Jiwa ‘Tut Wuri Handayani’ yang Tidak Luntur oleh Pandemi

- Editor

Senin, 18 Oktober 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Oleh : Siwi Astuti, S.Pd.,M.Pd.

 

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah menetapkan tahun pelajaran baru 2020/2021 dimulai pada pertengahan Juli 2020. Namun, pelaksanaan tahun ajaran baru tersebut tidak sama dengan kegiatan belajar sebelumnya. Selama masa pandemi Covid-19, pembelajaran jarak jauh menjadi pilihan utama. 

Kebijakan Kemdikbud tersebut  dikeluarkan demi menjaga keamanan dan keselamatan peserta, guru, dan orang tua. Untuk menghindari adanya klaster sekolah dalam penyebaran Covid-19, kebijakan pembelajaran jarak jauh ini harus dilakukan.

Kebijakan pembelajaran jarak jauh ini menjadi tantangan bagi semua pelaku pendidikan, terutama guru dan peserta didik. Guru  harus mampu melaksanakan pembelajaran di mana peserta didik tidak berada di hadapannya secara langsung, seperti waktu-waktu sebelumnya. 

Demikian juga peserta didik harus mengikuti pembelajaran dengan tidak dibimbing langsung oleh guru yang berada di hadapannya. Kedua pihak tersebut dituntut harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Guru dituntut untuk tetap berupaya bagaimana pembelajaran jarak jauh bisa berlangsung dengan baik dan siswa harus tetap bisa belajar dengan layak. 

Saya sendiri sebagai guru berusaha menggunakan fasilitas media sosial yang dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh selama pandemi. Saya membuat grup di WhatsApp untuk setiap kelas. Pesan-pesan motivasi kepada peserta didik saya sampaikan melalui media tersebut di grup masing-masing kelas. 

Materi pembelajaran saya sampaikan melalui e-modul pembelajaran. Untuk menghindari kebosanan peserta didik dalam membaca e-modul, saya berupaya membuat media pembelajaran audio visual yaitu berupa video pembelajaran. Penilaian pembelajaran saya lakukan dengan Quizziz dan juga dengan Google Form. 

Meskipun sudah dilakukan upaya dengan sebaik-baiknya, pembelajaran jarak jauh di masa pandemi tentunya mengalami banyak kendala. Kendala dapat muncul baik dari guru, peserta didik maupun orang tua. 

Sebagai guru, sebenarnya saya belum menguasai banyak teknologi informasi komunikasi (TIK) yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran. Untuk mengatasi kendala tersebut, saya berupaya tetap belajar melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan untuk guru. Di antara pelatihan-pelatihan yang saya ikuti adalah yang diselenggarakan oleh Pusdatin Kemdikbud RI yaitu PembaTIK, dan pelatihan yang diselenggarakan oleh e-Guru.id. Dari pelatihan-pelatihan tersebut, saya bisa banyak menambah wawasan dan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. 

Adapun kendala yang muncul dari peserta didik yang dominan adalah terkait semangat mereka dalam mengikuti pembelajaran daring. Peserta didik belum terbiasa belajar mandiri, sehingga merasa berat untuk belajar sendiri tanpa ada guru di hadapannya. Kondisi ini yang mendorong peserta didik cenderung malas untuk mengikuti pembelajaran. 

Ketepatan waktu belajar sering sekali diabaikan oleh siswa. Jadwal belajar sudah tersusun sedemikian rupa tetapi peserta didik tidak memperhatikannya.  Dalam menghadapi kendala ini, saya berupaya selalu memotivasi peserta didik untuk tetap semangat mengikuti pembelajaran. Selain itu saya berupaya memberikan waktu yang seluas-luasnya untuk peserta didik mengikuti pembelajaran walaupun melewati waktu yang sudah terjadwal. 

Kemudian kendala dari orang tua dalam pembelajaran jarak jauh yang sering terjadi yaitu dari mereka yang belum memahami bahwa anaknya harus belajar dari rumah. Orang tua merasa anaknya libur sekolah, sehingga tidak mengingatkan anaknya untuk belajar. Bahkan ada orang tua yang menyuruh anaknya membantu pekerjaannya ketika jam belajar. 

Untuk mengatasi kendala ini saya berupaya mengadakan kunjungan silaturahmi ke orang tua untuk menjalin kerja sama dalam memotivasi anak mengikuti pembelajaran online; memberi pemahaman kepada orang tua akan adanya jadwal belajar supaya orang tua mengingatkan anaknya untuk belajar sesuai jadwal belajar dan tidak memberikan pekerjaan kepada anak ketika jam belajar. 

Pandangan sebagian masyarakat yang belum memahami terkait adanya pembelajaran jarak jauh ini menganggap bahwa para guru libur di rumah saja tetapi tetap gajian. Padahal yang sebenarnya dirasakan guru ketika bekerja dari rumah adalah, membelajarkan peserta didik secara jarak jauh atau secara daring. Semua itu kadang dilakukan tidak mengenal waktu. 

Saya memberi keleluasaan waktu belajar kepada peserta didik karena adanya berbagai kendala, sehingga terkadang sampai tengah malam peserta didik masih menghubungi untuk berdiskusi maupun mengirimkan tugas hasil belajarnya. Namun begitu, sebagai guru saya harus tetap legowo menghadapi apapun pandangan yang tidak mengenakkan terhadap guru selama pandemi ini. Begitu juga dengan kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran jarak jauh. 

Saya selalu memegang teguh falsafah yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa sebagai  pendidik harus “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”—yang bermakna bahwa pendidik harus bisa berada di depan untuk memberi teladan bagi peserta didik, ketika di tengah  memberikan ide, menciptakan situasi kondusif, dan ketika di belakang memberikan dorongan atau motivasi belajar. 

Dalam pembelajaran masa pandemi dengan berbagai kendala, saya tetap berupaya melaksanakan tugas kewajiban sesuai semangat Ki Hajar Dewantara tersebut. Saya tetap memberikan contoh melaksanakan pembelajaran sesuai jadwal yang telah ditetapkan, memberikan contoh untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dalam pembelajaran dari rumah. 

Saya berupaya menciptakan suasana belajar tetap kondusif, memberikan ide-ide pelaksanaan pembelajaran agar peserta didik tidak bosan mengikuti pembelajaran. Dan saya terus berupaya memotivasi peserta didik untuk tetap aktif dan semangat mengikuti pembelajaran di tengah pandemi. 

Dalam kondisi apapun dengan kesadaran akan tugas kewajibannya, guru harus tetap semangat melaksanakan pembelajaran untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya. 

Dapatkan info terbaru dan ikuti seminar atau diklat untuk guru secara gratis yang dapat menunjang profesionalitas serta kompetensi dengan cara menjadi anggota e-Guru.id. Klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru