Dampak Buruk Pembelajaran Daring bagi Anak Usia Dini

- Editor

Kamis, 17 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saat ini, kata daring sudah tidak asing lagi didengar oleh kalangan masyarakat. Daring merupakan akronim dari frasa “Dalam Jaringan”. Daring yang juga berarti online, sudah tentu dalam pelaksanaannya diperlukan sarana yang terhubung dengan jaringan internet.

Sementara itu pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat Indonesia untuk melakukan hampir seluruh kegiatan secara daring untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut, demikian juga untuk pembelajaran di sekolah. Mulai dari anak usia TK sampai orang dewasa melakukan kegiatan secara daring.

Dunia pendidikan saat ini sangat bergantung dengan kegiatan secara online terutama dalam proses pembelajaran. Kegiatan daring menjadi pilihan satu-satunya yang bisa dilakukan oleh pemerintah agar proses pendidikan di sekolah tetap bisa berlangsung.

Pembelajaran daring ini tidak bisa terlepas dari peran orang tua. Mendampingi anak merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan orang tua agar bisa menggunakan gawai ketika mengikuti kegiatan daring. Memfasilitasi anak dengan gawai untuk keperluan pendidikan juga menjadi salah satu keharusan yang harus dilakukan oleh orang tua. Teknis penggunaan gawai ketika kegiatan daring berlangsung juga penting agar kegiatan belajar anak berlangsung dengan baik.  

Pembelajaran daring hingga hari ini sudah berlangsung selama sekitar 2 tahun lamanya. Selama itu, bagaimana pengaruhnya terhadap anak? Ternyata banyak pengaruh atau dampak buruk yang ditimbulkan. Dampak tersebut dirasakan langsung oleh orang tua dan tentu saja oleh anak.

Ketika bersama gawai, terkadang anak menjadi lupa dengan apa yang sedang mereka lakukan. Berbagai layanan yang diberikan dalam jaringan internet tentu membuat anak betah berlama-lama berselancar di berbagai aplikasi. Hal inilah yang harus diwaspadai oleh orang tua karena akan berpengaruh bagi kesehatan anak, terutama bagi mata. Perlu diketahui bahwa menatap layar gawai dalam waktu yang lama dapat mengganggu kesehatan mata terutama dalam penglihatan.

Terkadang karena terlalu asyik bermain secara online, anak juga menjadi lupa dengan waktu dan kewajiban yang harus dilakukan di rumah. Penurunan kemampuan bersikap sosial dengan lingkungan pun menjadi ancaman yang besar bagi anak-anak ketika mereka mulai asyik dengan gawainya masing-masing. Artinya, jika kegiatan daring seperti ini dilakukan secara terus menerus tanpa adanya pengawasan kepada anak, tentunya akan sulit  untuk mengendalikan emosi si anak terhadap kegiatan daring.

Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan. Obesitas menjadi salah satu ancaman bagi kehidupan anak, karena kegiatan daring secara terus menerus mencegah anak  bergerak di lingkungan rumah maupun di luar rumah.

Namun di sisi lain, kegiatan daring ini juga bisa memberikan manfaat yang besar apabila dilakukan dengan tepat. Misalnya, anak akan mendapat kemudahan untuk menambah pengetahuan melalui internet. Pasalanya, anak-anak jarang bertemu dengan guru. Dengan sistem daring, kegiatan belajar bisa menjadi lebih mudah karena bisa dilaksanakan di mana saja dan kapan saja. Pengoperasian alat elektronik terutama komputer akan membuat anak mampu mengoperasikan teknologi sejak dini. Tentu saja ini akan menjadi sebuah kemajuan bagi dunia pendidikan terutama dalam pengenalan teknologi dan informasi.

Melihat dua sisi tersebut, peran orang tua begitu besar bagi anak. Orang tua hendaknya dapat membantu menghindarkan anak dari sisi negatif dari kegiatan daring. Jika kita bijak menggunakan layanan online, tentunya tetap akan memberikan manfaat tidak hanya bagi anak, tetapi juga bagi dunia pendidikan.

Ditulis oleh Ni Putu Amirah, S.Pd, Guru SD Bali Public School

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis