Oleh Ai Herlina
Mengajar di SD Negeri Cilengo
Dunia pendidikan kembali dihebohkan dengan adanya kejadian kekerasan oleh pelajar yang terjadi akhir-akhir ini. Di mana pada hari Sabtu tanggal 4 Maret 2023 kemarin, sekitar pukul 11 siang, terjadi tindakan kekerasan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang pelajar yang dilakukan oleh pelajar tingkat SLTP. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum pelajar tersebut tentu saja sangat mencoreng dunia pendidikan kita.
Sebagai seorang guru, tentunya kita patut merasa prihatin terhadap perilaku siswa yang sangat tidak pantas tersebut. Selama ini kita telah berusaha memberikan pendidikan terhadap anak-anak didik kita dengan harapan mereka akan tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berakhlak mulia.
Namun dengan kejadian ini, kita perlu banyak merenung kembali, apa sebenarnya yang salah dengan dunia pendidikan kita. Tentu saja hal tersebut bukanlah kesalahan salah satu pihak saja.
Banyak faktor yang menyebabkan terkait terjadinya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pelajar, di antaranya adalah faktor psikologis dan lingkungan—meliputi lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan sekitar yang lainnya.
Tidak ada cara paling efektif untuk menanggulangi kekerasan pelajar kecuali adanya koordinasi yang baik, sinergitas antara pihak keluarga, sekolah, dan juga pemerintah. Masalah ini merupakan tanggung jawab bersama, yakni untuk lebih mengawasi anak-anak kita dalam bergaul.
Pengawasan utama dapat dimulai dari keluarga, yang harus memberikan perhatian khusus terhadap anak-anaknya. Orang tua harus tahu bagaimana kelakuan anak-anaknya di luar rumah, dengan siapa mereka bergaul, serta kegiatan apa saja yang harus diikuti di sekolahnya. Dengan pengawasan tersebut, mungkin sedikitnya akan mengurangi kegiatan anak yang kurang pantas dilakukan oleh seorang pelajar.
Namun di samping pengawasan, orang tua juga harus dapat memberikan kasih sayang yang dibutuhkan oleh anak, memberikan perhatian, menyediakan waktu bersama, dan menciptakan komunikasi yang baik.
Sementara itu bagi sekolah sebagai instansi pendidikan anak-anak, sebaiknya juga berperan aktif dalam memperhatikan aktivitas-aktivitas siswa. Sudah waktunya sekolah memperbanyak kegiatan yang bersifat positif yang menarik.
Tidak salah apabila sekolah banyak mengadakan kegiatan ekstrakurikuler demi menyalurkan bakat dan minat siswa, seperti kesenian, olahraga, pramuka, kerohanian, dan sebagainya. Sehingga anak-anak tersebut dapat mengembangkan potensi diri sesuai dengan bakat dan minatnya.
Tak kalah penting pihak sekolah harus tetap menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa sehingga antara guru dan wali siswa ada ikatan erat demi kemajuan anak-anak didik.
Mari kita bersama-sama mengajar dan mendidik anak, membekali mereka dengan ilmu pengetahuan yang dilandasi dengan rasa penuh kasih sayang. Tanamkan akhlak yang mulia dengan cara memberikan contoh atau teladan yang baik demi tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana yang dicita-citakan oleh bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara yaitu mencapai manusia yang merdeka, manusia yang bahagia, serta selamat di dunia dan di akhirat. (*)