Sekolah atau daerah bisa mengelola kurikulum muatan lokal secara fleksibel. Tujuannya, agar dapat memberikan peluang bagi pengembangan materi budaya serta kearifan lokal. Pada kurikulum merdeka, pembelajaran muatan lokal bisa diterapkan dalam tiga metode, yaitu :
1. Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran lain; satuan pendidikan dan/atau daerah dapat menentukan capaian pembelajaran untuk muatan lokal yang kemudian dapat dipetakan ke dalam mata pelajaran lainnya.
2. Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek penguatan profil Pancasila, sekolah juga dapat mengintegrasikan muatan lokal dalam tema penguatan profil pelajar Pancasila.
Misalnya, projek dengan tema wirausaha dilakukan dengan mengeksplorasi potensi kerajinan lokal setempat, atau bisa juga projek dengan tema perubahan iklim dapat dikaitkan dengan isu-isu lingkungan di wilayah tersebut.
3. Mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari intrakurikuler, sekolah atau pemerintah daerah dapat mengembangkan mata pelajaran khusus yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler.
Misalnya mata pelajaran Bahasa daerah, mata pelajaran lingkungan hidup ataupun mata pelajaran kewirausahaan.
Demikian artikel tentang implementasi muatan lokal dalam Kurikulum Merdeka. Semoga dapat menambah informasi kepada semuanya tentang topik ini.
Tingkatkan kualitas dan kompetensi guru dengan bergabung bersama e-Guru.id dan nikmati pelatihan gratis bersertifikat 32 JP setiap bulan serta fasilitas-fasilitas lainnya.
Gabung grup Telegram Guru Cerdas Era Digital untuk mendapatkan informasi terkait dengan Diklat, Webinar/Seminar, Pelatihan, Workshop, Bimtek, Lokakarya, dan informasi terbaru di bidang pendidikan. Bergabung Sekarang!