Pahami Pemanfaatan Teknologi Secara Tepat
Perkembangan teknologi yang masif diakui oleh sebagian besar pendidik membuatnya menjadi di kewalahan padahal masalah ini adalah tantangan sebenarnya di era milenial. Para siswa yang dihadapinya pada saat ini ini merupakan generasi yang lahir di mana sudah bersentuhan dengan teknologi. Maka yang seharusnya beradaptasi adalah para guru untuk memanfaatkannya demi pengembangan potensi diri peserta didik.
Sebab ada banyak guru yang kemudian memilih mengalah untuk tidak memanfaatkan semua teknologi tersebut dengan alasan sudah terlalu tua atau tidak dapat mengikutinya. Gejala ini banyak ditemui pada guru yang sudah cukup berumur dan merasa dirinya puas dengan pencapaiannya saat ini.
Tentu masalah ini harus diwaspadai terutama oleh Kepala Sekolah serta para pemangku kebijakan. Sebab jika ini dibiarkan berlarut-larut maka para siswa hanya akan menemukan bahwa sekolah adalah penjara dan tempat yang paling menjemukan.
Terlebih lagi jika kemudian guru tidak mampu menjadi bagian dari siswa dengan banyak mengatakan tidak mau pusing dengan perkembangan teknologi yang biasanya dikuasai oleh siswa. Padahal belakangan ini untuk mengetahui pasti tentang perkembangan teknologi tidak perlu memiliki perangkat yang modern. Cukup mencari tahu di internet dan mengenali apa sebenarnya kegunaannya.
Salah satu yang bisa dilakukan para guru adalah merendahkan hati dan mengakui bahwa kemampuannya terbatas. Para pendidik tersebut dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan cara menyiapkan perangkat serta teknologi yang digunakan pada hari itu. Berdasarkan pengalaman, akan lebih banyak siswa yang kemudian membantu para guru untuk menguasainya Sebab mereka merasa dihargai keberadaannya.
Mengerti Bagaimana Caranya Menempatkan Diri
Bagaimana menempatkan diri secara tepat juga merupakan salah satu tantangan tersendiri bagi para guru. Di salah satu sisi seorang guru akan terlihat menjadi tidak ubahnya orang tua ke-2 di sekolah. Tetapi juga untuk dapat masuk kedalam kehidupan siswa ia harus mampu mengubah dirinya menjadi seorang sahabat atau teman yang jelas tidak akan pernah memiliki keinginan untuk menggurui.
Pada saat itulah kompetensi sosial memegang peranan penting. Bagaimana guru dapat melihat waktu yang tepat untuk menjadi dirinya sendiri dan pada saat yang lain menjadi sahabat, teman bagi peserta didiknya.
Sebab salah satu alasannya adalah siswa pada zaman milenial ini tidak begitu senang digurui secara langsung. Mereka akan lebih menyukai pengajaran yang sifatnya memberikan contoh atau memanfaatkan beberapa pendapat dari para ahli sehingga terasa lebih rasional.
Apalagi jika ditambah kemudian semuanya itu ia dapatkan dari berbagai media massa atau media sosial yang dimilikinya. Di situlah peran guru dapat ditingkatkan yaitu memanfaatkan media sosial yang sedang viral untuk menularkan nilai-nilai serta karakter yang memang seharusnya dimiliki oleh siswa.
Menjadi seorang pendidik di zaman milenial ini memanglah tidak mudah. Terlebih yang menjadi siswanya jelas mengalami perkembangan teknologi yang begitu masif dibandingkan pada saat guru tersebut tumbuh dan memilih profesinya.
Namun, bukan berarti kemudian itu menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan. Tapi melainkan bagaimana guru kemudian beradaptasi dengan apa yang dihadapinya pada saat ini. Bagian terpentingnya adalah guru harus menyadari bahwa ia mendidik masa depan bukan masa kini dan apalagi masa lalu.
(Azl/Azl)