Integrasi model pembelajaran merupakan sebuah hal yang lazim dalam dunia pendidikan. Adanya penggabungan ataupun penyelarasan dari berbagai model pembelajaran harapannya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan.
Perlu dipahami juga, bahwa tidak semua penggabungan model pembelajaran dapat diterapkan. Sehingga harus ditinjau kembali mengenai efektifitas dan kebutuhan di masing-masing kelas.
Penggabungan dari metode pembelajaran berbasing problem-based learnig (PBL) dan model refleksi Gibss, dilakukan dengan beriringan, bukan dilebur menjadi satu. Dalam prakteknya nanti akan dimulai dengan pelaksanaan problem-based learning terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan pelaksanan refleksi dengan menggunakan Model Gibss.
Menurut Herlina (2022) Penggunaan metode pembelajaran berbasis problem-based learning (PBL), dapat meningkatkan proses refleksi siswa, dengan adanya peningkatan kemampuan berfikir reflektif pada siswa.
Metode problem-based learning merupakan proses pembelajaran aktif, terintegrasi, serta konstruktif karena dipengaruhi faktor sosial dan kontekstual. Pendekatan ini berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
Kerangka kerja dalam metode problem-based learning adalah dengan mendiskusikan masalah pada awal pembelajaran sebagai rangsangan sebelum pembelajaran Dalam problem-based learning, siswa didorong untuk menganalisa suatu masalah dan mempertimbangkan analisis alternatifnya.
Susanto (2016), menyatakan bahwa metode problem-based learning menempatkan siswa sebagai objek utama dalam belajar dan keterampilan berpikir. Siswa dilatih untuk berpikir mandiri dan percaya diri dengan menghargai setiap aktifitas yang terjadi.
Dalam penerapannya, problem-based learning memiliki beberapa tahapan sebagai berikut,
- Merumuskan masalah,
- Mendiagnosis masalah,
- Merumuskan alternatif strategi,
- Menentukan strategi yang disukai,
- Mengevaluasi proses dan hasil.
Halaman selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya