Tanggal 25 Ramadan 1442 langit Palestina kembali memerah. Tangisan anak–anak kembali pecah di malam–malam ganjil saat umat muslim sedunia menanti datangnya malam Lailatul Qadar. Pada malam itu, Zionis Israel melancarkan serangan ke Palestina.
Dalam melancarkan serangannya, zionis Israel sangat membabi buta. Tidak hanya pemukiman warga yang dihancurkan, kawasan yang dilarang pun ikut diobrak–abrik. Wanita, anak–anak, bahkan balita ikut menjadi korban keganasan serangan Israel ini.
Hal tersebut menimbulkan reaksi dari warga dunia. Solidaritas kepada Palestina muncul di mana-mana. Tragedi ini menjadi bukti seberapa tinggi warga dunia masih menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Bahkan ada warganet yang membuat gambar meme di mana terdapat dua ekor kera yang sedang ngobrol mengatakan, “Urusan Palestina bukan urusan kita, melainkan urusan manusia”. Ini adalah bentuk sindiran kepada orang yang tidak urus dengan apa yang terjadi di Palestina.
Sementara itu beberapa artis Hollywood dikabarkan melakukan penggalangan dana untuk memberi bantuan bagi korban di Palestina. Padahal notabene mereka adalah non-muslim, namun mereka peduli dengan rakyat Palestina yang mayoritas muslim.
Fenomena tersebut membuat saya teringat ucapan sang legenda kita, Gus Dur yang mengatakan, “Tidak penting apa agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua manusia, maka orang tidak pernah tanya apa agamamu.”
Apakah ini berarti identitas dalam beragama tidak lagi penting?
Pernah ramai dibicarakan bahwa di KTP tidak lagi perlu dicantumkan identitas agama. Entah akan terlaksana atau tidak, hal tersebut sudah pernah menjadi wacana.
Dalam satu acara, Cak Nun pernah berkata, “Jangan–jangan ketika Anda masuk Surga, di situ Anda melihat Sidharta Gautama, Sang Hyang Widhi, Yesus, dan Muhamad sedang berkumpul, dan Tuhan tersenyum kepada Anda.”
Tentu saja kalimat tersebut tidak bisa serta-merta kita telan mentah-mentah begitu saja. Namun harus dicerna terlebih dahulu. Maksud dari kalimat tersebut adalah, sebenarnya semua agama mengajarkan kebaikan, semua agama mengajarkan umatnya untuk berbuat baik kepada sesama manusia, kepada lingkungan, kepada alam semesta, hanya terkadang sifat manusia lah yang egois.
Terlepas dari perdebatan salah benar dalam sebuah kepercayaan, agama memiliki peran yang sangat penting dalam berkehidupan. Gus Dur mengatakan, “Peran agama sesungguhnya membuat orang sadar akan fakta bahwa dirinya bagian dari umat manusia dan alam semesta.”
Gus Dur juga mengatakan kaitannya antara agama dan kemanusiaan bahwa, “Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.”
Jadi menurut saya, agama apapun yang Anda anut sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pengamalan sila pertama Pancasila.
Ditulis oleh Dwi Asmoro, S.Pd.I, Guru SDN Randugunting 7