7 Langkah Bijak Menjadi Orang Tua Siswa di Masa Pandemi

- Editor

Sabtu, 10 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Virus Corona melanda dunia sudah setahun lebih, termasuk di Indonesia. Berbagai kebijakan telah diberlakukan. Peraturan-peraturan baru mulai dibuat, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Semua jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi diberlakukan aturan baru, yakni belajar dari rumah yang kemudian dikenal dengan istilah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).  Inilah yang menjadi dasar dilaksanakannya PJJ. Siswa secara penuh belajar dari rumah secara daring.

Orang tua memiliki tanggung jawab utama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Baik buruknya suatu didikan yang diberikan orang tua akan berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri.

Di masa pandemi seperti sekarang ini, peran orang tua menjadi berlipat ganda. Selain menjalankan tugas sebagai orang tua, juga berperan sebagai guru dadakan bagi anak-anaknya. Orang tua menjadi garda terdepan dalam mengawal anak-anaknya untuk tetap belajar dari rumah dan memberikan edukasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di dunia saat ini.

Lantas apa yang harus dilakukan orang tua dalam menghadapi masa sekarang ini? Orang tua di masa pandemi ini memiliki peran penting, di antaranya adalah sebagai berikut ini:

1)   Orang tua berperan sebagai guru di rumah 

Selama pembelajaran daring, proses interaksi guru dan murid menjadi berkurang hal ini mengakibatkan materi yang disampaikan tidak dapat dipahami secara baik. Maka orang tua harus siap memberikan pertolongan jika anak mengalami kesulitan dalam belajar

2)   Orang tua berperan sebagai fasilitator 

Orang tua perlu menyediakan fasilitas pembelajaran kepada anak yaitu dengan pemberian gawai atau smartphone. Untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, orang tua harus membuat peraturan kapan dan berapa lama anak dapat menggunakan smartphone tersebut. 

3)   Orang tua berperan sebagai motivator  

Orang tua harus dapat  memberikan semangat  serta dukungan  kepada  anaknya  dalam melaksanakan  pembelajaran  sehingga  anak memiliki semangat untuk belajar. Orang tua perlu menciptakan suasana yang nyaman bagi anak dalam belajar sehingga meningkatkan semangat dan menghilangkan rasa bosan.

4)   Orang tua berperan sebagai pengarah

Orang tua harus dapat memberikan arahan dengan baik dan jelas kepada anak dalam menggunakan ponsel. Orang tua dapat memilihkan aplikasi atau program yang positif bagi anak dalam ponsel tersebut. 

5)   Orang tua sebagai penyeimbang

Orang tua harus dapat mengimbangi waktu penggunaan perangkat gawai dengan interaksi di dunia nyata. Orang tua dapat mengajak anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dunia nyata seperti pengenalan kesenian atau pun olahraga.

6)   Orang tua sebagai teladan bagi anak 

Orang tua harus dapat memberikan contoh-contoh yang positif dalam menggunakan dan memanfaatkan media digital. Orang tua yang kurang bijaksana dalam menggunakan gawai cenderung akan mengabaikan anak mereka, sehingga perilaku yang dilakukan oleh orang tua secara tidak langsung dapat ditiru oleh anak.

7)   Orang tua harus sabar 

Orang tua perlu tahu bahwa bahwa anak tidak harus dituntut bisa semua mata pelajaran dan tugas harus diselesaikan dengan benar. Saat anak tidak bisa mengerjakan tugas dan orang tua selalu membentak apalagi memukul, anak justru akan mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran. Sehingga orang tua perlu memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya.

Demikianlah sekelumit uraian dari kondisi yang terjadi sekarang ini.  Tidak ada seorangpun yang siap atas kondisi yang terjadi. Namun sebagai orang tua harus segera tanggap dan mampu berbenah dalam menyikapinya. 

Bersama kita berdoa agar pandemi segera berakhir dan semua mampu beraktivitas seperti semula. 

Ditulis oleh: Siamtini, S.Pd.

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Edutainment

5 Ciri Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Sabtu, 7 Sep 2024 - 11:34 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis