagaimana dikutip oleh Ki Suratman, “Dengan Membina Kebudayaan Daerah Tamansiswa Memperjuangkan Kebudayaan Nasional,”
dalam Peranan Kebudayaan Daerah dalam Proses Pembentukan Kebudayaan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1985: hal. 66)
Halaman selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya