Jadikan Lingkungan Rumah Sumber Belajar yang Menyenangkan bagi Siswa TK

- Editor

Kamis, 16 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lingkungan di sekitar rumah memiliki berbagai potensi sebagai sumber informasi dan pengetahuan yang sangat kaya bagi anak. Belajar melalui lingkungan sifatnya lebih langsung sehingga anak akan memperoleh berbagai pengalaman secara konkret.

Melalui lingkungan rumah sebagai sumber belajar, anak akan banyak melakukan  berbagai kegiatan yang memperkaya wawasan dan pengetahuannya. Dan lingkungan sekitar anak atau lingkungan rumah sangat tepat dijadikan sebagai sumber belajar di masa pandemi Covid-19 saat ini karena anak harus belajar dari rumah

Demikian juga yang saya lakukan di TK Negeri Kintelan Semarang kelompok B1 dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR). Untuk mendukung pembelajaran, saya  memanfaatkan lingkungan rumah anak yakni benda-benda di rumah sebagai media belajar sekaligus sumber belajar.

Dengan benda-benda di rumah, anak bisa belajar banyak hal sesuai enam aspek perkembangan di Taman Kanak-Kanak. Perkembangan nilai agama dan moral dapat distimulasi dengan melakukan ibadah bersama anggota keluarga, berdoa sebelum dan sesudah makan, menyayangi ciptaan Tuhan termasuk tanaman dan hewan piaraan, belajar menghargai perbedaan bila ada yang beda agama, dikenalkan kitab suci sesuai agama.

Sementara itu, perkembangan fisik motorik  anak dapat berkembang ketika anak berlari atau melompat, merangkak saat mencari sesuatu di kolong meja di dalam rumah dan lain sebagainya. Kemampuan motorik halus juga akan berkembang ketika anak aktif melakukan sesuatu dengan jari tangannya.

Kemudian perkembangan bahasa dapat distimulasi saat anak dikenalkan huruf atau kata yang ada dalam kemasan makanan, mengajak anak untuk bercerita, komunikasi timbal balik, diajak menyampaikan idenya, dan lain-lain. Semua itu mungkin dilakukan di rumah.

Sedangkan perkembangan kognitif dapat distimulasi melalui berbagai alat dan bahan yang ada di sekitar rumah seperti mengenal bentuk besar atau kecil, mengenal rasa asin, manis, asam, pahit; membilang jumlah benda, mengenal ukuran, warna, dan lain-lain.

Perkembangan sosial emosional anak akan terstimulasi saat anak merasa senang untuk melakukan sesuatu dan dapat berinteraksi dengan anggota keluarganya. Dan kemampuan seni akan terasah ketika anak menciptakan sesuatu dengan imajinasinya, dapat berupa gambar, lukisan, gerak dan lagu.

Banyak lokasi di rumah yang dapat digunakan sebagai media belajar. Bahkan di setiap bagian rumah dan benda-benda di dalamnya  bisa sebagai sumber belajar. Misalnya di dapur, ruang makan, kamar tidur, kamar mandi, halaman rumah, dan lain sebagainya.

Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan anak dengan benda-benda di rumah, di dapur misalnya, anak dapat diajak untuk tebak aroma, membedakan ukuran besar dan kecil, mengelompokkan, membuat minuman rempah, petualangan indera dan lain sebagainya.

Kemudian jika dilakukan di kamar tidur, anak dapat diajak untuk memasang sarung bantal atau guling, melipat selimut, menata sprei, menyusun bantal dan guling, melipat baju, memakai baju, menghias kamar, dan lain sebagainya.

Jika dilakukan di halaman rumah, anak dapat diajak untuk menyiram tanaman, menghitung tanaman, bertanam, menggambar tanaman, mengumpulkan daun kering, mengenal tekstur, mengenal aroma bunga, menemukan daun dan bunga, mengukur panjang halaman dengan langkah, dan lain sebagainya.

Dari pengalaman saya mengajar dengan memanfaatkan lingkungan rumah sebagai sumber belajar pada  anak TK Negeri Kintelan Semarang kelompok B1,  selama pembelajaran dari rumah  anak tetap bisa mengikuti pembelajaran yang menyenangkan dan menarik  dan yang pasti anak tidak membosankan.

Ditulis oleh Tarni, S.Pd.AUD (Guru di TK Negeri Kintelan Semarang)

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 130 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis