Oleh Juli Sugianingsih, S.Pd.
Guru di SDN Oro Oro Ombo Kota Madiun
Hidup adalah sebuah perjuangan dan keberanian untuk mengambil risiko. Sungguh tak pernah kubayangkan sebelumnya, profesi yang ditekuni dan kucintai saat ini dulunya adalah sebuah profesi pelarian.
Sejak kecil aku selalu membayangkan betapa berwibawanya aku jika kelak dewasa berpakaian jubah hitam memimpin jalannya persidangan dengan memakai kaca mata serta bergelut dengan buku dakwaan yang sangat tebal. Itulah bayangan tentang sebuah impian masa kecilku.
Semua berubah manakala hidup harus memilih. Layaknya seperti anak-anak yang lain, setelah dinyatakan lulus dari bangku SMA, sebagian dari kami melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Namun aku ragu apakah aku yang terlahir dari keluarga yang notabene tidak mampu, bisa melanjutkan sekolah di perguruan tinggi?
Itulah satu di antara pertanyaan yang selalu menggelitik di benakku kala itu. Namun aku sangat bersyukur karena hidup di tengah-tengah lingkungan yang sangat mendukung diriku termasuk seorang guru dan juga wali kelasku. Melalui nasihat dan juga bimbingan, beliau membuat seluruh keraguan itu sirna. Beliau meyakinkanku dan orang tuaku bahwa tidak ada jalan yang tidak bisa ditaklukkan selagi kita masih mau dan mampu berusaha.
Dari situlah tumbuh rasa kagumku kepada beliau yang kemudian membuatkan dapat menarik kesimpulan bahwa guru merupakan sosok yang mampu memberikan warna kehidupan bagi orang lain. Tutur kata yang santun serta perangainya yang lemah lembut, tatapan mata yang teduh, penuh kasih sayang, menyatakan siap mengantarkan putra-putri didiknya menjemput masa depan. Berkat bimbingan dan motivasi yang luar biasa itu menghipnotis alam pikiranku untuk bangkit dan berpikir ulang akan gambaran cita-citaku.
Semua pesan dan kata–kata motivasi beliau lah yang hingga kini selalu menginspirasi hidupku. Hingga sekarang pun masih selalu kuingat dan terpatri erat di hatiku. Beliau selalu berpesan untuk selalu menjadi diri sendiri, mengembangkan potensi yang ada untuk kemaslahatan orang lain karena orang yang sukses dalam hidup adalah orang yang mampu mengamalkan ilmunya untuk orang sekitarnya.
Seusai menempuh pendidikan SMA, aku mencoba mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Hingga pada akhirnya aku diberi kesempatan mengenyam pendidikan di Kampus Hijau yang merupakan julukan IKIP Negeri Malang yang sekarang dikenal dengan UM.
Di sanalah aku mulai menemukan jati diriku. Aku mulai menyadari bahwa menjadi guru adalah sebuah profesi yang terhormat. Selama empat tahun kulalui dengan tertatih. Namun dengan semangat yang menggelora, biaya kuliah yang tidak sedikit bukan jadi penghalang lagi bagi mereka yang mau berusaha. Selama belajar di kampus, aku mendapat beasiswa SUPERSEMAR dan akhirnya berhasil menyelesaikan studiku tepat empat tahun dan dinobatkan sebagai lulusan terbaik.
Begitu lulus dari bangku perkuliahan, aku langsung mencoba mencari pekerjaan mulai dari menjadi seorang tutor di lembaga Bimbel hingga menjadi wiyata bakti di sebuah sekolah di kotaku sendiri. Walau honor tak sepadan, aku tetap tekuni pekerjaan tersebut ini karena aku merasa bahwa profesi guru sudah menjadi panggilan jiwaku. Yang terpenting, ilmu yang kumiliki dapat terus bermanfaat.
Tak ada perjuangan yang sia-sia, asalkan kita ikhlas menjalani segala ujian. Tuhan pun mengganti seluruh pengorbanan yang telah kulakukan dengan hasil yang manis. Usaha dan doa takkan pernah mengkhianati hasil. Tahun 2006, aku diangkat menjadi PNS.
Dengan berubahnya status kepegawaian ini bukan justru mengendorkan semangatku untuk mengajar. Justru sebaliknya, semua itu membuat diriku semakin mencintai dan bangga akan profesiku.
Untuk menjadi guru profesional, aku terus mengikuti berbagai Diklat untuk mengembangkan kompetensi dalam mengajar. Meskipun sudah mengajar, aku tetap belajar sebagai wujud pengembangan diri. Berkat usaha yang kulakukan ini membuatku pernah menyabet penghargaan sebagai guru berprestasi di kotaku pada tahun 2018 silam.
Kini hampir 22 tahun aku terjun di dunia pendidikan dan menggeluti profesi ini. Dan kini usiaku hampir setengah abad. Sebagai seorang guru sekian lama, tentunya aku memiliki pandangan tentang konsep guru yang ideal.
Menurutku, sosok guru bukanlah orang yang tanpa cela seperti malaikat. Namun demikian, sosok seorang guru di mata siswa harus tetap menjadi teladan terbaik. Guru yang baik di mata siswa tentunya memiliki beberapa kriteria di antaranya mampu menjadi panutan dan tuntunan baik dalam perkataan, pemikiran, dan perbuatan. Menjadi guru juga berarti harus bisa menjadi orang tua siswa di sekolah.
Selanjutnya, seorang guru harus mampu menguasai keilmuan dengan baik, tidak segan untuk belajar, tidak malu untuk meminta masukan dari siswanya demi perbaikan pembelajaran. Selain itu juga harus bisa menjadi penyampai ilmu yang baik, selalu berkata benar, kredibel, dan cerdas.
Adapun tantangan profesi guru di masa revolusi 4.0 ini akan semakin berat karena guru dituntut selain sebagai agen perubahan, juga harus mampu membentengi siswa didiknya terhadap pengaruh negatif arus globalisasi dan teknologi.
Itu adalah kesimpulkan dari pengalaman yang kudapat selama 22 tahun mengajar. Faktanya memang sudah banyak pengalaman yang kuperoleh dan kupelajari dari profesi ini. Bahkan momen-momen unik pernah kualami berkat profesi ini.
Pernah pada suatu ketika aku didekati oleh seseorang berseragam yang tak kukenal. Ia mengajak untuk berjabat tangan dan tiba-tiba mencium tanganku sembari mengenalkan dirinya. Tak kusangka, ternyata ia adalah salah satu anak didikku yang saat ini sudah menemukan jalan hidupnya.
Rasanya senang dan aku bersyukur melihat anak-anak yang sudah sukses. Benih yang kutanam kini telah berbuah. Lelah dan perjuangan yang kulakukan dulu terbayar lunas ketika melihat anak didik telah menjadi manusia seutuhnya.
Dengan profesi guru ini juga yang membuat diriku merasa dibutuhkan dan dihargai oleh orang-orang di sekitar. Menjadi seorang guru juga mengajarkan diriku tentang arti sabar, tentang bersikap adil, dan bijak dalam berfikir. Guru adalah profesi yang mulia serta bermartabat yang keberadaannya selalu dirindukan oleh siswa dan tak akan tergantikan oleh kemajuan teknologi.
Bagiku, menjalani profesi ini pada awalnya adalah sebuah dilema batin. Setelah melewati berbagai pengalaman dan perjalanan menjadi sebuah keyakinan dan kemantapan hati. Memang kadang apa yang menurut kita kurang baik, tapi nyatanya Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya, termasuk juga dalam hal pilihan pekerjaan. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.