Oleh Rika Rostika, S.Pd.
Mengajar di SMP Negeri 1 Picung
Setelah menamatkan pendidikan, sesuai janji saya kepada orang tua, saya akan kembali dan berkiprah di kampung sendiri. Berkat petunjuk Allah, saya menjadi guru di SMP Negeri 1 Picung hingga saat ini. Inilah dunia saya sekarang.
Terlahir dari keluarga sederhana, sejak kecil saya sudah dikenalkan dengan nilai-nilai agama. Saya lahir di Pandeglang, 2 Agustus 1999, anak keempat dari empat bersaudara. Bapak bernama M. Soleh dan Ibu Sutinah. Bapak adalah seorang PNS Guru tapi sudah pensiun sejak tahun 2017 lalu. Dan ibu saya memiliki usaha rumah kontrakan.
Sejak kecil, saya sudah ingin menjadi guru. Ini adalah cita-cita terbaik menurut saya.
Pertama kali menempuh pendidikan formal di SDN Cililitan 3. Setelah itu melanjutkan di SMPN 1 Picung dan Madrasah Aliah (MA). Setelah lulus dari MA pada tahun 2017, saya terdaftar sebagai salah satu mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Mathlaul Anwar, Banten. Saya mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Saya ambil jurusan keguruan tersebut karena ingin mengikuti jejak ayah.
Kemudian perjalanan menjadi seorang guru saya mulai dengan mengabdikan diri di MDA yang berada di kampung saya sendiri. Waktu itu saya masih mengajar sambal kuliah.
Banyak perjuangan dan pengorbanan yang saya lakukan selama kuliah. Pada suatu saat saya pernah akan berangkat kuliah, sebab tidak ingin tertinggal satu mata kuliah pun, saya memaksa berangkat mengendarai sepeda motor menerjang hujan, angin, dan petir. Saking kencangnya angin, motor saya seolah terhempas. Tapi alhamdulillah, saya tetap bisa sampai di kampus dengan selamat.
Saya yakin bahwa perjuangan dan pengorbanan itu apapun wujudnya akan berbuah manis di masa yang akan datang. Karena siapa yang menanam pasti maka akan menuai hasilnya.
Hingga akhirnya saya bisa lulus tepat waktu gratis biaya pendidikan di semester akhir. Itu berkat apresiasi dari para dosen dan teman-teman.
Setelah lulus kuliah, saya mengajukan lamaran mengajar di sekolah negeri yang berada di dekat dengan rumah saya. Ya, akhirnya saya diterima di SMPN 1 Picung di tahun 2020. Itu tidak lepas dari pengalaman saya karena pada saat kuliah saya sudah mengajar.
Setelah menjalani pengabdian beberapa tahun di SMPN 1 Picung, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan. Saya sangat bersyukur memiliki kepala sekolah yang luar biasa baik penuh dengan tanggung jawab dan berjiwa besar, tanpa membeda-bedakan. Saya ditunjuk menjadi wali kelas walaupun usia saya masih muda. Dan di dalam menjalankan tugas, saya berupaya melakukannya sebaik mungkin.
Ketika menjadi guru tentu banyak masalah yang dihadapi karena harus berhadapan dengan karakter siswa yang bervariasi. Tapi saya bersyukur sampai saat ini masih bisa bertahan. Lagi pula ini adalah kemauan dan cita-cita saya sejak kecil.
Menjadi seorang pendidik memang tidak lah mudah. Guru adalah seorang model yang akan ditiru oleh peserta didik; guru adalah ujung tombak bagi pendidikan. Oleh karena itu seorang guru harus dapat mencerminkan kebaikan.
Saya sendiri selalu berusaha mendidik anak-anak dengan baik, dengan berbagai cara dan metode agar siswa mengerti apa yang diajarkan oleh guru. Saya selalu berusaha menciptakan kelas yang nyaman, agar peserta didik tidak jenuh dan mendapatkan pengalaman belajar yang terbaik. Kedekatan antara guru dan peserta didik juga terus saya jaga.
Saya tidak akan pernah bosan dalam menasihati siswa. Misalnya untuk selalu menghargai perbedaan, memiliki semangat yang tinggi dalam belajar dan lain sebagainya. Selain itu, siswa juga saya dorong untuk berperilaku sopan santun, percaya diri, memiliki jiwa gotong royong, peduli, ramah, dan sikap baik lainnya. Selanjutnya siswa harus ditumbuhkan rasa ingin tahunya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud