Karakteristik peserta didik – Keterampilan peserta didik di kelas sangatlah heterogen. Sebagian ada yang sudah mengetahui tentang materi yang diajarkan, sebgaian lainnya lagi belum mengetahui sama sekali tentang materi yang diajarkan.
Jika guru terlalu memperhatikan dan memfasilitasi peserta didik yang pertama, tentu peserta didik yang kedua akan merasa tertinggal pelajaran. Atau sebaliknya, jika guru terlalu memperhatikan peserta didik yang kedua, peserta didik yang pertama akan merasa bosan karena adanya pengulangan materi secara terus menerus dan merasa tidak mendapatkan apa-apa.
Karakteristik awal adalah ciri peserta didik sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran. Ciri tersebut diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan tujuan pembelajaran sehingga perlu diperhitungkan dalam proses pembelajaran.
Demikian pula pengetahuan guru tentang ketidakmampuan peserta didik dalam belajar bahasa inggris misalnya. Hal ini dapat dijadikan masukan untuk lebih cermat dalam memilih bahan ajar yang tidak menggunakan banyak kosa kata berbahasa inggris. Maka guru perlu menerjemahkan terlebih dahulu kedalam bahasa indonesia agar mudah dipahami oleh peserta didik.
Contoh lainnya adalah apabila ada peserta didik yang gemar dengan lelucon. Dalam kondisi seperti ini, guru sebaiknya mempertimbangkan penggunaan lelucon dalam strategi pembelajarannya. Atau bila peserta didik sebagian besar tidak memiliki pemutar video di rumah, guru tidak dapat membuat program video dan mewajibkannya untuk dipelajari oleh peserta didik di rumah.
Berikut beberapa karakteristik peserta didik yang perlu dipertimbangkan dalam proses manajemen pembelajaran.
- Latar belakang pendidikan sebelumnya yang didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi penentian entering-behavior line;
- Motivasi belajar, baik secara eksternal maupun internal. Keduanya digunakan sebagai acuan dalam memilih strategi pemberian motivasi peserta didik;
- Akses terhadap sumber daya yang relevan dengan materi pelajaran untuk kemudian menemukan rujukan bahan pelajaran yang perlu dipelajari
- Kebiasaan belajar mandiri dan disiplin dalam mengatur waktu belajar untuk tugas-tugas pekerjaan rumah
- Akses terhadap saluran komunikasi dan media teknologi informasi guna dijadikan pertimbangan dalam pencarian sumber dari internet dan melakukan bimbingan secara online
- Kebiasaan atau budaya membaca untuk menentukan intensitas penggunaan media noncetak, gambar, grafik, video, dan lain sebagainya dalam proses pembelajaran. Selain itu, kebiasaan dan budaya belajar itu memberikan inspirasi bagi guru dalam menyusun strategi pembelajaran yang belajar sambil berpikir tentang penerapan materi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
- Domisili tempat tinggal. Bila diukur dengan jarak tempuh dari rumah ke tempat dimana peserta didik belajar yaitu sekolah, sebaiknya dipertimbangkan dalam merancang rencana pembelajaran tambahan atau dapat juga memanfaatkan jaringan internet untuk membuka kelas secara daring.
Dalam kegiatan belajar yang dilaksanakan secara tatap muka, peserta didik selalu heterogen sehingga pengajar perlu mempertimbangkannya dalam melakukan desain pembelajaran. Teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi karakteristik awal peserta didik adalah dengan cara melakukan sebaran kuesioner, wawancara, obeservasi, atau tes.
Informasi yang dikumpulkan perlu dibatasi pada karakteristik peserta didik yang berhubungan langsung dengan proses belajarnya, sehingga ada manfaat langsung dalam proses desain pembelajaran.