Oleh Ratnawari
Guru Matematika SMK Negeri 1 Kota Bengkulu
Matematika memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Matematika bukan pelajaran tentang hitung menghitung saja. Lebih dari itu, kita bisa belajar tentang arti keadilan dan keseimbangan dari konsep Matematika.
Matematika adalah salah satu akar dari seluruh bidang ilmu termasuk ilmu kehidupan. Karena itu, tidak aneh apabila pelajaran Matematika selalu ada mulai dari level pendidikan terendah sampai dengan pendidikan tertinggi.
Banyak hal dari Matematika yang sebenarnya memberikan pembelajaran dasar yang sejatinya aplikatif dalam kehidupan kita, salah satunya dari konsep Persamaan dan Pertidaksamaan Matematika. Namun disayangkan, banyak orang terutama pelajar atau peserta didik yang tidak memahami akan hal ini. Justru ketika mereka belajar mata pelajaran tersebut banyak mengerutkan kening karena menganggap terlalu sulit dan tidak penting.
“Matematika adalah mata pelajaran yang membuat kepala Pusing.” Pernyataan seperti itu mungkin sudah sering kita dengar. Bahkan mungkin kita sendiri adalah salah satu orang yang pernah bahkan sering mengatakannya. Sehingga memicu kemalasan untuk belajar Matematika.
Banyak faktor yang menimbulkan kenapa pernyataan seperti di atas sering muncul dari para pelajar. Tidak sepenuhnya salah siswa, namun bisa jadi juga karena ketidakkemampuan guru dalam mengemas materi dengan menarik; guru tidak menyampaikan serta memberikan contoh yang riil dan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh peserta didik.
Nah, berikut ini adalah salah satu materi yang sederhana tapi seringkali dianggap sulit oleh para siswa. Di samping itu, jika digali lebih dalam pada materi ini secara tidak disadari ada pembelajaran luhur di dalamnya tentang keadilan: yaitu pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Matematika.
Dalam konsep tersebut ada dua ruas yang dipisahkan oleh tanda sama dengan (=) atau tanda pertidaksamaan (<,>,≤dan≥) di mana kedua ruas akan bernilai benar jika dioperasikan dengan benar.
Contoh: Tentukan nilai x dari pernyataan Matematika berikut:
2x+3= -3x-7
Dari soal Persamaan tersebut nilai x yang memenuhi syarat adalah -2, biasanya guru akan memberikan penjelasan yaitu mengumpulkan semua yang bervariabel x di sebelah kiri sama dengan dan yang tidak mengandung variabel di sebelah kiri sama dengan dengan cara memindahkan -3x ke kiri dan +3 ke kanan seperti berikut ini :
2x+3 = -3x-7
2x+3x= -7-3
5x =-10
x =-10/5
x =-2
Dalam menyelesaikan persoalan tersebut memang tidak salah tapi ada hal luput dari perhatian guru, yaitu untuk menyampaikan konsep dasar Matematika yang notabene mengajarkan makna keseimbangan dan keadilan.
Dalam menyelesaikan masalah tersebut, tidak seharusnya guru memberikan penjelasan memindahkan angka -3x dan + 3 tapi menghilangkan dengan cara menambahkan +3x di ruas kanan dan ruas kiri. Inilah keadilan, dalam arti ketika kita menambahkan sesuatu di sebelah kanan maka di sebelah kiri pun kita perlu lakukan hal yang sama agar persamaannya selalu seimbang.
Demikian juga ketika kita menambahkan -3 di ruas kiri sama dengan maka di ruas kanan pun kita lakukan hal yang sama sehingga barulah didapatkan bentuk seperti berikut:
2x+3x= -7-3
5x=-10
x =-10/5
x =-2
Jadi, bukan memindahkan yang kesannya mengambil hak (yang berkonotasi negatif) tapi melakukan penambahan dan pengurangan di kedua sisi.
Para guru sering melakukan hal tersebut di atas dengan alasan kepraktisan dan kecepatan yang tentu saja bukan hal yang salah, namun fatal kalau konsep sesungguhnya tidak ditanamkan. Sehingga peserta didik akhirnya kehilangan makna luhur dari persoalan sederhana itu.
Silahan peserta didik diajarkan trik atau tips menyelesaikan soal Matematika secara cepat dan praktis, tapi tidak seharusnya menghilangkan esensi pembelajaran dan pendidikan. Artinya peserta didik harus dijelaskan terlebih dahulu langkah-langkah sistematisnya secara utuh dan menjelaskan makna luhur yang terkandung di dalamnya.
Ketika peserta didik sudah menemukan makna itu dan tertanam dalam dirinya, barulah guru boleh memberikan alternatif kepraktisan karena ketika peserta didik menemukan ada nilai baik atau pembelajaran luhur dalam Matematika maka peserta didik akan menyadari bahwa belajar Matematika ternyata bukan melulu soal hitung menghitung namun juga punya makna yang lebih dalam yang akan menjadikan dirinya sebagai manusia sejati. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.