Fenomena Media Sosial di Kalangan Remaja

- Editor

Selasa, 12 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Dra. Munziyatun

Guru BK SMP Negeri 2 Pakis Kabupaten Magelang

Media sosial (Medsos) mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Salah satu kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial adalah dapat menghubungkan antara satu orang  dengan oarang lain tanpa kendala jarak dan waktu. Kecepatan pertukaran informasi ini memungkinkan beberapa informasi yang beredar di media sosial tidak tersaring dengan baik dan dapat diragukan kebenarannya.

Oleh karena itu, penggguna media sosial khususnya kalangan remaja perlu mengecek kebenaran infomasi yang mereka dapatkan. Sebaiknya tidak menyebarkan informasi yang belum terbukti kebenarannya karena akan berdampak buruk. Pengguna media sosial harus bijak dalam menggunakannya.

Maksudnya, pengguna media sosial bisa mengambil manfaat dari internet. Namun di sisi lain, ketika akan bertindak di medsos harus dipikirkan terlebih dahulu agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

Pengaruh Media Sosial bagi Kalangan Remaja

Bagi kalangan remaja, media sosial sudah menjadi candu yang membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media sosial. Kehadiran internet bagi kalangan remaja tidak hanya untuk mengakomodir kebutuhan informasi saja, tetapi juga menjadi ruang interaksi sehingga perlu diimbangi dengan bekal kompetensi literasi digital. Kompetensi tersebut terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk menggunakan informasi yang diakses melalui perangkat komputer dan smarphone.

Literasi digital dalam bermedsos diharapkan dapat menyaring informasi negatif dan dapat mengurangi efek buruk dari penggunaan media tersebut. Mereka yang tidak dapat menyaring informasi, maka akan menimbulkan dampak negatif seperti konsumerisme, budaya kekerasan, suka mengintip kehidupan pribadi orang lain, dan lain sebagainya.

Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasanya mereka suka mengunggah kegiatan pribadi termasuk curhat,foto bersama teman-teman, melalui Facebook, WhatsApp, Twitter, Telegram serta media lainnya. Mereka beranggapan bahwa semakin aktif dirinya di media sosial, maka akan dianggap lebih keren atau gaul. Sedangkan mereka yang tdak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno, ketinggalan zaman, dan kurang bergaul.

Saat ini, media sosial  sangat berpengaruh pada perilaku keseharian  remaja. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Bahkan banyak yang kecanduan atau berlebihan menggunakan media sosial yang mengakibatkan tugas utama seperti belajar menjadi terabaikan.

Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk berselancar di duniamaya yang seolah tidak pernah berhenti. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan fenomena besar terhadap arus informasi yang dapat menggantikan peranan media massa konvensioanal dalam menyebarkan berita.

Pengaruh media sosial yang sering terjadi pada keseharian kalangan remaja adalah mereka menjadi hiperaktif mengunggah kegiatan sehari-hari. Seolah menggambarkan gaya hidup mereka yang mengikuti perkembangan zaman sehingga dianggap populer di lingkungannya.

Namun segala yang mereka unggah di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan sosial life yang sebenarnya. Ketika kalangan remaja mengunggah sisi hidupnya yang penuh dengan kesenangan, tidak jarang kenyataan dalam hidupnya penuh kesedihan.

Dampak Penggunaan Media Sosial

Seiring perkembangan zaman, kehadiran media sosial  menjadi semakin beragam. Sebagian orang menganggap perubahan ini memberikan dua dampak yaitu positif dan negatif.

Oleh karena itu, mengetahui dampak media sosial yang posistif dan negatif adalah hal penting agar kita dapat menggunakan media sosial dengan lebih bijak. Menurut Pakar Komunikasi (2016), berikut adalah dampak positif  penggunaan  media sosial, antara lain:

  1. Mempererat silaturahmi karena pengguna media sosial dapat berinteraksi dengan orang lain yang berjauhan tempat tinggalnya.
  2. Menambah wawasan dan pengetahuan karena banyak akun media sosial yang selalu membagi wawasan dan pengetahuan secara praktis.
  3. Menyediakan informasi yang tepat dan akurat berupa informasi bidang kesehatan, budaya, lowongan kerja, beasiswa dan lainya.
  4. Menyediakan ruang untuk berperan positif, saat ini sudah banyak digunakan oleh para tokoh agama, ulamaataupun motivator.
  5. Mengakrabkan hubungan pertemanan dalam pertemuan rapat atau yang lainnya.

Sedangkan dampak negatif penggunaan media sosial antara lain:

  1. Pada anak-anak dan usia remaja menjadi malas belajar karena lebih banyak berkomunikasi di dunia maya, khususnya “game online” atau menonton tayangan film lewat YouTube atau yang lainnya.
  2. Situs jejaring sosial akan membuat kaum remaja dan anak-anak lebih mementingkan diri sendiri.
  3. Dari segi bahasa tidak ada aturan tata bahasa dalam jejaring sosial sehingga bagi anak-anak dan remaja bisa menggunakan bahasa seenaknya seperti apa yang didapat dari media sosial.
  4. Situs jejaring sosial adalah lahan subur bagi “predator/pemangsa manusia dari kalangan anak-anak dan remaja untuk melakukan kejahatan.
  5. Pornografi telah merajalela di media sosial sehingga kaum remaja banyak yang terpengaruh.

Masih banyak orang yang tidak merasa bahwa penggunaan media sosial memiliki dampak negatif. Sering kita jumpai dalam suasana ibadah di masjid pengguna media sosial kurang konsentrasi mendengarkan khotib sedang berkotbah. Mereka justru asyik bermedsos di HP-nya, begitu juga dalam acara diskusi dan acara seremonial lainnya. Orang yang sudah kecanduan medsos lebih suka mengarahkan pandangan dan pikirannya kepada media sosial yang ada di HP-nya daripada mendengarkan acara-acara penting sedang berlangsung

Untuk mencegah dampak negatif dalam pengguaan media sosial di kalangan remaja, maka upaya yang perlu dilakukan adalah: para orang tua harus dapat membimbing, dan mengarahkan anak-anaknya kepada nilai-nilai yang positif serta menjauhi unsur-unsur yang negatif dalam dunia media sosial.

Di sisi lain, para pendidik di sekolah hendaknya dapat menjelaskan dampak positif dan negatif dari media sosial sehingga pelajar dan  mahasiswa  dapar berpikir ke arah yang lebih positif.

Peran pemerintah tidak kalah penting dan hendaknya dapat mengontrol para pelaku di dunia internet, jika terjadi pelanggaran terhadap aturan pemerintah, maka perlu diberi sanksi berupa denda secara material atau dicabut izin operasionalnya.

Dan perlu disadari bahwa di dunia ini antara kebaikan dan keburukan selalu ada, karena itu manusia hendaknya harus dapat menghindari hal yang buruk dan menjalankan yang baik dalam kata lain “Amar Makruf Nahi Mungar”.

Saran untuk kalangan remaja, sebaiknya dalam menggunakan media sosial harus bijak dalam menyebarkan atau mengunggah sesuatu. Jangan sampai konten yang disebarkan atau diunggah berdampak buruk terhadap masa depan diri sendiri maupun orang lain. Penggunaan bahasa yang santun juga diperlukan saat berkomunikasi di media sosial agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Media sosial bukan tempat berbohong, memaki, atau mempermalukan orang lain. Walaupun orang lain melakukan cyber bullying, tidak berarti kita perlu melakukan juga.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Penulis : Dra. Munziyatun

Editor : Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 571 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis