Mendorong Siswa Berpikir Mandiri – Langkah pertama dalam membantu siswa berpikir bagi diri mereka sendiri adalah membantu mereka melihat siapa diri mereka dan di mana mereka berada dan apa yang hendaknya mereka ketahui sebagai tanggapan.
Jika kita sungguh-sungguh menginginkan siswa untuk menyesuaikan pemikiran mereka, merancang pemikiran mereka, dan mengalihkan pemikiran mereka, itu (pemikiran) harus memulai dan berhenti di suatu tempat secara harfiah.
Secara umum, ini berarti dimulai dengan target pembelajaran seorang guru menetapkan dan mengakhiri dengan evaluasi bagaimana siswa ‘melakukannya’.
Bukankah itu, yang terbaik, tapi aneh bukan? Berpikir tidak ada hubungannya dengan isi. Berpikir adalah strategi untuk belajar isi tetapi sebaliknya mereka berbeda. Maka, proses ini adalah mengenai pemikiran dan pembelajaran daripada isi dan penguasaan.
Meneliti Kerangka Belajar Mandiri
Pada tahun 2013, ada penelitian yang menciptakan kerangka kerja untuk membimbing siswa dalam pembelajaran yang diarahkan secara mandiri.
Tujuannya adalah untuk membantu siswa agar benar-benar berpikir bagi diri mereka sendiri, mendorong siswa berpikir mandiri. Agar dapat mengeluarkan apa yang ada di pikiran mereka dan mengapa hal itu harus dilakukan.
Ada dua teori yang mendukung konsep ini bahwa siswa mampu menciptakan dan menavigasi jalan belajar mereka sendiri:
- Kebijaksanaan (misalnya, mengetahui apa yang patut dipahami) lebih penting daripada konten (misalnya, penguasaan standar akademis).
- Kemajuan teknologi telah menciptakan ekologi yang dapat mendukung pencarian kebijaksanaan dan penguasaan isi.
Teori-teori ini tidak terdengar begitu aneh, tetapi jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk pendidikan yang ada mereka bisa terlihat aneh.
Bagaimana kita merencanakan, bagaimana kita menentukan keberhasilan, bagaimana kita memberikan umpan balik, dan bahkan bagaimana sekolah kita diatur secara fisik semua mencerminkan cara berpikir. Menempatkan prioritas pada kemampuan siswa untuk secara konstan membuktikan penguasaan isi yang disampaikan kepada mereka.
Sekarang, ini adalah argumen yang terdengar klasik, tapi salah satu teori berkata bahwa pendidikan modern dapat dicirikan oleh bentuk industri dan nada manajerialnya. Penggerak utamanya adalah standar, kebijakan, dan guru. dibandingkan dengan konten, hubungan, dan kreativitas.
Akibatnya bersifat universal dan tidak berkepribadian, yang tidak masalah bagi keterampilan tetapi tidak beresonansi lebih jauh.
Hal lain untuk menanggapi pernyataan diatas adalah dengan mendukung siswa dalam merancang jalur-jalur pembelajaran mereka sendiri, dalam hal isi (apa yang dipelajari), bentuk (bagaimana itu dipelajari), dan tujuan yang paling kritis (mengapa itu dipelajari). Hasil akhirnya adalah, idealnya, para siswa yang tidak dapat ‘berpikir bagi diri mereka sendiri’.
Kerangka Belajar Mandiri
Untuk mendorong siswa berpikir mandiri adalah dengan cara mengajarkan kerangka berpikir mandiri, agar siswa dapat dengan mudah menentukan sesuai dengan pemikirannya sendiri. Berikut, ada 6 bidang dalam kerangka belajar mandiri:
- Diri (misalnya, saya anggota dari kelas mana, dan apa artinya hal itu bagi saya?)
- Konteks (misalnya, apa konteks dari topik atau gagasan ini?)
- Keaktivan (misalnya, apa yang saya atau orang ain pahami dari topik atau gagasan ini?)
- Jalur (misalnya, sumber-sumber atau strategi pemikiran apa yang masuk akal untuk saya gunakan?)
- Menjelaskan (misalnya, berdasarkan apa yang telah saya pelajari sejauh ini, bagaimana saya hendaknya memperbaiki jalan yang saya tempuh?)
- Penerapan (misalnya, perubahan apa dalam diri saya yang hendaknya saya lihat sebagai hasil dari pemahaman baru?)
Pengetahuan Diri Sebagai Titik Awal
1. Apa yang harus dimengerti
Dari semua ide dan keadaan yang dihadapi setiap hari, apa yang layak dipahami? Pengetahuan atau keterampilan atau pemahaman yang dalam apa yang akan mendukung secara bertahap? Apa perbedaan antara rekreasi, ketertarikan, keingintahuan, dan gairah?
2. Masalah atau kesempatan apa yang ada dalam jangkauan saya?
Kedengarannya bagus sekali untuk ingin memecahkan kelaparan dunia atau bermain biola di Carnegie Hall tapi itu mungkin atau tidak mungkin berada di jangkauan langsung. Oleh karena itu, apa yang bisa kau lakukan untuk sampai ke sana?
3. Apa inti dari permasalahan dan apa yang orang lain tawarkan sebelum diri sendiri membuat solusi?
Saling ketergantungan — menyadari di mana kita, sebagai keluarga, lingkungan, negara, spesies, dll, dan tren dan pola apa yang muncul di bawah studi yang dapat kita gunakan untuk memahami ke mana kita akan pergi?. (mfs)
Jadilah Guru yang siap dan mampu mendesain Teknologi Pembelajaran yang cocok dan relevan diterapkan di kurikulum merdeka!. Ayo bergabung bersama e-Guru.id dan rancang pembelajaran di kelas agar lebih menarik dan kekinian!
e-Guru.id yang merupakan suatu platform peningkatan kualitas dan kompetensi guru dan nikmati pelatihan gratis bersertifikat 32 JP setiap bulan serta fasilitas-fasilitas lainnya.
Keuntungan Menjadi Member e-Guru.id
- Free pelatihan 32jp setiap bulan
- Tiket VIP SEMNAS 4JP setiap bulan
- Loka karya 4jp
- Free E-KTA e-Guru.id
- Grup member Telegram dan WhatsApp
- Selalu ada potongan harga untuk member yang mengikuti DIKLAT/BIMTEK/WORKSHOP