Seperti kata pepatah, semua ada waktunya. Saat ini, era milenial yang mendominasi populasi di masyarakat sudah mulai digantikan oleh generasi selanjtunya. Generasi ini biasa disebut dengan Gen Z.
Generasi tersebut terdiri dari orang-orang yang lahir antara tahun 1995 dan 2010. Saat ini, rentang usia generasi tersebut adalah 12 hingga 27 tahun.
Dengan populasi Gen Z yang semakin mempengaruhi kehidupan masyarakat, banyak yang memberi label dan ciri yang menggambarkan perilaku dan sifat Gen Z. Baik label positif maupun negatif yang sering dikaitkan dengan Gen Z.
Di sisi lain, banyak orang yang beranggapan bahwa generasi ini adalah generasi yang beragam. Mengapa demikian? Dengan pesatnya kemajuan teknologi dan informasi pada era ini, generasi sekarang ini dapat terus menggali kreativitas dalam diri mereka untuk memberikan inovasi dan mencapai tujuan akhir kesuksesan bagi banyak khalayak.
Gen Z adalah orang-orang yang harus cepat beradaptasi dengan kemajuan zaman, termasuk teknologi, agar tidak ketinggalan di tengah arus globalisasi. Hal ini akan menjadikan Gen Z sebagai pribadi yang harus “serba bisa” dengan berbagai keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dunia.
Generasi Z sendiri memiliki beberapa fakta menarik yang bisa menjelaskan karakter Generasi Z hingga dianggap “serba bisa”.
PEMBELAJARAN DIGITAL BAGI GENERASI Z
Menurut Kenji Kitao (1998, dalam Munir, 2017), setidaknya ada 3 potensi atau fungsi pembelajaran digital yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai alat komunikasi, alat mengakses informasi, dan alat pendidikan atau pembelajaran.
- Potensi Alat Komunikasi
Pemanfaatan digitalisasi dalam pembelajaran dapat membantu berjalannya proses belajar mengajar dengan baik. Misalnya, dapat berkomunikasi dengan menggunakan e-mail, atau berdiskusi melalui chatting maupun virtual meeting.
- Fungsi Suplemen
Fungsi sebagai suplemen (tambahan) adalah peserta didik mempunyai kebebasan dalam memilih untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Disini peserta didik tidak memiliki kewajiban atau keharusan untuk akses materi pembelajaran elektronik.
Meskipun materi pembelajaran elektronik berfungsi sebagai suplemen, tetapi apabila dimanfaatkan dengan baik tentu saja peserta didik akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
Peran pengajar disini adalah untuk terus mendorong, menggugah, atau menganjurkan para peserta didiknya dalam mengakses materi pembelajaran elektronik yang telah diberikan.
- Belajar dari Eksperimen.
Pada era digital ini peserta didik lebih suka belajar sambil mengerjakan (learning by doing) dibanding diberitahu apa yang harus dilakukan atau disuruh membaca buku.
Mereka secara mandiri dapat menggunakan berbagai perangkat TIK dan menjelajahi Internet untuk mempelajari sesuatu yang baru, mencari teman baru, membuat album foto sendiri, atau mempelajari alat baru untuk blogging dan lain sebagainya. Mereka menikmati belajar melalui penemuan diri dan mengambil inisiatif untuk mempelajari alat-alat baru.
Halaman Selanjutnya
Metode Pemilihan Media Pembelajaran dan pendaftaran seminar nasional..
Halaman : 1 2 Selanjutnya