Pembelajaran yang Cocok untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa, Guru Wajib Coba!

- Editor

Senin, 12 September 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk perkembangan kognitif dan kreativitas anak. Untuk mengembangkannya, diperlukan stimulasi dari sekitar. Salah satunya pendidik atau guru.

Mengapa penting? Karena siswa hidup dan harus berkembang melalui pembelajaran abad ke-21. Dimana pembelajaran tersebut mengakumulasikan pengetahuan, soft skill, termasuk literasi digital, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah yang akan membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berpikir kritis secara universal diakui sebagai istilah yang mencerminkan pemikiran dengan tingkat yang lebih tinggi. Banyak ahli teori memiliki versi dan sudut pandang dalam mendefinisikan berpikir kritis. 

Berpikir kritis adalah proses disiplin intelektual untuk membuat konsep, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari pengamatan, pengalaman, umpan balik, penalaran, atau komunikasi, sebagai cara untuk mengambil keputusan. 

Davies (2015) merumuskan model berpikir kritis sebagai kemampuan untuk menyampaikan argumen yang dengan alasan yang kuat dan membuat keputusan.

Seorang pemikir kritis didefinisikan sebagai seseorang yang ingin tahu, berpikiran terbuka, fleksibel, dan berpikiran adil, memiliki keinginan untuk berpengetahuan luas, memahami sudut pandang yang beragam, dan bersedia untuk menangguhkan keduanya penilaian dan untuk mempertimbangkan perspektif lain. 

Siswa yang berpikir kritis akan menggunakan logika secara mendalam dan bijaksana untuk menentukan suatu keputusan dan menghindari kesalahan berpikir atau miskonsepsi terhadap suatu materi dengan mengajukan pertanyaan, meneliti asumsi, melihat hal-hal dari perspektif yang berbeda, dan melaksanakan proses berpikir secara sistematis. 

Berpikir kritis dapat dilatih di sekolah formal melalui interaksi antara guru dan siswa yang divisualisasikan dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran perlu dirancang untuk melatih siswa berpikir kritis; sehingga siswa memiliki tujuan untuk bertahan dan bersaing dalam kehidupan nyata.

Strategi Mengembangkan Berpikir Kritis
1. Menyeimbangkan antara konten dan proses

Dalam penyajian materi pelajaran agar diseimbangkan antara konten dan proses. Dalam pelajaran sains, harus seimbang antara sains sebagai produk (penyajian fakta, konsep, prinsip, hukum, dsb).

Kemudian sains sebagai proses (keterampilan proses sains), seperti mengobservasi kejadian, merumuskan masalah, berhipotesis, mengukur, menyimpulkan, dan mengontrol variabel.

2. Menyeimbangkan antara ceramah dan diskusi

Teori dari Piaget menekankan bahwa pentingnya transmisi sosial dalam mengembangkan struktur mental yang baru.

3. Menciptakan suasana diskusi di kelas

Untuk menciptakan suasana diskusi di kelas dengan nyaman, maka guru sebaiknya memulai presentasi atau pemberian materi dengan ‘pertanyaan’. Ajukan pertanyaan yang dapat mengkreasi suasana antisipasi dan inkuiri.

Ada lima kunci untuk dapat menciptakan suasana kelas yang interaktif, yaitu:

  • Mulai setiap pembelajaran dengan masalah atau kontroversi
  • Gunakan keheningan untuk membangkitkan refleksi
  • Atur ruang kelas untuk membangkitkan interaksi pembelajaran 
  • Jika mungkin, perpanjang waktu pembelajaran (extend class time)
  • Ciptakan ingkungan belajaran yang nyaman
Pembelajaran yang Cocok untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis

Berdasarkan strategi-strategi pengembangan keterampilan berpikir kritis dan lima kunci dalam menciptakan atau mengkreasi suasana belajar yang interaktif, maka model-model pembelajaran yang tampaknya sesuai untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dalam upaya mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa antara lain:

1. Pembelajaran berbasis masalah

Beberapa karakteristik problem based learning, yakni:

  • Proses pembelajaran bersifat Student-Centered;
  • Proses pembelajaran berlangsung dalam kelompok kecil;
  • Guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing;
  • Permasalahan-permasalahan yang disajikan dalam setting pembelajaran diorganisasi dalam bentuk dan fokus tertentu dan merupakan stimulus pembelajaran;
  • Informasi baru diperoleh melalui belajar secara mandiri (Self-directed learning); dan
  • Masalah merupakan wahana untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah klinik.
2. Pembelajaran kontekstual

Pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning merupakan hasil dari buah pemikiran meaningful learning dari Teori Belajar Ausubel.

Meaningful learning ini berarti pembelajaran seharusnya bermakna atau bermanfaat bagi siswa, tidak hanya sekedar hafalan, pelatihan, atau persyaratan akademik saja.

3. Siklus belajar

Model siklus belajar (learning cycle model) merupakan suatu strategi pembelajaran yang berbasis pada paham konstruktivisme dalam belajar, dengan asumsi dasar bahwa “pengetahuan dibangun di dalam pikiran pebelajar”. 

Dasar pemikiran para konstruktivis adalah bahwa proses pembelajaran yang efektif menghendaki agar guru mengetahui bagaimana para siswa memandang fakta dan fenomena yang menjadi subjek pembelajaran.

