Kurikulum paradigma baru ini dalam pelaksanaan pembelajarannya cukup berbeda dibanding dengan kurikulum 2013. Pasalnya pada kurikulum paradigma baru ini guru diwajibkan melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterbutuhan siswa.
Guru dalam pembelajaran di kurikulum paradigma baru ini tidak dibebani dengan keharusan penggunaan pendekatan pembelajaran. Misalnya pada kurikulum 2013, guru wajib menggunakan pendekatan tematik di beberapa jenjang pendidikan.
Pada kurikulum paradigma baru, guru tidak lagi diwajibkan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik. Guru bisa saja menggunakan pendekatan pembelajaran lain meskipun pendekatan tematik masih boleh digunakan pada saat pembelajaran.
Hubungan dengan Jam Mengajar Guru
Dalam hal pembelajaran, guru harus menggunakan pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek ini bagi guru juga dapat menjadi tambahan jam mengajar apabila guru mengalami kekurangan jam mengajar akibat dari diberlakukannya kurikulum paradigma baru tersebut.
Pembelajaran berbasis proyek ditambah alokasi waktunya dalam kurun waktu satu tahun. Artinya secara keseluruhan, total jam pelajaran tetap sama meskipun sebagian besar jam mata pelajaran dikurangi.
Kabarnya, pembelajaran berbasis proyek wajib dilaksanakan minimal 2 kali dalam satu tahun. Melalui pembelajaran berbasis proyek, peserta didik dapat memaksimalkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan meningkatkan percaya diri.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran dalam kurikulum paradigma baru tidak bisa lagi dihindarkan dari pembelajaran berbasis proyek. Dalam hal ini guru harus memiliki kemampuan dalam mendesain pembelajaran berbasis proyek tersebut.
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) memiliki potensi yang sangat besar dalam memberikan pengalaman belajar. Pengalaman belajar yang tentunya lebih menarik dan lebih bermakna kepada peserta didik.
Project based learning ini dapat diterapkan dalam pembelajaran tatap muka maupun daring. Terdapat beberapa karakteristik pembelajaran berbasis proyek. Berikut diantaranya.
1. Karakteristik pembelajaran berbasis proyek
Terdapat beberapa karakteristik pada metode pembelajaran project based learning, antara lain adalah sebagai berikut.
- Centrality. Artinya proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.
- Driving question. Difokuskan pada pertanyaan atau masalah-masalah yang mengarahkan peserta didik untuk mencari solusi dan konsep atau prinsip suatu ilmu pengetahuan yang sesuai.
- Constructive investigation. Siswa membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara mandiri. Disini guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja.
- Autonomy. Pembelajaran berbasis proyek bersifat student centered learning. Dalam hal ini peserta didik bertindak sebagai problem solver dari masalah yang akan dibahas.
- Realism. Kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi sebenarnya atau situasi nyata.
Pembelajaran berbasis proyek dapat dikerjakan oleh peserta didik baik secara individu atau berkelompok. Melalui pembelajaran berbasis proyek ini guru dapat meminta peserta didik untuk mendesain sesuatu yang bisa membentuk dan meningkatkan kemampuan kreatif peserta didik.
2. Langkah dan strategi pembelajaran berbasis proyek
Secara umum terdapat beberapa tahapan pembelajaran berbasis proyek. Tahapan-tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut.
- menentukan pertanyaan mendasar;
- mendesain perencanaan projek;
- menyusun jadwal;
- memonitor peserta didik dan kemajuan projek;
- menguji hasil; dan
- mengevaluasi pengalaman.
Langkah atau tahapan tersebut dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kurikulum paradigma baru. Guru juga dapat menyesuaikan langkah-langkah tersebut dengan kondisi dan keterbutuhan pada pembelajaran.
Peran fasilitator dalam pembelajaran berbasis proyek menurut Khamdi adalah sebagai berikut:
- mengatur kelompok dan menciptakan suasana nyaman;
- memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman-temannya mendengarkan, dan seorang anggota yangbertugas mencatat informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi;
- memberikan materi pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok;
- memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self evaluation;
- menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan;
- memonitori jalannya diskusi, membuat catatan tentang berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar, dan menjaga agar proses belajar terus berlangsung, agar setiap tahapan dalam proses belajar dilakukan dalam urutan yang tepat;
- membimbing proses belajar dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat;
- mengevaluasi kegiatan belajar siswa, termasuk partisipasi siswa dalam kelompok; dan
- mengevaluasi penerapan pembelajaran berbasis proyek yang telah dilakukan
3. Keuntungan pembelajaran berbasis proyek
Dalam modul “Model-Model Pembelajaran” karya Ajat dan Eneng pada tahun 2022, terdapat beberapa keuntungan pembelajaran berbasis proyek, antara lain adalah sebagai berikut.
- meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
- meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
- membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
- meningkatkan kolaborasi.
- mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
- meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
- memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
- menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
- melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
- membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Desain Pembelajaran di Kurikulum Paradigma Baru
Terdapat beberapa komponen di kurikulum paradigma baru dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut komponen atau alur pembelajaran tersebut.
- Capaian pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) sebagai pengganti dari KI dan KD pada kurikulum sebelumnya. Dalam hal ini capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
- Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan suatu jabaran kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Dalam hal ini tujuan pembelajaran dapat dilaksanakan dalam satu kegiatan atau lebih.
- Alur tujuan pembelajaran
Alur tujuan pembelajaran merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis. Didesain menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase.
- Modul ajar
Modul ajar di kurikulum paradigma baru ini sebgai opsi perangkat ajar selain RPP. Definisi dari modul ajar itu sendiri merupakan sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematik dan menarik.
Penekanan pada Asesmen Formatif
Diklat gratis ini juga membahas tentang bagaimana implementasi pembelajaran di kurikulum 2022. Selama ini, kita mengenal ada tiga asesmen, yaitu assessment of learning, assessment for learning, dan assessment as learning. Berikut penjelasan dari masing-masing asesmen tersebut.
- Assessment of learning. Asesmen ini adalah asesmen yang dilakukan diakhir pelajaran. Biasanya dilaksanakan melalui Penilaian Akhir Semester (PAS) atau Penilaian Tengah Semester (PTS).
- Assessment for learning. Asesemen ini dilakukan dalam bentu penilaian ulang, perbaikan nilai atau remedial.
- Assessment as learning. Asesmen ini adalah penilaian dilakukan sesaat setelah pelajaran selesai. Artinya penilaian dilakukan dalam pertemuan pertemuan tersebut. Setiap kali guru masuk mengajar dalam 2×40 menit misalnya, harusnya di akhir ada penilaian asesmen untuk mengukur apakah tujuan pembelajaran tercapai atau belum.
Kondisi saat ini menurut data dari Kemdikbud, mayoritas guru hanya melakukan penilaian pada assesment of learning. Penilaian itu dilakukan hanya pada saat ulangan akhir atau ulangan tengah semester.
Pada kurikulum paradigma baru ini diharapkan pembelajaran nanti akan lebih condong penilaian assessment as learning dan assessment for learning. Penilaian yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pertemuan pada setiap pertemuan.
Penerapan Konsep Merdeka Belajar
Kurikulum paradigma baru pada praktiknya banyak menerapkan konsep merdeka belajar. Terlihat pada keleluasaan bagi peserta didik dan pendidik dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
1. Keleluasaan bagi peserta didik
Hal itu dibuktikan dengan adanya keleluasaan peserta didik di jenjang SMA dalam menentukan mata pelajaran yang disesuaikan dengan minat, bakat, dan aspirasinya. Selain itu, guru juga diberikan kebebasan dalam menentukan metode atau pendekatan pembelajaran.
2. Fleksibilitas bagi pendidik
Kurikulum paradigma baru ini penerapannya cukup fleksibel. Artinya guru dapat menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kondisi yang ada. Pembelajaran dapat dilaksanakan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan disesuaikan dengan konteks muatan lokal.
Guru sepenuhnya memiliki keleluasaan dalam memilih dan menetapkan metode atau pendekatan pembelajaran di kelas. Selain itu, guru juga tidak lagi diharuskan menggunakan pendekatan tematik pada pembelajaran jenjang PAUD dan SD. Dengan demikian pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dangan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Daftarkan diri Anda untuk mengikuti DIKLAT “Desain dan Implementasi Kurikulum Paradigma Baru di Satuan Pendidikan”. Semua mendapatkan sertifikat 64 JP dan nikmati juga fasilitas serta bonus lainnya.
Ayo tunggu apa lagi, daftarkan diri Anda sekarang juga. Klik disini untuk mendaftar!