Guru sebagai Coach dalam Pendidikan

- Editor

Kamis, 8 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan, seperti di sekolah, rumah ibadah, rumah,  dan di dalam komunitas belajar lainnya. Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi murid pada jalur pendidikan formal.

Saat ini guru disebut sebagai pemimpin pembelajaran yang berkaitan langsung dengan perannya dalam pendidikan yaitu seorang coach yang melakukan coaching bagi muridnya. Arti kata coach dan coaching berturut-turut diambil dari kamus bahasa Inggris-Indonesia adalah pelatih dan pembinaan.

Menurut Suwardi dan Daryanto ( 2016) guru sebagai pelatih berperan memberikan pengawasan dan peluang bagi murid untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sebagai latihan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.  Tidak semata-mata menjalankan profesi, guru pun bertanggung jawab dalam tugas kemanusiaan memperlakukan muridnya sebagai mitra dalam menggali potensi dirinya.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di antaranya memuat 4 Kompetensi yang harus dimiliki mencakup Pedagogik, Kepribadian, Profesional, dan Sosial. Keempat kompetensi ini menciptakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas coach dalam memberi dukungan, bantuan , dorongan, pengawasan, dan pembinaan bagi murid untuk mendapatkan pengalaman belajar sealami mungkin dalam aktivitas pembelajaran.

Mengapa guru harus repot-repot menjadi coach? Agar murid mendapatkan pembinaan, pendampingan, dan penguatan secara bertahap mencapai tujuan belajarnya secara maksimal sesuai kesepakatan di awal pembelajaran.

Guru harus berusaha membuat muridnya meningkatkan keterampilan memecahkan masalah. Sebab  murid masih membutuhkan dukungan dalam menghadapi kesulitan konsentrasi belajar.

Persiapan guru dalam melakukan coaching tentu saja berkaitan dengan tempat yang kondusif agar pertemuan bersama coachee berlangsung dengan terarah. Pilihlah area yang nyaman didalam maupun dapat juga di luar ruangan terhindar dari keramaian. Selain itu, jalin komunikasi yang baik dengan murid saat mencoba memberi dukungan kepada coachee. Hendaklah seorang coach memiliki kemampuan berkomunikasi yang ramah dan sabar.

Aktivitas Coaching

Bagaimana melakukan coaching? Jadwalkan pertemuan, jalin komunikasi, tetapkan tujuan dari coaching, identifikasi masalah dan solusi serta konsekuensi, susun rencana aksi dan umpan balik pada kegagalan rencana, dan akhiri dengan komitmen.  

Jika proses coaching berlangsung lancar, maka akan memiliki dampak positif bagi coachee. Seorang murid akan berada pada keadaan merdeka belajar di mana semua kemampuan dan potensi belajarnya menjadi lebih maksimal.

Bagi pendidik yang mengembangkan peran sebagai coach membuat keempat kompetensi menjadi lebih terasah. Dampaknya aktivitas pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan bersama murid yang mudah belajar. 

Layanan coaching bagi coachee di sekolah dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman,Bertaqwa kepada Tuhan YME,dan berakhlak mulia, Mandiri, Bernalar kritis, Kreatif, Bergotong royong , dan Berkebinekaan Global. Guru harus berusaha memberikan peluang bagi murid menjadi cerdas dan berkarakter lewat proses coaching.

Jadi, tunggu apalagi ? Ayo tingkatkan peran pendidik sebagai coach untuk memperoleh generasi emas yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri yang berkenaan dengan pengetahuan maupun pergaulan sosialnya.

Ditulis oleh: Feronika Floren Fraulaine,S.Pd.

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 2,118 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Edutainment

5 Ciri Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Sabtu, 7 Sep 2024 - 11:34 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis