Metode mengajar kreatif perlu dipilih secara seksama oleh para guru guna menghadirkan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Terdapat sejumlah pilihan untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif tersebut.
Di era Kurikulum Merdeka ini penting bagi guru untuk mengetahui berbagai model pembelajaran yang kreatif. Sehingga guru dapat memberikan kesan yang baik terhadap para siswa setelah pembelajaran selesai dilakukan. Nantinya, manfaatnya tentu akan sangat banyak seperti menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, membuat mereka ingin lebih tahu tentang materi yang dipelajari, dan lain sebagainya.
Metode mengajar kreatif ini sangat penting, bahkan sudah menjadi kewajiban bagi para guru untuk melakukannya. Jika tidak, maka guru di sekolah akan dianggap sebagai sesuatu yang membosankan.
Anda bisa membayangkan bahwa para pelajar saat ini sudah banyak bersentuhan dengan teknologi. Hampir setiap hari mereka melihat Youtube dan konten-konten yang menarik lainnya di internet. Semua itu terkadang mengalihkan dari kegiatan belajar sebab apa yang mereka lihat di internet lebih menarik dari pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Nah, oleh sebab itu wajib bagi seorang guru untuk tidak kalah menarik dari apa yang dilihat oleh para pelajar di internet. Paling tidak, guru dapat menjadi fasilitator yang baik untuk para siswa dalam mendampingi proses belajar mereka.
Berikut ini adalah beberapa metode mengajar kreatif yang bisa diterapkan oleh guru. Agar aktivitas yang ada di dalam kelas tidak terlalu monoton dan membosankan.
Bermain Peran
Bermain peran adalah salah satu metode mengajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik perhatian para siswa untuk belajar.
Di dalam melaksanakan model pembelajaran ini, guru harus lebih dulu membuat skenario yang nantinya akan dimainkan oleh anak-anak. Manfaat dari permainan ini sangat banyak, di antaranya adalah mengasah keterampilan imajinasi anak dan kreativitas mereka sendiri.
Jika di dalam kelas terdapat banyak siswa, maka bisa dibuat menjadi beberapa kelompok. Misalnya dalam satu kelompok bisa berisi lima anak. Dari masing-masing kelompok tersebut lalu diberikan skenario untuk dimainkan.
Bermain peran ini bisa diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, misalnya dalam belajar sejarah, anak-anak bisa memainkan peran para pahlawan. Atau ketika belajar bahasa, setiap anak diberikan peran tertentu agar bisa berlatih bicara menggunakan bahasa tertentu.
Ingin tahu betapa menariknya metode mengajar ini, silakan dicoba di kelas Anda.
Tebak Kata
Model belajar menggunakan tebak kata ini hampir mirip dengan permainan kuis yang mungkin sering dilihat oleh anak-anak di televisi. Nah, dengan cara seperti ini anak-anak pasti akan merasakan serunya bermain seperti yang mereka lihat di TV. Lalu mengalami sendiri.
Cara untuk melaksanakan model pembelajaran ini cukup mudah. Sebagai fasilitator, guru dapat menyiapkan daftar pertanyaan “tebak kata” yang akan digunakan dalam permainan. Pertanyaan yang disusun pun dapat disesuaikan dengan materi pelajaran.
Misalnya di dalam kelas Biologi, guru ingin mengenalkan jenis-jenis hewan mamalia; lalu bisa membuat pertanyaan dalam sebuah kertas yang berbunyi “Aku adalah mamalia laut, hanya bisa hidup di dasar laut yang dalam, siapakah aku?”
Itu adalah contoh pertanyaan yang bisa dibuat. Guru bisa membuat sejumlah pertanyaan serupa– yang perlu disesuaikan dengan materi pelajaran.
Dalam melaksanakannya, siswa perlu dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim. Tim yang banyak menjawab dengan tepat, tentu saja mereka yang dinyatakan menang.
Bercerita
Ternyata bercerita kepada siswa juga dapat memberikan sejumlah manfaat dalam pembelajaran. Dengan bercerita, akan mendorong imajinasi siswa dan menguatkan memori jangka panjang anak.
Metode mengajar dengan teknik bercerita ini bisa dilakukan oleh guru di depan kelas. Selain itu, guru juga bisa meminta siswa untuk menyampaikan cerita kepada teman-temannya sekelas. Dengan demikian, bercerita bukan hanya mengasah keterampilan siswa dalam berimajinasi dan berkreativitas, namun juga dapat mengasah kemampuan bicara di depan umum.
Banyak sekali kisah-kisah yang bisa digunakan untuk menerapkan model pembelajaran seperti ini. Khususnya dalam mengajarkan pelajaran agama, guru bisa meminta kepada siswa untuk menyampaikan kisah-kisah atau dongeng-dongeng yang mengandung hikmah sebagai pelajaran hidup.
Mendongeng atau bercerita terkadang identik dengan anak-anak atau hanya untuk kelas rendah. Namun sejatinya, belajar melalui dongeng ini juga cocok diterapkan di berbagai tingkat pendidikan.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya