Implementasi Kurikulum Merdeka jenjang SMK (Sekolah Menengah Kejuaruan) memliki karakteristik yang lebih sederhana dan disesuaikan dengan tujuan utama SMK dan tujuan peserta didik.
Berikut ini beberapa karakteristik Implementasi Kurikulum Merdeka Jenjang SMK, yang perlu Anda perhatikan sebelum mulai diterapka dalam satuan pendidikan.
Yuk simak informasi ini selengkapnya.
Karakteristik Implementasi Kurikulum Merdeka Jenjang SMK
1.Dunia kerja dapat terlibat dalam pengembangan pembelajaran
Dimana terdapat 10 bidang keahlian dan 50 program keahlian yang dapat dipilih sesuai dengan kemampuan dan keinginan peserta didik. Dengan harapan materi yang dipelajari dapat nantinya dimanfaatkan dan diterapkan dalam dunia kerja nantinya.
2. Struktur Kurikulum Sederhana
Dalam jenjang SMK struktur lebih sederhana dengan dua kelompok mata pelajaran, yaitu Umum dan Kejuruan. Persentase kelompok kejuruan meningkat dari 60% ke 70%. Dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi mata pelajaran wajib minimal 6 bulan (1 semester).
Waktu Praktik Kerja Lapangan adalah 6 bulan di kelas XII pada SMK program 3 tahun dan minimal 10 bulan di kelas XIII pada SMK program 4 tahun.
Padahal jika di kurikulum sebelumnya program PKL (Praktek Kerja Lapangan) hanya dilaksanakan 2-3 bulan saja, harapannya dengan pelaksanaan PKL 6 bulan siswa SMK menjadi lebih siap dan kompeten untuk memasuki dunia kerja.
3. Penerapan pembelajaran berbasis projek
Penerapan pembelajaran berbasis projek dengan mengintegrasikan mata pelajaran terkait. Pembelajaran boleh disampaikan dengan menggunakan sistem Blok, dengan model belajar project based learning dan proporsi jam pelajaran yang disesuaikan dengan program keahlian.
4. Alokasi waktu khusus projek penguatan profil pelajar Pancasila dan Budaya Kerja
Alokasi waktu khusus projek penguatan profil pelajar Pancasila dan Budaya Kerja untuk peningkatan soft skill (karakter dari dunia kerja). Bahan ajar digunakan untuk mendukung pembelajaran dan pelatihan terhadap kompetensi yang ada di dunia kerja.
Guru yang mengajar diarahkan agar memiliki kompetensi setara dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. Instruktur dunia kerja juga didorong untuk ikut mengajar.
Sarana dan prasarana diarahkan agar dilakukan analisis benchmarking sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Halaman selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya