Fleksibilitas Kurikulum Merdeka – Dalam Kurikulum Merdeka, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ingin lebih mengedepankan proses maupun sistem pembelajaran yang lebih fleksibel. Karena dengan sistem yang fleksibel lebih memberikan keuntungan bagi peserta didik.
Selain itu, Kurikulum Merdeka juga mengupayakan proses pembelajaran yang efisien dalam mengatasi hilangnya pembelajaran (learning loss) yang sangat signifikan ketika pandemi Covid-19 terjadi yang bisa menghambat tujuan pendidikan nasional dan ketertinggalan siswa dalam proses pembelajaran.
Karenanya, terdapat sejumlah perbedaan yang sangat signifikan pada Kurikulum Merdeka jika dibandingkan dengan Kurikulum 2013, salah satunya adalah fleksibilitas Kurikulum Merdeka dalam penerapannya.
Seperti diketahui sejauh ini, kurikulum sebelumnya dianggap tidak efektif dalam membentuk hasil maupun kualitas pembelajaran yang maksimal pada peserta didik. Hal ini dikarenakan kerangka kurikulum yang terkesan mengunci pembelajaran tiap tahunnya maupun tiap minggunya.
Sehingga Kurikulum Merdeka berusaha melakukan penyempurnaan agar pembelajaran bisa lebih fleksibel dan tidak memberatkan bagi guru maupun siswa, dengan bentuk fleksibilitas untuk kedua belah pihak.
Dari sisi peserta didik, fleksibilitas kurikulum baru ini terlihat dari dua hal yakni penetapan tujuan belajar berdasarkan fase agar guru maupun sekolah lebih leluasa. Kemudian jam pelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum baru ini juga dilakukan per tahun hingga sekolah bisa melakukan inovasi dan pengembangan dalam penyusunan kurikulum maupun pembelajarannya.
Sedangkan dari sisi tenaga pendidik, fleksibilitas Kurikulum Merdeka ini terlihat pada proses penyampaian materi pembelajaran yang lebih fleksibel termasuk memberi kesempatan kepada guru dalam penyusunan maupun penyampaian pelajaran yang dianggap lebih efisien dan sesuai kemampuan siswa.
Selain itu, proses penyampaian materi juga tidak hanya terpaku pada materi buku pelajaran semata tapi juga melalui proses inovasi yang kreatif ketika proses pembelajaran berlangsung.
Selain itu konsep pembelajaran yang menyesuaikan dengan kemampuan siswa atau teach at the right levelmembuat guru lebih leluasa dalam proses penyesuaian pembelajaran
Perbedaan lain juga terlihat pada pemberlakuan kembali mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi yang pada kurikulum 2013 hanya bersifat pilihan. Maka pada Kurikulum Merdeka, mata pelajaran ini mulai efektif diberlakukan sejak dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dalam rangka penguatan Profil Pelajar Pancasila, proses pembelajaran yang ada pada Kurikulum Merdeka juga dirancang dengan berbasis project untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan mengedepankan pengembangan keahlian serta potensi siswa.
Selain itu proses pembelajaran juga lebih difokuskan kepada materi yang bersifat esensial. Sehingga siswa maupun guru bisa memiliki waktu yang panjang dalam hal pendalaman materi pembelajaran kompetensi dasar meliputi literasi dan numerasi. Ini membuktikan adanya fleksibilitas Kurikulum Merdeka.
Jangan lewatkan Diklat 98 JP dengan judul “Karya Inovatif Aplikasi Android dari Powerpoint dengan Tripel Angka Kredit untuk Mewujudkan Kurikulum Merdeka” yang diselenggarakan oleh e-Guru.id.
INFO LEBIH LANJUT: 085869433931 (AYU)
(shd/shd)