Pengorganisasian pembelajaran menjadi salah satu komponen penting dalam penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP).
Pengorganisasian pembelajaran adalah cara satuan pendidikan mengatur pembelajaran muatan kurikulum dalam satu rentang waktu.
Pengorganisasian ini termasuk pula mengatur beban belajar dalam struktur kurikulum, muatan mata pelajaran dan area belajar, pengaturan waktu belajar, serta proses pembelajaran.
Penyusunan struktur kurikulum merupakan hal penting di dalam mengorganisasikan pembelajaran. Struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran dan merupakan aplikasi dari konsep pengorganisasian konten dan beban belajar.
Di dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk SMK atau magang untuk SMALB, termasuk ke dalam pembelajaran intrakurikuler, sedangkan projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler. Selain itu, satuan pendidikan dapat menyusun kegiatan ekstrakurikuler.
Pada satuan pendidikan nonformal program pendidikan Kesetaraan, pengorganisasian pembelajaran bersifat fleksibel dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, lingkungan
belajar, satuan pendidikan.
Pengorganisasian pembelajaran memperhatikan pemetaan SKK yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Oleh karena itu, satuan pendidikan perlu mengorganisasikan pembelajaran ke dalam bentuk struktur kurikulum sebelum melakukan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan yang meliputi:
1. Intrakurikuler
Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok), penetapan konsentrasi, dan Praktik Kerja Lapangan untuk SMK atau magang untuk SLB.
2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Kegiatan projek profil dirancang terpisah dari intrakurikuler untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila melalui tema dan pengelolaan projek berdasarkan dimensi dan fase.
3. Ekstrakurikuler
Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.
Menganalisis Kebutuhan untuk Mengorganisasi Pembelajaran Dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
Mengidentifikasi kebutuhan merupakan proses awal dalam menyusun pengorganisasian pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan sebelum menentukan struktur kurikulum dan program pembelajaran satuan pendidikan perlu memperhatikan prinsip-prinsip untuk menganalisis kebutuhan satuan pendidikan.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
- Memprioritaskan kebutuhan peserta didik.
- Menyesuaikan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan.
- Mempertimbangkan ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan.
- Mempertimbangkan keterlibatan satuan pendidikan dengan kemitraan dan instansi terkait (untuk SMK dan SMALB).
- Mempertimbangkan keterlibatan satuan pendidikan dengan kemitraan dengan LPA (untuk SPK).
Dengan melakukan analisis kebutuhan untuk mengorganisasi dan merancang pembelajaran, satuan pendidikan memiliki arah yang lebih jelas dalam menyusun pengorganisian, serta perencanaan pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual.
Struktur Kurikulum di Satuan Pendidikan – Pembelajaran Intrakurikuler
1. Tujuan
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran dirancang agar anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 50 Tahun 2020, PKL (SMK) atau magang (SMALB) bertujuan menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja yang profesional, meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai kurikulum dan kebutuhan kerja, serta menyiapkan kemandirian peserta didik untuk bekerja dan/atau berwirausaha.
Untuk SPK, Capaian Pembelajaran yang dimaksud adalah capaian pembelajaran untuk tiga (3) mata pelajaran wajib (Agama, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Pancasila) dengan mengikuti alokasi waktu struktur Kurikulum Merdeka.
2. Metode
- Menggunakan berbagai metode pengajaran/pendekatan belajar sebagai wujud ‘Merdeka Belajar, Merdeka Bermain’.
- Menggunakan berbagai instrumen asesmen yang bermakna dalam menilai progress dan capaian peserta didik.
- Melibatkan pendidik dalam proses desain asesmen dan moderasi hasil asesmen.
- Dalam konteks PAUD, satuan bebas memilih ragam pendekatan yang sesuai sepanjang mengusung pengalaman yang menyenangkan dan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam program intrakurikuler, tema tidak ditetapkan. Satuan PAUD bebas mengembangan tema yang kontektual sesuai dengan karakteristiknya.
- Untuk PKL/magang, metode meliputi pemetaan kompetensi, penetapan lokasi, jangka waktu, pemetaan penempatan, pembimbing, serta pembekalan. Selain itu, PKL/magang dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja yang melibatkan pendidik sebagai pembimbing dan instruktur pada lokasi PKL.
3. Hasil
- Bukti pencapaian capaian pembelajaran berupa portofolio/kumpulan hasil pekerjaan peserta didik dari berbagai instrumen asesmen.
- Dilaporkan melalui rapor atau laporan kemajuan belajar untuk konteks PAUD.
- Untuk PKL, bukti berupa umpan balik yang komprehensif meliputi perkembangan peserta didik dalam ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan dapat berupa lembar sertifikat.
Struktur Kurikulum di Satuan Pendidikan – Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
1. Tujuan
Kegiatan yang dirancang terpisah dari intrakurikuler yang bertujuan untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD).
Tujuan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan materi pelajaran intrakurikuler. Pada PAUD, ini bertujuan untuk pengayaan wawasan dan penanaman karakter sejak dini.
2. Metode
- Mengasah kepekaan dan mengeksplorasi isu riil dan kontekstual dalam bentuk projek dengan bobot 20%-30% (SD-SMA/SMK) dari kegiatan pembelajaran.
- Memberikan ruang lebih banyak bagi peserta didik untuk bekerja mandiri dan fleksibel.
- Dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek.
- Bekerja secara kolaboratif dan terencana.
- Khusus satuan PAUD kegiatan ini dilaksanakan minimal 2x setahun, serta dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional dengan menggunakan empat (4) pilihan tema besar yang sudah ditetapkan.
- Untuk SPK, alokasi waktu untuk Projek penguatan profil pelajar Pancasila mengikuti struktur Kurikulum Merdeka dan diambil dari minimum tiga (3) mata pelajaran wajib.
3. Hasil
- Bukti dapat berupa hasil produk/projek dan jurnal kerja yang fokus pada proses dan pencapaian tujuan projek.
- Satuan pendidikan menyediakan waktu khusus untuk peserta didik menunjukkan hasil projek melalui pameran/pertunjukan.
- Dilaporkan melalui rapor atau laporan kemajuan belajar untuk konteks PAUD, pada bagian terpisah dengan intrakurikuler.
Halaman Selanjutnya
Struktur Kurikulum di Satuan Pendidikan – Pembelajaran Ekstrakurikuler
Halaman : 1 2 Selanjutnya