Hikmah di Balik Corona

- Editor

Jumat, 18 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tak satupun manusia di dunia ini yang menginginkan film-film bergenre fiksi seperti The Quarantine, the War of the World, menjadi nyata dalam kehidupan.

Dan ternyata saat ini kita mengalami kejadian luar biasa yang tak pernah disangka sebelumnya. Virus Corona telah berhasil melumpuhkan berbagai aktivitas yang lazim kita lakukan. Ya, Covid-19 mulai masuk ke negara kita awal bulan Maret 2020 lalu. Virus yang berasal dari Wuhan, China  tersebut ditakuti karena mematikan. Dan karena ganasnya virus ini telah melumpuhkan seluruh sendi-sendi ekonomi, pendidikan, transportasi, dan hampir semua sektor terkena imbasnya.

Indonesia merupakan negara majemuk yang masyarakatnya hidup damai, bahagia, dan  tenang. Namun kini telah berubah sejak virus Corona menerpa ibu pertiwi. Hampir semua sektor kehidupan tumbang, tak terkecuali sektor pendidikan. Physical distancing yang menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam menghambat persebaran virus ini, membuat hampir semua sektor kehidupan lumpuh. Kegiatan sosial harus dibatasi, kerumunan dihindari, mall, pasar, swalayan, bahkan sekolah ditutup sudah selama dua tahun ini. Anak-anak pelajar yang sudah terbiasa menerima pembelajaran secara tatap muka, kini terpaksa harus belajar secara online. Ya, tentu saja pembelajaran menjadi tidak efektif.

Tak berhenti pada proses kegiatan proses belajar saja yang mengalami masalah, keadaan ekonomi yang memburuk mengakibatkan tidak semua siswa memiliki ponsel pintar untuk pembelajaran online. Sehingga banyak kita jumpai guru harus rela keliling rumah siswa hanya untuk memastikan siswanya tetap dapat mengikuti pembelajaran meski dalam kondisi yang serba susah ini.

Guru pun harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi seperti ini. Banyak sekali guru yang mengalami kendala saat mengajar secara online, terutama yang sudah usia mendekati pensiun. Mereka mengalami kesulitan untuk melakukan pembelajaran secara online karena belum familiar dengan teknologi saat ini.

Dalam beberapa kasus, guru hanya memberikan tugas saja melalui grup WhatsApp, tanpa memberikan penjelasan materi terlebih dahulu. Sebabnya karena tidak bisa menggunakan teknologi pembelajaran dengan baik. Tentu saja hal ini merugikan siswa-siswi. Dengan kondisi yang seperti ini, siswa dituntut untuk lebih mandiri belajar, merdeka belajar, dan aktif menggali informasi berkaitan materi pembelajaran.

Pepatah mengatakan bahwa di balik sebuah kejadian pasti akan ada hikmah yang dapat kita ambil. Mari kita coba terapkan pepatah ini pada kondisi negara kita saat ini. Meski keadaan ekonomi yang susah tidak seindah dulu karena dampak pandemi ini, tanpa kita sadari kini bermunculan inovasi-inovasi anak negeri yang bangkit untuk kembali menggerakkan perekonomian.

Sektor pendidikan pun mampu menyesuaikan diri dengan adanya bimbingan belajar secara online, pelatihan-pelatihan online untuk guru. Bahkan yang sangat kita rasakan adalah dengan online maka akan mendekatkan yang jauh dengan cuma cuma. Kita sebagai pendidik yang seharian selalu di sekolah, kini dengan kebijakan pemerintah WFH (Work from Home), kembali memberikan ruang dan waktu kita untuk keluarga, mendampingi anak-anak kita belajar di rumah, serta bisa memberikan ilmu untuk siswa dari rumah.

Meskipun kini Corona masih menghantui, tak ada salahnya kita tetap bersemangat dalam menjalani aktivitas kita sehari-hari, dengan memanfaatkan sistem online yang kini makin canggih karena terus dikembangkan anak negeri. Kita boleh sedih karena situasi dan kondisi negeri yang ngeri, tapi jangan lupa diri dan tetaplah syukuri.

Ditulis oleh Zulfatul Uma, SH., Guru MTs N 1 Kota Semarang

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 19 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis