Pada masa pandemi ini, proses pembelajaran tak semudah seperti dahulu saat pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka di dalam kelas. Banyak sekali rintangan yang harus dihadapi oleh guru, siswa, dan orang tua siswa.
Pembelajaran di masa pandemi ini, menjadikan aktivitas belajar mengajar mengalami ketergantungan pada alat teknologi berupa ponsel atau sejenisnya. Meskipun pembelajaran dapat dilakukan secara daring, namun komunikasi antar guru dan siswa sangat terbatas. Komunikasi yang terjalin hanya sebatas virtual dan itu terkadang tidak efektif untuk menyampaikan sebuah pembelajaran pada siswa.
Di sekolah kami, siswa-siswi mayoritas dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Sehingga hal tersebut dapat memberikan pengaruh pada keberhasilan belajar siswa secara online.
Wali murid rata-rata bekerja berangkat pagi pulang sore atau hingga malam. Dengan keadaan seperti itu, tak jarang siswa-siswi belajar online di rumah tanpa pendampingan orang tua. Sementara itu peran orang tua dalam memberikan pendampingan dalam pembelajaran jarak jauh sangat krusial.
Kuota akses internet pun bisa menjadi salah satu kendala dalam proses belajar siswa. Bahkan ada beberapa siswa yang tidak mempunyai ponsel. Untuk mengatasi masalah ini, guru harus rela mendatangi rumah siswa satu per satu untuk sekedar mengirim atau mengambil tugas mereka. Bisa dibayangkan jika dalam satu kelas terdapat 30 siswa, berapa energi dan waktu yang dibutuhkan guru untuk melakukan itu?
Kerja sama antar guru dan wali murid merupakan hal yang sangat penting untuk mensukseskan pembelajaran daring di masa pandemi ini. Namun fakta yang sering terjadi adalah kerja sama tersebut tak dapat terjalin dengan baik. Alasannya, karena wali murid sibuk bekerja.
Semua masalah yang terjadi dalam pembelajaran daring ini dapat membuat motivasi belajar anak menurun. Ujungnya, mereka lebih memilih bermain daripada harus belajar. Mereka kemudian asyik dengan dunia bermain tanpa adanya kontrol dari orang tua. Sehingga jarang sekali mereka mengikuti pembelajaran online atau sekedar membuka grup pembelajaran yang dibuat untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Meski demikian, proses kegiatan belajar mengajar secara daring terus berjalan meskipun tertatih-tatih. Guru tetap berusaha melakukan evaluasi setelah sekian lama melakukan pembelajaran daring.
Kesimpulan yang didapatkan dari evaluasi tersebut, pembelajaran daring yang dilakukan selama pandemi ini masih berjalan berjalan satu arah. Artinya, pembelajaran tersebut tidak interaktif seperti yang diharapkan. Selain itu, banyak sekali dijumpai masalah dalam pembelajaran mulai dari tugas siswa yang tidak dikerjakan sendiri dan lain sebagainya.
Kendala-kendala tersebut sangat sulit untuk diatasi. Apalagi jika kendala tersebut berkaitan dengan kondisi ekonomi orang tua siswa. Maka guru pun tak dapat memberikan bantuan yang berarti.
Ditulis oleh Lilis Setiowati,S.Pd.SD (Guru SDN Denasri Wetan 03)