Kurikulum Merdeka Bisa Mengurangi Stres – Kurikulum Merdeka yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) diyakini memiliki banyak keunggulan dari kurikulum sebelumnya. Banyak pihak juga meyakini bahwa Implementasi Kurikulum Merdeka mampu mengurangi beban dan tekanan yang selama ini dirasakan oleh guru dan siswa.
Sekarang ini, terdapat banyak sekolah yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Peluncuran Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia yang mengalami ketertinggalan dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia. Selain itu, peluncuran Kurikulum Merdeka juga bertujuan untuk memulihkan pembelajaran akibat adanya pandemi Covid-19.
Asumsi yang terdapat dalam Kurikulum Merdeka adalah kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan secara merdeka, tidak ada tekanan, dapat membangun karakter, serta guru dan siswa harus merasa senang.
Dengan dasar-dasar tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuat beberapa perubahan dari kurikulum sebelumnya, seperti mengganti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dengan ujian yang diselenggarakan oleh pihak sekolah melalui Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan survei karakter.
Pelaksanaan ujian untuk menilai siswa tidak harus terpaku pada pelaksanaan ujian nasional yang telah dilaksanakan selama beberapa tahun terakhir. Namun, ujian sekolah juga dapat dilaksanakan dalam bentuk tes kompetensi tertulis ataupun bentuk penilaian lain yang lebih komprehensif seperti portofolio dan penugasan oleh guru.
Dengan begitu, siswa tidak akan merasa tertekan saat dirinya berada di kelas 6 SD, 9 SMP, dan 12 SMA/SMK. Meskipun USBN tidak diselenggarakan, hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan siswa untuk bermalas-malasan karena dalam Kurikulum Merdeka, pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan student based learning atau pembelajaran berfokus kepada siswa yangmana siswa dituntut untuk aktif dan kreatif.
Dalam penerapan kurikulum sebelumnya, guru dituntut untuk membuat RPP secara detail dengan banyak poin yang harus dikerjakan dan RPP tersebut dibuat dengan jumlah halaman yang begitu banyak, maka berdasarkan Surat Edaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2019 diputuskan bahwa pembuatan RPP dalam Kurikulum Merdeka akan dilakukan penyederhanaan.
Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA tidak ada program peminatan untuk masuk ke jurusan IPA, IPS, atau Bahasa. Siswa diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan bakat dan minatnya. Dengan tidak adanya peminatan diharapkan dapat membuat siswa tidak terbebani untuk belajar karena siswa dapat memilih mata pelajaran yang mereka minati dengan bantuan dan pengarahan dari guru.
Halaman Berikutnya
Selain itu, Kurikulum Merdeka bisa mengurangi stres..
Halaman : 1 2 Selanjutnya