Lindungi Anak dari Pelecehan Seksual

- Editor

Kamis, 1 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di Indonesia, kasus kekerasan seksual setiap tahunnya mengalami peningkatan.  Korbannya bukan hanya dari kalangan orang dewasa saja, namun sekarang sudah merambah ke kalangan remaja, anak anak, bahkan balita.

Sementara itu, kalangan anak-anak menjadi kelompok yang sangat rentan terhadap kekerasan seksual. Pasalnya, anak selalu diposisikan sebagai sosok yang lemah atau yang tidak berdaya serta memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang dewasa di sekitarnya

Apa saja tindakan yang termasuk dalam tindakan kekerasan seksual? Komnas Perempuan telah merangkum definisi kekerasan seksual sebagai berikut:

“Setiap perbuatan berdasarkan pembedaan berbasis gender yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman terjadinya perbuatan tersebut, pemaksaan atau perampasan kebebasan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di ruang publik maupun di dalam kehidupan pribadi.”

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto, mengimbau agar orang tua berhati-hati dan waspada terutama terkait keselamatan anak di lingkungan rumah.

“Anak meski di lingkungan sekitar rumah mesti tetap terpantau agar ia tak menjadi korban perlakuan yang tidak pantas,” ujaranya seperti dikutip dari Kompas.com. Selain itu, lanjut dia, anak juga perlu diberikan literasi agar memiliki self protection (perlindungan diri) yang cukup kuat dan   lebih memadai.

Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menjabarkan ada 15 bentuk kekerasan seksual. Dikutip dari laman resmi Komnas Perempuan, pelecehan seksual termasuk satu di antaranya perkosaan, intimidasi seksual termasuk ancaman atau percobaan perkosaan, eksploitasi seksual, perdagangan perempuan untuk tujuan seksual, prostitusi paksa, perbudakan seksual, pemaksaan perkawinan—termasuk cerai gantung, pemaksaan kehamilan, pemaksaan aborsi, pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi, penyiksaan seksual, penghukuman tidak manusiawi berbau seksual, praktik tradisi bernuansa seksual atau membahayakan atau mendiskriminasi perempuan dan, kontrol seksual—termasuk melalui aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama.

Cara Tepat Lindungi Anak dari Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual pada anak adalah semua kegiatan yang melibatkan anak dalam kegiatan seksual. Mirisnya, kasus pelecehan ini di Indonesia kian meningkat.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat, ada ribuan kasus kekerasan pada anak di Indonesia. Dari angka tersebut, yang paling banyak dialami oleh anak adalah kekerasan seksual.

Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia menunjukkan bahwa hampir 90% kasus kekerasan atau pelecehan seksual pada anak ini terjadi di rumah atau sekolah. Umumnya, pelaku adalah orang terdekat. 

Pelecehan seksual pada anak sangat penting untuk dicegah. Pencegahan harus melibatkan berbagai pihak, meliputi keluarga, lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah. Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pelecehan seksual pada anak, antara lain:

1. Mengajarkan Anak Tentang Anggota Tubuhnya

Orang tua sejak dini perlu mengajarkan bagian-bagian tubuh anak, termasuk organ-organ intimnya. Meskipun umumnya orang tua akan merasa tabu untuk mengenalkan bagian intim kepada anak, hal ini penting dilakukan.

Pengenalan ini penting dilakukan sebagai dasar edukasi seksual kepada anak. Jadi, bila ingin menjaga anak dari perilaku ‘menyimpang’, salah satu cara menghindari pelecehan seksual adalah dengan pengenalan anggota tubuh.

2. Mengajarkan Anak Bagian Tubuh yang Tidak Boleh Disentuh oleh Orang Lain

Setelah mengajarkan anak tentang anggota tubuhnya, orang tua perlu menekankan bagian-bagian yang tidak boleh disentuh atau dilihat oleh orang lain, seperti dada, kemaluan, dan bokong.

Selain itu, pelecehan seksual pada anak juga dapat dicegah dengan mengajari anak rasa malu untuk memperlihatkan bagian-bagian intim kepada orang lain sejak dini. 

3. Mengajarkan Anak untuk Mewaspadai Orang yang Tidak Dikenal

Cara untuk menghindari pelecehan seksual berikutnya adalah mengajarkan anak untuk bersikap waspada. Anak juga perlu diajarkan untuk waspada terhadap orang yang tidak dikenal.

Jika ada orang yang tidak dikenal berusaha mendekatinya, termasuk memberikan barang atau makanan, ajarkan anak untuk tidak tergoda. Apalagi orang tersebut sampai mengajak anak untuk ikut dengannya. Pastikan anak mengerti dan tidak mau menerima ajakannya.

4. Mengajarkan Anak Apa yang Harus Dilakukan Jika Ada Orang yang Ingin Menyentuhnya

Pelecehan seksual pada anak salah satunya dapat dicegah dengan mengajarkan anak bagaimana untuk bertindak. Selain kewaspadaan, Anda juga perlu mengajari si kecil untuk bertindak defensif.

Berkata tidak, lari, dan berteriak minta tolong penting diajarkan jika ada orang asing yang ingin melihat atau menyentuh bagian-bagian tubuh anak, seperti dada, kemaluan, dan bokong.

5. Selalu Memantau Anak Saat Anak Bermain atau Melakukan Aktivitas di Luar Rumah

Pemantauan anak saat bermain dan melakukan aktivitas di luar rumah sangat penting. Sebab pelecehan seksual pada anak sering terjadi saat si kecil bermain di luar rumah. Kurangnya pemantauan orang tua akan memicu para pelaku pelecehan seksual untuk menggencarkan aksinya. Sebaliknya, pemantauan anak yang baik akan menyurutkan niat pelaku untuk menjalankan aksinya. 

6. Menjalin Kerja Sama yang Baik dengan Guru di Sekolah 

Saat anak berada di sekolah, maka guru lah yang bertugas memantau anak agar tidak terjadi pelecehan seksual. Oleh karena itu, orang tua perlu berkenalan dan bekerja sama dengan para guru di sekolah. Begitu pula dengan guru les atau guru mengaji.

7. Menjalin Kerja Sama yang Baik dengan Tetangga di Lingkungan Rumah 

Orang tua tidak mungkin memantau anak setiap saat. Untuk itu, tidak ada salahnya untuk akrab dengan para tetangga di lingkungan rumah dan lingkungan bermain anak. Menjalin kerja sama ini sangat penting dan dapat membantu mencegah pelecehan seksual pada anak saat ia bermain di lingkungan sekitar rumah.

8. Mengenal Lingkungan Bermain Anak dan Teman-Temannya

Mengenal lingkungan bermain anak dan teman-teman anak termasuk orang tua dari teman-teman anak sangat penting untuk membentuk lingkungan bermain yang aman, positif, dan terhindar dari risiko pelecehan seksual. Saat teman-teman si kecil mengunjungi rumah Anda, maka Anda membantu menjaga dan memantau perilaku bermain anak. Begitu pula saat anak Anda bermain ke rumah temannya, maka orang tua temannya lah yang membantu menjaga anak Anda.

9. Menjaga Keterbukaan dengan Anak 

Menjaga keterbukaan dengan anak juga sangat penting agar anak bercerita kepada Anda apa yang terjadi dalam kesehariannya, termasuk jika anak mengalami perlakuan-perlakuan yang tidak sesuai, seperti pelecehan seksual. Jika sampai terjadi pelecehan seksual pada anak, maka Anda perlu segera bertindak untuk melaporkan ke pihak berwajib.

10. Deteksi Dini Tanda-Tanda Pelecehan Seksual pada Anak

Terkadang, Anak malu atau tidak berani menceritakan pelecehan seksual yang dialaminya. Anda dapat mendeteksinya dengan melihat perubahan perilaku anak, misalnya ia menjadi mudah marah dan depresi. Jika ada perubahan perilaku pada anak, ajaklah anak untuk berbicara dari hati ke hati agar anak lebih terbuka dengan Anda

Pelecehan seksual pada anak sangat penting untuk dicegah. Pencegahan harus melibatkan berbagai pihak, meliputi keluarga, lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah.

Tulisan kiriman dari Dra.Tismaimar

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis