Pembelajaran Generasi Z – Generasi digital yang mendominasi penggunaan produk teknologi informasi digital oleh Prensky (2001) disebut sebagai digital native, atau penduduk asli digital, adapun di sisi lainnya terdapatdigital immigrant.
Digital native merupakan mereka yang dari masa kecil dibesarkan dalam lingkungan yang terkait dengan teknologi informasi digital.
Di sisi lain digital immigrant merupakan golongan generasi sebelumnya, yang pernah mengalami masa-masa evolusi mekanik dan elektronik analog, sehingga mereka menjadi pendatang atau imigran dalam masyarakat jejaring digital. Generasi Y (millennial) dan generasi Z termasuk dalam digital native.
Fenomena multitasking banyak terjadi pada generasi muda dengan potensi efek kognitif (Prensky, 2001). Penelitian Zwarun dan Hall pada Tahun 2014, menegaskan bahwa multitasking lebih banyak terjadi generasi muda.
Hampir 52% dari responden berusia 18-24 tahun melakukan aktivitas lain ketika diadakan survei tersebut. Beberapa penelitian tentang generasi digital juga dilakukan di Indonesia.
Menurut Ali pada Tahun 2017 yang meneliti tentang millennial nusantara menyatakan bahwa konsumsi internet generasi ini lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya.
Mereka menyukai situs dan media sosial yang bersifat hiburan seperti Youtube dan Instagram, dibandingkan generasi sebelumnya yang lebih banyak mengakses Facebook dan Twitter.
Meski sangat aktif di internet namun mereka tidak aktif dalam menyuarakan opini di media sosial yang sifatnya publik, namun lebih yang bersifat personal seperti Snapchat, Whatsapp, dan Line.
Dalam kajian mengenai generasi, perlu dilihat perbedaan kultural dari suatu tempat generasi itu berada. Kultur kedaerahan di Indonesia sangatlah kuat, sehingga tidak bisa menyamakan karakter dari generasi tersebut.
Lima Aspek Generasi Digital
Ada lima aspek dari generasi digital yang penting dipahami. Pertama, generasi digital mempunyai sifat komunal. Kedua, cenderung menyukai kesederhanaan.
Ketiga, memiliki personalitas yang ramah. Keempat, berpegang pada nilai-nilai kebijaksanaan. Kelima, generasi digital memegang kuat rasa kekeluargaan.
Karakteristik Generasi Z
Generasi Z adalah generasi teknologi. Mereka telah mulai mengenal internet dan web seiring dengan usia mereka sejak mereka masih kecil. Oleh karena itu generasi ini dikenal sebagai thesilentgeneration, generasi senyap dan generasi internet.
Bagi generasi Z informasi dan teknologi adalah hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan merek, karena mereka lahir dimana akses terhadap informasi, khususnya internet sudah menjadi budaya global. Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai, pandangan dan tujuan hidup mereka.
Bangkitnya generasi Z juga akan menimbulkan tantangan baru bagi praktek manajemen dalam organisasi, khususnya bagi praktek manajemen sumber daya manusia.
Pola Belajar Generasi Z
Pola belajar atau pembelajaran generasi Z sangat dekat dengan pemanfaatan teknologi dan internet. Dengan menggunakan IT atau digital learning akan sesuai dengan tuntutan pembelajaran generasi Z.
Melalui penggunaan IT itulah kecerdasan Intelektual mereka meningkat, dunia pengetahuan mereka menjadi sangat luas dalam usianya yang relatif muda.
Akan tetapi kecerdasan emosional – spiritualnya menurun drastis di banding dengan generasi Baby Boomer dan generasi X.
Sistem Pendidikan Generasi Z
Menghadapi tantangan abad 21 generasi Z harus dipersiapkan dengan baik melalui sistem pendidikan yang mantap dan tangguh, yakni sistem pendidikan yang bersifat flexibel, akomodatif dan berorientasi pada pembentukan karakter.
Sistem pendidikan yang bersifat flexibel, akomodatif dan berorientasi pada pembentukan karakter harus didukung oleh kurikulum yang juga harus flexibel, akomodatif dan berorientasi pada pembentukan karakter.
Kurikulum yang demikian mesti didukung oleh guru yang berkualitas tinggi. Guru harus mampu memfasilitasi peserta didiknya untuk merdeka belajar.
Dengan merdeka belajar dan didukung oleh guru penggerak, maka memungkinkan peserta didik untuk lebih giat dan dinamis menggali ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasisi internet.
Guru harus dapat berperan sebagai role models yang memiliki karakter yang baik sehingga layak dan pantas untuk ditiru, dicontoh dan diteladani peserta didiknya yakni generasi Z. (Gen Z).
Peran Guru pada Pembelajaran Generasi Z
Pembelajaran generasi Z ini harusnya lebih ditekankan pada produktifitas dan efisiensi penggunaan teknologi dalam prosesnya. Bagaimana guru sebagai pendidik mampu memasukkan muatan-muatan teknologi agar pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan.
Generasi Z sebagai generasi yang lahir dari perkembangan teknologi sudah tidak relevan lagi dengan sistem pembelajaran 5 atau 10 tahun yang lalu.
Guru harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran: penggunaan model, metode maupun media pembelajaran. (mfs)
Khusus Peserta Diklat!! Segera daftarkan diri Anda untuk mengikuti Diklat media pembelajaran. Diklat bersertifikat 64 JP: “Menjadi Guru Inovatif Mewujudkan Pembelajaran Interaktif dan Menyenangkan” akan dilaksanakan mulai tanggal 13-19 Mei 2022.
KLIK DI SINI UNTUK MENDAFTAR
Gabung grup Telegram Guru Cerdas Era Digital untuk mendapatkan informasi terkait dengan Diklat, Webinar/Seminar, Pelatihan, Workshop, Bimtek, Lokakarya, dan informasi terbaru di bidang pendidikan.
Bergabung Sekarang!