Kabar gembira untuk para guru bahasa daerah. Pasalnya tahun ini Kemendikbud akan memperluas jangkauan program revitalisasi bahasa daerah.
Revitalisasi bahasa daerah ini akan menyasar generasi muda yang sedang menempuh pendidikan di sataun pendidikan dasar dan menengah. Program ini diusung oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang berada dibawah naungan Kementrian Pendidikan, Riset dan Teknologi.
Program tersebut telah diinisiasi sejak tahun 2021. Pada tahun 2021 jangkaunnya hanya baru menakup tiga provinsi saja dan lima bahasa daerah. Bahasa daerah yang mendapatkan rveitalisasi kala itu antaralain bahasa Jawa, Sunda, Makassar, Toraja dan Bugis.
Menurtu Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, Endang Aminudin Aziz, kelima bahas tersebut merupakan bahasa besar. Akan tetapi saat ini bahasa-bahasa tersebut tengah terancam punah.
Lebih lanjut terkait program tersebut, pada tahun 2022 sebanyak 30 bahasa daerah yang tersebar di 13 provinsi diupayakan agar direvitalisasi. Adapun bahasa-bahasa yang tercakup dalam perluasan program antaralain berikut ini:
- Kenyah dari Kalimantan Timur,
- Maanyan dari Kalimantan Tengah,
- Yamdena dari Maluku, Tobelo dari Maluku Utara,
- Kamoro dari Papua, Mbojo dari Nusa Tenggara Barat, dan
- Melayu Panai dari Sumatera Utara.
Selanjutnya pada tahun ini program ini kembali diperluas lagi cakupannya oleh badan terkait. Sebanyak 59 bahasa daerah dari 22 provinsi tercakup dalam program ini.
Adapun bahasa yang akan menjadi targert revitalisasi diantaranya adalah berikut ini:
- Bahasa Gayo dari Aceh,
- Bulungan dari Kalimantan Utara,
- Bakumpai dari Kalimantan Selatan,
- Ogan dari Sulawesi Utara,
- Enggano dari Bengkulu,
- Lampung,
- Jawa dialek Timur,
- Pamona dari Sulawesi Utara
- Moi dan Sough dari Papua Barat.
Halaman Selanjutnya
Guru bahasa daerah akan mendapat pelatihan
Halaman : 1 2 Selanjutnya