Ditulis oleh Andi Hazizah Al Jufri, S.Pd,. Gr.
Sekarang mengajar di SDN 178 Tuban, Luwu Timur, Sulawesi-Selatan.
Saya pernah menjadi guru honorer hingga akhirnya terangkat menjadi ASN PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) di SD Negeri sebagai guru kelas 2. Untuk mencapai posisi ini memang tidak mudahAda begitu banyak cobaan dan ujian kesabaran yang harus saya lewati.
Ketika masih menjadi honorer, saya mengabdikan diri di Taman Kanak-Kanak selama 17 tahun. Itu bukan waktu yang singkat dalam menempuh jalan perjuangan.
Saya pernah ikut tes CPNS tahun 2019 namun hanya lolos di tahan SKD. Tapi saya tidak pernah berhenti belajar dan tetap terus menambah ilmu agar saat tes lagi saya sudah siap. Akhirnya ketika ada pendaftaran PPPK tahun 2020, saya beranikan diri untuk ikut mendaftar walaupun saya harus bersaing dengan guru sertifikasi yang sudah dipastikan bakal lulus seratus persen, karena status mereka sudah sebagai guru profesional.
Saya mendaftar secara online. Ada banyak saingan karena peserta yang ikut membludak. Tapi saya tidak berkecil hati dan tetap bertekad untuk mengikuti tes.
Saya belajar mati-matian terus menambah pengetahuan dan ilmu. Sebab saya tahu kalau CPNS dan PPPK dipastikan susah soal-soalnya dan harus benar-benar teliti mengerjakan setiap soal. Kita harus harus memaksimalkan waktu sebaik-baiknya.
Ketika tiba waktu tes, dengan hati yang penuh keyakinan, inilah jalan saya untuk menggapai impian dan cita-cita saya menjadi abdi negara. Saya harus yakin dengan diri saya sendiri bahwa kali ini saya pasti akan lulus.
Setelah mengikuti tes selama dua jam dan melihat hasilnya, saya berada di peringkat kedua dari semua peserta di ruangan saya. Namun demikian, saya masih harus bersaing lagi dengan guru sertifikasi yang mendapat tambahan nilai seratus persen
Saat pengumuman kelulusan, saya dinyatakan lulus dan memenuhi ambang batas (passing grade) dengan nilai murni, juga mendapatkan tambahan nilai dari faktor umur. Setelah itu saya masih harus bersabar karena saya tidak mendapatkan penempatan di sekolah negeri—karena ada guru honorer yang lulus dari sekolah di mana tempat saya mendaftar. Sehingga saya harus menunggu lagi hingga ada penempatan di sekolah negeri yang lainnya.
Setahun saya menunggu kabar penempatan. Akhirnya penantian itu berbuah manis, saya mendapatkan penempatan untuk menggantikan guru yang telah pensiun di SD Negeri yang yang berjarak 10 KM dari tempat saya tinggal, saya pun sangat senang dan terharu. Akhirnya segala yang saya usahakan dan impikan kini jadi kenyataan.
Saya pun bersedia di tempatkan di SD Negeri tersebut. Meskipun latar belakang saya 17 tahun mengabdikan diri sebagai tenaga honorer di Taman Kanak-Kanak, namun saya siap di tempatkan di mana saja. Di manapun saya ditempatkan, saya tetaplah seorang guru yang harus selalu bisa dan siap mengajarkan ilmu dan mendidik generasi bangsa.
Dan kini saya menjalani tugas dan tanggung jawab saya sebagai guru ASN, kini saya pun bangga atas segala hasil kerja keras dan pengabdiaan saya selama ini. Segelanya berbuah manis.
Saya yakin kalau segala hal yang indah itu membutuhkan proses. Dan segala sesuatu yang diperjuangkan dan mungkin tidak bisa diraih dengan instan. Apa yang saya raih saat ini bukanlah hal yang mudah, semua membutuhkan proses. Saya sangat mensyukuri dan menikmati profesi saya sehingga menjadi guru ASN.
Kini saya juga sudah menjadi guru yang memiliki sertifikat pendidik, setelah mengikuti PPG di Universitas Negeri Makassar selama 3 bulan. Ini semua tidak lepas dari segala doa dan usaha untuk bisa menjadi guru ASN dan guru bersertifikasi.
Setelah mendapatkan itu semua, saya berjanji tidak akan pernah mau berhenti belajar untuk terus menambah pengetahuan. Saya akan selalu menjadi guru pembelajar sepanjang hayat.
angan lupa bagikan jika bermanfaat. Baca Berita dan Artikel Terbaru NaikPangkat.com di Google New