Tahapan proses penerapan pembelajaran berdiferensiasi dilakukan setelah pendidik melakukan tahapan awal atau persiapan. Mengetahui tahapan proses ini menjadi penting agar guru dapat melakukannya secara baik dan benar.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan mempertimbangkan perbedaan peserta didik dalam menyerap dan memproses informasi. Dalam penerapannya, pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan melalui serangkaian tahapan yang saling terkait, berkesinambungan, dan berulang, yang menciptakan sebuah siklus proses. Dalam artikel ini, akan dijelaskan tahapan-tahapan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi.
Berikut merupakan tahapan proses penerapan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah.
1. Melakukan Asesmen Diagnostik
Proses pembelajaran berdiferensiasi diawali dengan tahapan asesmen diagnostik. Asesmen diagnostik merupakan tahapan yang paling mendasar dilakukan dalam sebuah proses pembelajaran yang berdiferensiasi. Tahapan ini merupakan langkah awal dalam memahami kebutuhan belajar peserta didik secara individual.
Sayangnya, tahapan asesmen diagnostik seringkali absen dalam praktik pembelajaran di kelas selama ini. Asesmen terlalu menitik beratkan pada asesmen terhadap capaian hasil belajar. Pembelajaran di kelas dilakukan tanpa mempertimbangkan kondisi awal peserta didik, sehingga penerapannya sering kali menggunakan pendekatan one-size-fits-all atau satu untuk semua.
Hasil asesmen diagnostik ini memberikan manfaat bagi peserta didik, guru dan bahkan orangtua. Manfaat asesmen diagnostik antara lain:
- Menyediakan umpan balik yang deskriptif dan akurat bagi peserta didik, dari sini guru bisa menentukan pada area mana yang butuh perbaikan dan pada area mana yang butuh tantangan lebih lanjut;
- Menyediakan informasi dasar bagi guru untuk menentukan penyesuaian level tantangan pada aktivitas pembelajaran, dan konsep mana yang perlu diajarkan ulang, atau konsep mana yang perlu diajarkan langsung; dan
- Menyediakan informasi bagi orangtua untuk memberikan dukungan belajar yang tepat selama di rumah.
2. Menganalisis Kurikulum
Untuk memastikan terlaksananya prinsip teaching at the right level, dimana peserta didik mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan profil belajarnya, sejalan dengan asesmen diagnostik, perlu pula dilakukan analisis kurikulum.
Berdasarkan kurikulum yang dipilih sekolah, antara lain; kurikulum nasional, kurikulum dalam kondisi khusus, atau kurikulum mandiri, guru dapat merumuskan tujuan belajar dengan menyesuaikan hasil asesmen diagnosis dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari kurikulum yang dipilih.
Halaman berikutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya