Praktik Baik I Dewa Gede Trinandita:  Menjadikan Sekolah sebagai Sumber Belajar dan Pendidikan

- Editor

Kamis, 4 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh I Dewa Gede Trinandita, S.Pd. 

Guru SMP Negeri 2 Banjarangkan

Sebagai tempat belajar, maka sekolah semestinya mampu menjadi tempat belajar yang sesungguhnya bagi peserta didik. Belajar tidak selalu dilakukan saat siswa berada di dalam ruang kelas saja, namun siswa sudah wajib mendapatkan layanan pendidikan ketika mereka memasuki gerbang  sekolah. Ketika kaki mereka sudah memasuki halaman sekolah, maka semestinya mereka sudah menemukan bahwa ada banyak hal yang bisa menjadi bahan belajar bagi mereka. Mengingat tugas guru bukan hanya mengajar tapi juga memberikan Pendidikan.

Untuk menciptakan hal tersebut maka sekolah wajib menyiapkan kegiatan harian yang dapat menciptakan pengalaman belajar bagi segenap peserta didik. Tentu semua itu akan menjadi bekal mereka, kelak ketika mereka sudah harus terjun di masyarakat.

Di SMP Negeri 2 Banjarangkan terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan siswa sehari-hari di mana kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana belajar mereka. Kegiatan itu berupa kegiatan harian yang harus siswa laksanakan sehari-hari sebelum mereka memasuki ruangan kelas untuk menerima pelajaran dari Bapak dan Ibu guru. 

Setiap hari Senin, misalnya, siswa mengikuti kegiatan pembentukan karakter berbangsa dan bernegara serta menanamkan sikap cinta dan bangga berbangsa Indonesia. Pelaksanaan upacara bendera adalah salah satu bentuk pendidikan tersebut, yang bukan saja membentuk kedisiplinan tetapi mampu menumbuhkan sikap bela negara dan rasa nasionalisme sebagai warga negara Indonesia.

Ada juga pelaksanaan persembahyangan bersama yang selalu dilakukan di halaman sekolah bersama-sama setiap hari sebelum kegiatan belajar. Ini juga merupakan proses pendidikan yang mengajarkan pada siswa untuk selalu ingat berdoa dan bersyukur atas karunia Tuhan. 

Untuk menunjang literasi siwa, setiap hari Selasa diadakan program SiLa (Literasi Selasa). Siswa diajak duduk bersama di halaman sekolah selama kurang lebih 20 menit untuk membaca bersama dengan membawa bahan bacaan sendiri dari rumah. Bahan bacaan bisa berupa majalah pendidikan, koran, bahkan guntingan artikel, atau buku pelajaran yang mereka siapkan. Di dalam kegiatan ini juga dirangkai dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan intisari yang mereka baca. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan minat membaca siswa dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan gagasan serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi. 

Kemudian setiap hari Rabu ada kegiatan yang diberi nama RaSe (Rabu Sehat). Dalam kegiatan ini, sebelum memasuki ruangan belajar di pagi hari, siswa dan seluruh warga sekolah diajak untuk melakukan senam ringan untuk menjaga kebugaran tubuh. Hal ini terbukti berdampak pada peningkatan semangat dan kebugaran tubuh siswa untuk mengikuti pembelajaran. 

Di hari Kamis ada satu program Krama Bali (Kamis Rahina Mabusana dan Mabasa Bali), yaitu suatu hari di mana seluruh siswa termasuk semua warga sekolah menggunakan busana adat Bali. Praktik ini juga merupakan pelaksanaan Pergub (Peraturan Gubernur) Bali No. 30 Tahun 2019. Hal ini diharapkan dapat menjadikan siswa untuk mencintai adat dan budayanya serta melestarikannya. Tentu hal ini selaras dengan tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan peradaban bangsa. Salah satunya adalah dengan melestarikan adat dan budaya lokal.

Di hari Jumat ada program yang diberi nama JuBer (Jumat Bersih), yaitu program untuk mengajak siswa membersihkan sekolah. Di hari ini para siswa diberi porsi lebih untuk menanamkan kepada seluruh warga sekolah untuk memperhatikan dan membersihkan lingkungan sekolah secara bersama-sama. Walaupun sebenarnya pembersihan lingkungan sekolah secara umum juga telah diatur setiap harinya sesuai piket kelas dan piket Lokasi. Piket kelas bertugas untuk membersihkan ruang kelas agar bersih dan nyaman. Piket lokasi bertugas untuk membersihkan satu lokasi tertentu di lingkungan sekolah. Mengingat luasnya halaman sekolah, maka petugas piket ini dibagi sehingga semua tempat ada yang bertanggung jawab dalam menjaga serta memelihara kebersihannya. Hal ini tentu memberi harapan agar mereka bertanggung jawab dan memahami pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan. Harapan lainnya, tentu hal tersebut agar mampu diterapkan ketika siswa ada di rumah. 

Program kegiatan di atas memberi cerminan bahwa sekolah, di samping memberi pengajaran juga harus dapat memberi layanan Pendidikan. 

Pelaksanaan program di atas itu sudah terlaksana sebelum Covid-19 melanda negeri ini, yakni saat pembelajaran belum terkendala oleh pandemi Covid-19. Saat ini ketika pembelajaran sudah mulai tatap muka lagi,  praktik yang disebutkan di atas masih terlaksana dengan penyesuaian karena situasi dan kondisi. Namun demikian hal tersebut masih relevan kita cermati dan jadikan sebagai sebuah pemantik praktik baik lainnya yang bisa dikembangkan. 

Beberapa praktik baik yang tersampaikan di atas hanyalah sebagian kecil. Masih banyak praktik baik yang secara individu dari seorang guru. 

Ketika saat ini sudah dilaksanakan Kurikulum Merdeka maka seorang guru perlu memperhatikan penerapan Profil Pelajar Pancasila pada siswa. Intinya praktik baik yang dikembangkan tentu harus relevan dengan amanat dan cita-cita pendidikan nasional. Di antaranya, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif. 

Semua itu dapat dijadikan dasar untuk memberi layanan terbaik dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru.  Sejatinya  sekolah harus menjadi sumber belajar bagi seluruh peserta didik. Artinya ketika kaki siswa sudah melangkah ke lingkungan sekolah,  peserta didik sudah harus mendapatkan sesuatu yang dapat dipelajari dan menjadi pelajaran yang berarti untuk hidup mereka kelak di kemudian hari. Di samping menjadi tempat pembelajaran, sekolah juga harus menjadi tempat memperoleh pendidikan. Keseimbangan Pembelajaran dan Pendidikan inilah yang dapat mengantarkan siswa pada peningkatan kesejahteraan hidup. (*)

NOTE: Tulisan ini juga dipublikasikan dalam format buku antologi “Praktik Baik”—yang berisi kisah dan pengalaman terbaik para guru dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam proses mendidik siswa. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 51 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru