Sebelum kita membahas tentang urgensi soft skill. Tentunya kita harus mengetahui pengertian soft skill itu sendiri. Soft skill, yaitu perilaku personal dan interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia seperti membangun tim, pembuatan keputusan, inisiatif dan komunikasi. Soft skill tidak termasuk keterampilan teknis seperti keterampilan merakit komputer. Dengan kata lain, soft skill menncakup pengertian keterampilan non-teknis, keterampilan yang dapat melengkapi kemampuan akademik dan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang, apapun profesi yang ditekuni.
Soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis (hard Skill), yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal. Pendidikan soft skill bagi guru penting untuk dikembangkan agar kemampuan intra dan interpersonal guru juga meningkat.
Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori: intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill (improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)
Jika kompetensi kepribadian seorang pendidik (guru) diurai, terutama yang relevan dengan intrapersonal skill, maka indikator kompetensi tersebut adalah:
- Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia.
- Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
- Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
- Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa percaya diri dan rasa bangga menjadi pendidik.
- Mampu menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
Sementara itu, kompetensi sosial guru, yang relevan dengan interpersonal skill adalah:
- Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar
- Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santunn dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat
- Mampu beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang meilki keragaman sosial budaya
- Mampu berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lainn secara lisan dan tulisan atau bentuk lain
Dengan merujuk berbagai penjelasan di atas menjawab pertanyaan seberapa pentingnya pendidikan soft skill bagi guru. Hal ini tentu menjadi langkah awal bagi guru untuk mulai mengembangkan soft skill yang dimilikinya guna membantu perkembangan dirinya maupun siswa yang diajarnya.
Anda Seorang Guru?
Ingin Bisa Membuat Artikel Populer untuk Kenaikan Pangkat?
Ayo Segera Mendaftar Pelatihan Reguler (32 JP) dan Bersertifikat!
(GST/GST)
Halaman : 1 2