Guru sebagai tenaga pengajar tentu memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas, baik yang terkait didalam kelas maupun diluar kelas. Tugas dalam profesi meliputi segala sesuatu yang dilakukan seorang guru dalam ikatan dinas, seperti mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih.
Kemudian tugas dan peran guru dibidang kemanusiaan di sekolah adalah guru harus menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi siswanya. Guru harus mampu mendidik siswanya dengan penuh kesadaran dan hari yang tulus dan pikiran yang terbuka sehingga dapat menarik simpati siswa.
Sedangkan tugas guru dalam bidang kemasyarakatan adalah masyarakat kerap kali menilai bahwa guru memiliki akhlak mulia dan ilmu yang tinggi. Guru selalu berada di tempat yang lebih terhormat dihadapan masyarakat.
Hal ini kewajiban guru untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai pancasila telah melekat dalam benak masyarakat seutuhnya. Maka dari itu profesi atau pekerjaan ini memerlukan keahlian khusus, artinya tidak sembarang orang dapat melakukannya.
Perlu banyak pengetahuan tentang pendidikan dan pengajaran, maka dari itu banyak guru yang tidak cukup memiliki banyak keahlian sehingga sering terjadi pencemaran nama baik guru.
Guru sering dicitrakan sebagai profesi yang memiliki peran ganda, seperti yang kita kenal dengan EMASLIMDEF (educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, dinamisator, dan fasilitator). Meskipun konsep EMASLIM lebih melekat pada peran kepala sekolah.
Namun dalam skala mikro di kelas, peran tersebut juga harus dimiliki oleh guru. Selain memiliki tugas, guru juga memiliki peran dalam menjalankan tanggungjawabnya sebagai seorang guru.
Peran guru dalam pendidikan
Posisi guru memegang peranan penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, peran guru dalam pendidikan mulai terkikis karena terdapat banyak sumber belajar yang dapat diakses oleh siswa.
Pada kondisi seperti ini, sebaiknya guru harus belajar dari Ki Hajar Dewantara yang berprinsip bahwa pendidikan untuk rakyat Indonesia harus berdasarkan pada budaya bangsanya sendiri.
Guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan. Mutlak harus memiliki kemampuan yang berdasar pada konsep inovatif, dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang ada. Ki Hajar Dewantara telah mengajarkan konsep tersebut kepada guru sebagai pahlawan.
Yaitu konsep “among” yang berarti pemeliharaan dengan suka cita, memberikan kebebasan kepada anak asuh untuk bergerak sesuai dengan kemauannya dan bergerak menurut kemauannya. Konsep ini kemudian dikenal dengan “Tut Wuri Handayani”.
Among merupakan metode pendidikan yang memiliki nyawa kekeluargaan dan dilandasi oleh dua dasar, yaitu kodrat alam dan kemerdekaan. Guru sebagai pamong harus memiliki sikap Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani, artinya guru tidak boleh besikap otoriter terhadap anak didiknya.
Peran guru dalam pembelajaran dan manajemen kelas
Tentunya bagi seorang guru, tidak mudah dalam melakukan pembelajaran yang efektif dan efisien. Termasuk mengelola kelas sehingga menjadikan kenyamanan dan ketertiban bagi siswa ketika melakukan pembelajaran di dalam kelas.
Tidak mudah bagi guru untuk mengimplementasikan tuntutan itu dengan beragam metode yang dipakai. Maka sangat mungkin jika beberapa teori pembelajaran yang ada dimodifikasi dengan melakukan penyesuaian atas kondisi riil yang ada di lapangan. Yang tersedia di lapangan berupa fasilitas yang tersedia, gaya belajar, tujuan belajar, dan kontekstual lainnya.
Dalam kaitan ini, harus dirangsang dan utamanya merangsang diri untuk memahami variabel kontekstual yang diduga menjadi sebab adanya pengaruh terhadap efektivitas kegiatan belajar yang telah direncanakan. Seperti peninjauan tujuan pembelajaran, usia anak, budaya, masalah gender, lingkungan sosial, dan kapasitas kognitifnya.
Manajemen kelas yang efektif akan terlihat dari bentuk keberhasilan guru dalam mengkreasikan lingkungan belajar secara positif untuk memahami dan menjadikan efektif dalam melibatkan diri dalam proses pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Peran Guru dalam Manajemen Perilaku Siswa
Sebagaimana yang kita tahu, bahwa dalam keseharian menjalankan profesinya sebagai seorang guru, guru berhadapan dengan siswa yang bervariasi dari segi prestasi akademiknya. Ada yang tinggi, sedang, ataupun rendah prestasinya.
Begitu pula dengan karakter siswa, ada yang pro aktif, cuek, santun, penganggu. Juga siswa yang kuat, sedang, atau lemah secara fisik. Hal demikian sudah tidak asing lagi terlihat atau terdengar keberadaannya di sekolah.
Pertanyaannya adalah, “mengapa siswa cenderung berperilaku buruk?” Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor sosial, budaya, agama, suku, pola kebiasaan hidup dan lainnya.
Guru seringkali merasa “jengkel” dengan perilaku siswanya yang dirasa keluar dari norma-norma yang baik. Namun kondisi anak seperti itu akan menjadi peluang bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif dalam penciptaan faktor yang memperngaruhi motivasi, prestasi, dan perilaku siswa. Disini pula guru dianggap mampu meletakkan manajemen kelas pada posisi mayor dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Peran Guru dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan pengadministrasian, peran guru lainnya sebagai berikut;
- pengambilan inisiatif, sebagai pengarah dan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan pendidikan
- wakil masyarakat, yang artinya guru ketika sudah berada di sekolah guru menjadi anggota masyarakat
- orang yang ahli dalam pembelajaran, hal ini memiliki arti bahwa guru bertanggungjawab mewariskan pengetahuannya kepada siswa
- pelaksana administrasi pendidikan, disamping melakukan pengajan seorang guru juga harus mampu menyelesaikan kegiatan-kegiatan administrasi kelas maupun sekolah
- pemimpin generasi muda, masa depan milik para pemuda, artinya guru sebagai pemimpin yang akan mencetak generasi muda untuk menjadi pemimpin
- penerjemah kepada masyarakat, artinya guru memiliki peran untuk menyampaikan kemajuan dimasyarakat khususnya masalah-masalah pendidikan
Demikian beberapa peran guru yang harus diketahui oleh guru-guru masa kini. Jangan sampai perwajahan pendidikan Indonesia memudar oleh beberapa oknum guru yang menjadi guru hanya mengandalkan nama profesinya saja. Jadilah seorang guru yang tumbuh dari hati yang mulia, pola pikir yang sehat dan cemerlang, serta lahir dari seorang pejuang.
Tingkatkan kualitas dan kompetensi guru dengan bergabung bersama e Guru Id dan nikmati pelatihan gratis bersertifikat 32 JP setiap bulan serta fasilitas-fasilitas lainnya.
Klik disini untuk mendaftar!