Strategi Mengenali Kepribadian Peserta Didik dalam Kurikulum Merdeka

- Editor

Selasa, 4 Oktober 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kurikulum Merdeka mewajibkan pendidik untuk mengenali kepribadian peserta didik. Hal ini bertujuan agar guru bisa mendampingi siswa selama pembelajaran dengan baik. Dengan mengenal modalitas, karakter, serta kecerdasan setiap anak, guru bisa menyiapkan teknik mengajar, model pembelajaran, serta evaluasi yang sesuai. Sehingga, guru benar-benar mampu menyentuh keunikan setiap peserta didik.

Seperti sifatnya yang fleksibel, Kurikulum Merdeka memberi guru kebebasan dalam melakukan pendekatan. Yang pasti, guru diharapkan mampu memahami potensi siswa dan menyatukannya agar pembelajaran berjalan efektif. Lantas, bagaimana cara mengenali kepribadian siswa? Bisakah mendidik keunikan siswa dengan kurikulum merdeka? Berikut penjelasannya:

Yuk ikuti pelatihan bersertifikat 32JP dengan judul “Mengenali Kepribadian Peserta Didik Dalam Pembelajaran Kurikulum” Diklat akan diadakan 12- 21 Oktober 2022 dengan instruktur yang luar biasa. Daftar Sekarang di link berikut  http://online.e-guru.id/aff/40180/2109/checkout dan dapatkan seminar gratis serta bonus lainnya.

Pendekatan Mengenali Kepribadian Siswa

Tugas seorang guru tidak melulu mengolah ranah pengetahuan (kognitif ) siswa, menguasai materi dan bahan ajar, atau memenuhi berkas pembelajaran. Namun, guru juga perlu menguasai skill yang integritas dan ahli dalam memahami kepribadian siswa baik itu secara personal (individu) ataupun collective (kelompok).

Untuk mengenali kepribadian peserta didik, guru perlu melakukan pendekatan atau upaya-upaya tertentu. Di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa guru terapkan:

Mengajar sambil menyentuh hati peserta didik

Bagaimana cara mengajar siswa dengan melibatkan sentuhan hati? Sejatinya, sentuhan hati bisa memupuk dan menumbuhkan rasa sabar, ikhlas, dan menerima saat berhadapan dengan anak-anak. Bagaimanapun keadaan dan latar belakang siswa, ketika mengajar dengan hati, guru selalu mempunyai cara untuk menikmati kegiatannya. Sehingga, siswa juga akan merasa enjoy dan menerima kehadiran guru tersebut.

Di sinilah poinnya. Saat siswa nyaman belajar, guru bisa masuk ke dunia mereka dengan mudah. Guru akan melihat satu per satu bagaimana kepribadian anak, latar belakang keluarga, dan lainnya. Ketika terjadi suatu masalah, guru akan lebih mudah mengajak mereka berinteraksi dari hati ke hati. Hal ini karena siswa sudah membuka ruang dan sepenuhnya percaya terhadap guru tersebut.

Guru bersikap terbuka (open minded)

Yang dimaksud dengan sikap terbuka di sini adalah ketika seorang guru bersedia menghadapi murid-muridnya. Dalam artian, guru tidak terlalu keep in distance (menjaga jarak) dengan siswa. Sebaliknya, guru justru menerima, ramah, dan merespons siswa dengan baik.

Dunia pendidikan tidak akan pernah lepas dari keragaman dan tugas guru adalah menyatukan, bukan menyamakan. Itulah kenapa dalam profil pelajar Pancasila terdapat dimensi kebinekaan. Untuk menerima dan menyatukan perbedaan, guru harus terbuka terhadap anak-anaknya. Itulah yang akan membuat siswa juga ikut terbuka. Jika sudah demikian, maka guru bisa benar-benar mengenali kepribadian peserta didik dan membentuk karakter yang baik dalam jiwa mereka.

Menjalin komunikasi dengan wali murid sebagai upaya pembinaan

Terkadang, guru bisa lengah dan kehilangan jejak kepribadian siswa. Ini karena guru tidak bisa memantau anak-anak 24 jam full. Waktu yang dimiliki di sekolah pun harus terbagi dengan urusan-urusan lain. Sehingga, guru terkadang belum hafal betul semua karakter siswa.

Dalam kasus ini, guru sangat membutuhkan bantuan orang tua siswa (wali murid). Selain berkonsultasi masalah sikap anak, guru juga busa bertukar pikiran tentang pola pembinaan. Cara ini akan sangat membantu guru untuk mengetahui bagaimana kehidupan siswa di luar sekolah. Guru juga akan paham langkah apa saja yang bisa dilakukan ketika siswa berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan.

Melakukan observasi di luar pelajaran atau kegiatan sekolah

Saat mengajar, guru masih bisa mengontrol karakter anak. Namun, bagaimana saat di luar jam pelajaran? Ini harus benar-benar diperhatikan. Kenyataannya, apa yang siswa lakukan di dalam kelas tidak selalu sama dengan perilakunya saat di luar kelas. Lantas bagaimana cara guru tahu semua itu? Tentu saja dengan melakukan pengamatan.

Pengamatan ini tidak serta merta hanya untuk mengetahui tabiat siswa, tetapi juga mencari alternatif pemecahan jika menemui sesuatu yang menyimpang. Nantinya, guru bisa menerapkannya saat pembelajaran di dalam kelas ataupun di luar.

Halaman Selanjutnya

Mendidik Keunikan Siswa dengan Kurikulum Merdeka

Berita Terkait

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru
Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan
Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan
Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21
Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal
Ciri-Ciri Guru Tidak Mampu Mengelola Kelas dengan Baik, Ini Solusinya!
Model-Model Pengelolaan Kelas yang  Inovatif Dapat Guru Gunakan di Kelas
Cara Pengelolaan Kelas yang Kreatif Mendorong Literasi dan Numerasi Siswa
Berita ini 320 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 10:58 WIB

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru

Rabu, 11 September 2024 - 21:34 WIB

Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan

Rabu, 11 September 2024 - 21:20 WIB

Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan

Selasa, 10 September 2024 - 12:28 WIB

Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21

Selasa, 10 September 2024 - 11:41 WIB

Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis