Sekolah anak spesial merupakan tempat untuk menuntut ilmu, tidak terkecuali bagi siapapun, bahkan pendidikan telah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi warga negara Indonesia.
Komponen-komponen dari sekolah meliputi gedung, kurikulum, sarana-prasarana, sumber daya manusia, hingga peserta didik.
Sebagaimana telah diketahui bahwa semua manusia di muka bumi ini memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing, tidak terkecuali bagi peserta didik.
Tidak menutup kemungkinan di dalam kelas menemui siswa yang sangat aktif hingga sesekali mengganggu aktivitas belajar di kelas, atau bahkan siswa yang terlalu pendiam dan pemurung, serta berbagai ciri spesial lain baik secara fisik maupun psikis.
Sebagai seorang pendidik, tentunya guru memiliki kewajiban untuk mendukung perkembangan kognitif, sosial dan afektif dari peserta didik.
Lalu, kiranya apa saja yang perlu diperhatikan apabila memiliki siswa dengan kekhususan tertentu ? Berikut intervensi yang dapat guru lakukan :
1. Lakukan Deteksi Dini Pada Peserta Didik
Langkah pertama yang bisa dilakukan oleh Guru adalah melakukan deteksi dini pada peserta didik. Deteksi dini ini bertujuan sebagai landasan untuk memutuskan apakah peserta didik memerlukan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak.
Deteksi dini dapat dilakukan dengan melakukan observasi perilaku pada anak dan juga pada nilai akademik anak, apabila perilaku yang ditimbulkan oleh anak cukup mengganggu proses berjalannya pembelajaran serta memiliki nilai akademik yang secara konsisten berada di bawah rata-rata, maka akan ada baiknya jika anak melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Periksakan Peserta Didik ke Ahlinya
Pemeriksaan ini berkaitan dengan penggalian potensi serta kondisi anak melalui serangkaian tes psikologi pada anak yang dilakukan oleh Psikolog. Selain itu apabila anak memiliki hambatan dalam perkembangan maka akan ada baiknya jika diperiksakan ke Dokter Tumbuh Kembang Anak.
Pemeriksaan psikologis akan mengungkap inteligensi anak serta hambatan-hambatan yang bersifat psikis seperti gangguang emosi, pemusatan perhatian, dan lain sebagainya.
Sedangkan, pemeriksaan ke Dokter Tumbuh Kembang Anak bertujuan untuk mengetahui perkembangan fisik yang dialami oleh anak, apakah anak memiliki hambatan dalam perkembangan atau tidak. Hambatan yang sering dialami oleh peserta didik SD adalah keterlambatan bicara yang dapat dipengaruhi juga dengan kondisi pendengaran anak.
3. Terapkan Rekomendasi dari Ahli Sesuai dengan Kebutuhan Anak
Setelah melangsungkan serangkaian pemeriksaan psikologis dan/atau ke Dokter Tumbuh Kembang anak, maka guru dapat mengetahui kondisi yang sedang dialami oleh anak.
Hasil pemeriksaan tersebut biasanya dibarengi dengan saran atau rekomendasi untuk pengembangan anak yang diberikan oleh ahli. Guru dan Orang Tua dapat bekerjasama menerapkan rekomendasi yang diberikan oleh ahli berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap anak.
4. Jalin Komunikasi yang Intensif dengan Orang Tua
Proses menerapan saran tersebut memerlukan kerjasama yang baik dan kompak antara Guru dengan Orang Tua pada sekolah anak spesial. Hal tersebut dikarenakan perkembangan anak terjadi tidak hanya di rumah saja atau di sekolah saja, melainkan anak berkembang di rumah dan di sekolah.
Tanggung jawab pihak sekolah anak spesial dan Orang Tua sama beratnya, dimana kita semua sama-sama mengusahakan hasil yang maksimal untuk masa depan anak.
Meskipun bukanlah hal yang mudah, namun mendidik anak spesial merupakan sebuah pengabdian yang luar biasa.
Anak spesial tidak hanya anak dengan kekurangan di salah satu atau beberapa aspek, namun anak dengan bakat atau kelebihan di atas rata-rata juga memerlukan perlakuan yang berbeda.
Seperti halnya peserta didik yang spesial dengan kelemahan dan kelebihannya masing-masing, pendidik anak-anak tersebut juga merupakan seorang pendidik yang spesial karena tidak semua pendidik dikaruniai kemampuan untuk mendidik anak-anak spesial tersebut.
Mari bergabung bersama kami menjadi member e-guru.id, dan segera dapatkan manfaatnya. DAFTAR SEKARANG!
-Lan-