4. Model pembelajaran sains teknologi masyarakat

Sains Teknologi Masyarakat (STM)  merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan literasi sains dikarenakan dalam pembelajarannya ini siswa diajak untuk berpikir dan menemukan aplikasi konsep sains yang ada di masyarakat di sela-sela kegiatan belajar berlangsung serta mengaitkan antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan permasalahan yang ada di masyarakat.

Pentingnya Kemampuan Berpikir Kritis Bagi Siswa
1. Berpikir kritis dapat mendorong keingintahuan

Hal ini bisa saja meluas ke topik yang diajarkan di sekolah, atau yang juga dianggap relevan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang memiliki pemikiran kritis yang efektif ingin tahu tentang berbagai topik, dan umumnya memiliki minat yang luas. 

Siswa mempertahankan keingintahuan tentang dunia dan tentang orang-orang, serta memiliki pemahaman dan apresiasi terhadap budaya, kepercayaan, dan pandangan yang merupakan kualitas bersama dari kemanusiaan.

2. Berpikir kritis dapat meningkatkan kreativitas

Keterampilan paling penting yang dibutuhkan siswa untuk berkembang di luar sekolah adalah dengan memupuk kreativitas siswa termasuk faktor yang sangat penting dalam daftar itu. Faktanya, kreativitas ada di nomor dua, tepat di bawah pemecahan masalah.

Tak diragukan lagi bahwa pemikir kritis yang efektif, sebagian besar adalah pemikir kreatif. Siswa yang kreatif mempertanyakan asumsi tentang banyak hal.

Siswa mungkin akan sering bertanya “bagaimana” atau”mengapa tidak/’. Kreativitas itu abadi dan memiliki potensi yang tidak terbatas, artinya siswa tidak terbatas sebagai orang yang kreatif.

Kreativitas berlaku untuk pelajar dar segala usia, dan siswa yang senang berpikir kritis tidak pernah takut untuk keluar dari zona kenyamanan kreatifitasnya.

3. Berpikir kritis memperkuat kemampuan pemecahan masalah

Anak yang berpikir kritis cenderung menjadi pemecah masalah secara instingtual. Anak hari ini adalah pemimpin masa depan, dan akan menghadapi tantangan yang rumit sehingga perlu menggunakan kapasitas berpikir kritis untuk merekayasa solusi imajinatif. 

4. Berpikir kritis mendorong banyak perkembangan pada siswa

Beberapa perkembangan siswa yang dapat muncul akibat kemampuan ini antara lain:

  • Keterampilan penalaran
  • Berpikir analitis
  • Keterampilan evaluasi
  • Pemikiran logis
  • Keterampilan organisasi dan perencanaan
  • Kemampuan bahasa
  • Kapasitas refleksi diri
  • Pikiran terbuka
  • Teknik visualisasi kreatif
  • Kemampuan mempertanyakan
  • Pengambilan keputusan
5. Berpikir kritis dapat mengembangkan rasa mandiri pada siswa

Keterampilan berpikir mandiri berada di garis depan dalam mempelajari bagaimana menjadi tidak hanya pemikir hebat, tetapi juga pemimpin yang hebat.

Keterampilan semacam ini mengajari siswa bagaimana memahami dunia berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi, dan untuk membuat keputusan kritis dengan baik dengan cara yang sama. (mfs/mfs)

Tingkatkan kualitas dan kompetensi guru dengan bergabung bersama e-Guru.id dan nikmati pelatihan gratis bersertifikat 32 JP setiap bulan serta fasilitas-fasilitas lainnya.

KLIK DI SINI UNTUK MENDAFTAR

Gabung grup Telegram Guru Cerdas Era Digital untuk mendapatkan informasi terkait dengan Diklat, Webinar/Seminar, Pelatihan, Workshop, Bimtek, Lokakarya, dan informasi terbaru di bidang pendidikan. Bergabung Sekarang!

 

Berita Terkait

Guru Non Sertifikasi Full Senyum, Mendikdasmen Siapkan Kado Pengadaan PPG Tahun 2025 Hingga 850ribu Guru
Kabar Gembira Menteri Keuangan Sudah Siapkan Anggaran Untuk Kenaikan Gaji Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 2025
Guru SD, SMA, dan SMA/SMK Wajib Tahu! 6 Program Prioritas Kemendikdasmen Tahun 2024
Kabar Gembira untuk Guru Sertifikasi maupun Non Sertifikasi Ada Arah Dari Wapres Kepada Menteri Pendidikan
Keterangan Mendikdasmen, Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka, Lantas Apa?
Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?
Persiapan Seleksi Kompetensi PPPK Guru 2024, Simak Kisi- Kisi Lengkap Sesuai SK Tahun 2024
Jangan Salah Upload! Ini Persyaratan Administrasi untuk 4 Kategori Pelamar PPPK Guru Tahun 2024
Berita ini 37 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 11:28 WIB

Guru Non Sertifikasi Full Senyum, Mendikdasmen Siapkan Kado Pengadaan PPG Tahun 2025 Hingga 850ribu Guru

Selasa, 19 November 2024 - 10:37 WIB

Kabar Gembira Menteri Keuangan Sudah Siapkan Anggaran Untuk Kenaikan Gaji Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi 2025

Sabtu, 16 November 2024 - 10:52 WIB

Kabar Gembira untuk Guru Sertifikasi maupun Non Sertifikasi Ada Arah Dari Wapres Kepada Menteri Pendidikan

Kamis, 14 November 2024 - 10:23 WIB

Keterangan Mendikdasmen, Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka, Lantas Apa?

Rabu, 13 November 2024 - 11:51 WIB

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis