6 Tips Meningkatkan Minat Membaca Siswa melalui Implementasi Kurikulum Merdeka

- Editor

Senin, 29 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tips Meningkatkan Minat Membaca Siswa – Saat ini, minat membaca menjadi salah satu problem dalam dunia pendidikan di negeri ini karena tidak semua siswa semangat dan tertarik untuk membaca buku.

Minat membaca dijelaskan sebagai kegiatan membaca yang dapat dilakukan oleh siswa dimanapun dan kapanpun sebagai rutinitas.

Berdasarkan riset survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2019, tingkat literasi Indonesia berada pada peringkat yang rendah.

Dari hasil survei tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-67 dari 70 negara. Dengan begitu, Indonesia masuk 10 negara terbawah sebagai negara yang memiliki tingkat literasi rendah.

Perlu diketahui, PISA adalah studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Setiap 3 tahun, siswa yang berusia 15 tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara acak akan mengikuti tes dalam mata pelajaran utama yaitu matematika dan sains.

Sementara itu, UNESCO menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia berada di angka 0,001%. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya ada 1 orang yang gemar membaca buku. Sedangkan hasil riset lain yang bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, dinyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara terkait minat membaca

Dari berbagai data diatas, dapat disimpulkan bahwa literasi masih menjadi hal serius yang harus segera dibenahi. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena literasi merupakan dasar untuk membentuk manusia yang unggul agar generari penerus dapat bersaing di ranah global. Untuk itu, perlu adanya konsistensi serta keterlibatan dari berbagai pihak untuk meningkatkan literasi di Indonesia.

Dari adanya krisis pembelajaran yang terjadi sudah dari lama, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengeluarkan kebijakan baru berupa peluncuran Kurikulum Merdeka.

Literasi menjadi fokus utama dalam pengembangan Kurikulum Merdeka selain keterampilan numerasi. Keterampilan literasi merujuk pada kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, menghitung, serta memecahkan masalah pada keahlian tertentu yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Faktor Penyebab Rendahnya Minat Membaca di Indonesia

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya minat membaca di Indonesia, yaitu sebagai berikut.

  1. Belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini

Kita sering mendengar bahwa membaca merupakan sebuah hobi sehingga banyak orang menganggap sepele akan pentingnya membaca.

Dalam keluarga, orang tua merupakan role model bagi anak-anaknya dan mereka akan mengikuti kebiasaan dari orang tuanya. Jika kedua orang tuanya enggan dan tidak punya kebiasaan untuk membaca tentu hal tersebut bisa menurun pada anak.

  1. Belum meratanya fasilitas pendidikan

Sudah bukan rahasia lagi jika di Indonesia masih terdapat masalah sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai dan kurang mendukung kegiatan pembelajaran. Selain itu, terdapat kesenjangan yang signifikan antara akses fasilitas pendidikan di daerah-daerah maju dengan daerah-daerah di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Tentu hal tersebut berdampak pada kualitas siswanya dan secara tidak langsung menghambat perkembangan kualitas literasi di Indonesia.

  1. Kurangnya Motivasi
    Motivasi adalah sebuah dorongan, ajakan, dan ketertarikan seseorang terhadap suatu hal. Namun, banyak siswa di Indonesia yang kurang termotivasi untuk membaca. Banyak siswa yang menghabiskan waktunya untuk bermain daripada harus membaca buku karena mereka menganggap membaca buku adalah suatu hal yang membosankan.

Halaman berikutnya

Strategi Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Berita Terkait

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!
Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 
Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025
Ini Perbedaan Pengelolaan Kinerja Sebelumnya dengan Pengelolaan Kinerja 2025
Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana
Link- Link Penting untuk Pendaftaran Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu Tahun 2024
Alur Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu 2024 : Panduan Lengkap
Berita ini 253 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 Desember 2024 - 13:26 WIB

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!

Selasa, 17 Desember 2024 - 10:15 WIB

Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!

Jumat, 13 Desember 2024 - 10:13 WIB

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 

Kamis, 12 Desember 2024 - 11:07 WIB

Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025

Selasa, 10 Desember 2024 - 09:43 WIB

Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis