Menjadikan proses pembelajaran yang bermakna memang tidak mudah bagi guru. Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui untuk mewujudkan hal tersebut, di antaranya adalah meningkatkan kemampuan guru dalam melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang bermakna merupakan salah satu amanat dari proses pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka. Terlepas dari penerapan kurikulum tersebut, pembelajaran yang bermakna untuk siswa sebenarnya wajib diterapkan dalam kondisi apapun.
Salah satu manfaat dari pembelajaran yang bermakna adalah membuat siswa akan lebih terkenang dengan proses belajar yang dialami. Lebih jauh lagi, materi pelajaran yang telah dipelajari pun tidak hanya sebagai hafalan namun bisa menjadi konsep yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
Dan berikut ini akan terdapat beberapa panduan untuk membuat pembelajaran yang bermakna untuk siswa.
1. Materi Pelajaran Masuk Akal bagi Siswa
Cara yang pertama adalah membuat materi pelajaran masuk akal bagi siswa.
Diakui atau tidak, sebenarnya banyak siswa yang seolah paham tentang pelajaran. Namun ketika diminta untuk menerapkan dalam kehidupan nyata, mereka merasa bingung. Dan ini merupakan proses pembelajaran yang tidak baik.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat diterima oleh akal siswa. Caranya adalah mengaitkan konsep materi pelajaran dengan kehidupan nyata.
Sebagai contoh, ketika guru mengajar mata pelajaran Matematika, banyak sekali konsep yang bersifat abstrak. Sehingga hal tersebut terkadang sulit untuk diterima oleh akal siswa. Mereka pun tidak tahu apa fungsi dari mata pelajaran tersebut dalam kehidupan mereka. Oleh sebab itu, guru pun harus mampu menciptakan gaya belajar Matematika yang membuat siswa paham betul; mampu menjadikan hal-hal yang abstrak menjadi yang lebih konkret.
Demikian halnya dengan pelajaran lain, banyak materi yang diajarkan oleh guru yang sebenarnya bersifat abstrak. Ketika dijelaskan, konsep tersebut hanya berkelindan di dalam pikiran siswa tanpa tahu bagaimana cara pengaplikasiannya dalam dunia nyata.
Contoh lainnya adalah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa akan sulit mencerna tentang konsep menulis yang baik jika tidak diajak praktik secara langsung.
Jadi pada intinya, semua mata pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan nyata. Sehingga apa yang mereka pelajari di sekolah bisa diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
2. Berpusat pada Siswa
Mungkin Anda pernah mengajar dengan semangat menggebu-gebu di depan kelas. Anda bersuara dengan lantang untuk menjelaskan materi-materi yang ada di kepala Anda. Namun di depan Anda, para siswa tampak lesu dan tidak bersemangat. Hal itu disebabkan karena siswa merasa tidak terlibat di dalam pembelajaran; mereka hanya mendengar guru yang sedang ceramah di depan kelas.
Apalagi jika materi yang mereka dengar sulit mereka terima di dalam otak mereka, pasti siswa tersebut akan tampak lebih lesu. Atau bahkan dapat tertidur pulas. Ketika mereka ditanya pelajaran apa yang mereka dapatkan di kelas tadi, maka mereka pun tidak bisa menjawab apa-apa. Itu karena pembelajaran yang dialami tidak memiliki makna sama sekali.
Nah, mulai saat ini guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna pada siswa. Salah satu caranya adalah melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pengertian pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran yang dilakukan di mana guru hanya menjadi fasilitator. Sementara itu siswa yang lebih aktif berkegiatan dalam belajar.
Sebagai contoh untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru bisa melemparkan sebuah stimulus atau pertanyaan pemantik. Kemudian siswa yang aktif menggali informasi, melakukan tanya jawab, diskusi, bekerja secara kelompok, dan lain sebagainya. Cara belajar yang dialami oleh siswa sendiri seperti ini tentu akan lebih memberikan makna.
Untuk itu, guru perlu menggali metode-metode pembelajaran yang dapat membuat siswa untuk belajar secara aktif. Misalnya metode inkuiri, metode pembelajaran berbasis masalah, metode pembelajaran berbasis proyek, dan lain-lain. Dengan metode-metode tersebut, siswa akan lebih aktif dan guru tidak memberikan panduan saja dalam berjalannya proses pembelajaran.
Halaman Selanjutnya
3. Memperbanyak Sumber Belajar atau Referensi….
Halaman : 1 2 Selanjutnya