Menjadi guru ideal tentu menjadi harapan semua guru. Namun, guru yang ideal itu seperti apa? Di era global, guru yang ideal adalah guru yang profesional dalam peranannya sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator dan motivator.
Karakter guru ideal penting keberadaannya dalam perkembangan dan keberhasilan akademis murid. Tak hanya sebatas bisa mengajar atau menjelaskan pelajaran saja, pengertian guru ideal lebih dari itu.
Guru yang ideal harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Penetapan Tujuan Belajar yang Jelas
Menetapkan tujuan belajar menjadi acuan dalam mengukur kinerja akademis. Tak hanya itu, penetapan tujuan belajar sekaligus memberi murid arahan yang jelas tentang cara meningkatkan kapasitas diri mereka.
Bagaimana caranya? Seorang guru dapat meninjau pemahaman peserta didik, alih-alih hanya menilai wawasan mereka dalam sebuah ujian. Proses peninjauan pemahaman peserta didik memungkinkan guru untuk menjawab pertanyaan murid dan memberikan pemahaman lebih terkait topik yang dibahas.
Langkah selanjutnya adalah menawarkan umpan balik (feedback) kepada murid. Berikan umpan balik yang rinci dan konstruktif demi menyatukan tujuan belajar yang berkelanjutan.
Menguasai Kurikulum, Materi dan Multi Metode Pembelajaran
Guru ideal hendaknya menguasai dan mampu menjalankan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tak hanya itu, seorang guru juga harus menguasai materi yang diajarkan.
Materi belajar sangat berperan penting bagi peserta didik dalam memperoleh informasi dan pengetahuan. Dengan adanya kurikulum di Indonesia, guru dapat mengetahui cara mengajar yang baik sesuai dengan perkembangan pola pikir murid.
Penggunaan metode pembelajaran yang beragam dapat mendorong semangat murid untuk lebih giat dalam belajar. Guru dituntut untuk mampu meningkatkan mutu pembelajaran melalui inovasi pembelajaran, seperti alat peraga, model pembelajaran inovatif serta metode atau strategi mengajar yang efektif.
Materi pelajaran tidak akan membosankan jika guru kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi. Suasana belajar lebih bersifat student-centered, alih-alih bersifat komunikasi satu arah atau cenderung teacher-centered.
Selain penyampaian materi secara kreatif dan inovatif, mampu menciptakan karakter pembelajaran yang mengena di hati peserta didik juga diperlukan. Dengan demikian, pembelajaran yang kontekstual pun dapat terwujud.
Komunikasi yang Jelas
Seorang guru seyogianya mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi yang baik. Komunikasi di sini bersifat verbal dan non-verbal.
Komunikasi verbal berupa kata-kata yang diucapkan langsung (berbicara) secara face to face atau dengan perantara media. Fungsinya untuk mengidentifikasi kebutuhan peserta didik serta mengetahui kapan harus mendengarkan dan berbicara.
Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, namun menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerak tangan. Salah satu fungsinya adalah untuk menekankan atau melengkapi komunikasi verbal.
Tak hanya kepada peserta didik saja, guru juga harus mampu berkomunikasi dengan jelas kepada orang tua murid, sesama guru, maupun kepada masyarakat sekitar. Komunikasi yang jelas sangat membantu dalam rangka memberikan arahan bagi para murid bahwa proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah saja, melainkan juga dalam kehidupan bermasyarakat.
Lantas, bagaimana cara berkomunikasi yang baik? Keterampilan mendengarkan secara aktif dengan menanggapi kebutuhan lawan bicara adalah langkah terbaik.
Tidak perlu malu jika kurang memahami perkataan lawan bicara. Guru dapat meminta mereka untuk mengklarifikasi dengan cara mengubah pertanyaan atau permintaannya.
Halaman selanjutnya
Tidak Membandingkan Murid Lain
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya