Active learning atau model pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang meminta siswa untuk terlibat penuh dalam pembelajaran seperti berpikir (thinking), berdiskusi (discussing), menyelidiki (investigating) dan mencipta (creating).
Berarti hanya bisa dilaksanakan pada kelas luring saja ya? Padahal sejak adanya pandemi covid-19 kemarin, semua sekolah melaksanakan pembelajaran dengan metode jarak jauh. Karena ada himbauan dari pemerintah untuk di rumah saja dan pembatasan kegiatan di luar ruangan.
Namun, setelah menurunnya angka Covid-19 di Indonesia, tempat pendidikan dari jenjang anak usia dini sampai perguruan tinggi sudah membuka kelas luring. Atau disebut dengan Pertemuan Tatap Muka (PTM).
Pada tanggal 30 Maret 2021, terbit dua keputusan bersama. Pertama, Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor HK.02.01/MENKES/524/2021, Nomor 4 Tahun 2021 Nomor 2 Tahun 2021, Nomor 440/2142/SJ tentang Pelaksanaan Vaksinasi bagi Kelompok Sasaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Kedua, Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
Dua keputusan bersama itu memberi amanat bahwa setelah Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) divaksinasi COVID-19 secara lengkap, pemerintah daerah mewajibkan satuan pendidikan untuk menyediakan dua layanan, yaitu PTM Terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan; dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Walaupun PTM yang diselenggarakan masih terbatas. Artinya, tidak semua siswa satu kelas akan melaksanakan PTM pada waktu yang bersamaan. Dengan waktu yang terbatas, hanya beberapa jam pelajaran saja setiap siswanya. Untuk teknis sistematikanya disesuaikan dengan kebijakan sekolah masing-masing.
Namun, siswa selain melaksanakan PTM, mereka juga akan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring. Karena jika hanya mengandalkan PTM yang singkat waktunya, maka tidak akan optimal penyampaian materinya.
Bagiamana dengan model pembelajaran active learning itu dilaksanakan saat ini? Sebelumnya ayo kita lihat sekilas tentang model pembelajaran ini.
Tentang Active Learning
Istilah active learning menurut Pannen mengacu kepada teknik instruksional interaktif yang mengharuskan siswa melakukan pemikiran tingkat tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi.
Siswa akan mencari tahu tentang informasi materi pembelajaran dari buku, web, focus group discussion, dan sumber belajar lainnya selain dari guru. Karena mereka akan memanfaatkan guru sebagai fasilitator ketika ada materi yang belum dipahami.
Mereka akan melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi dari kegiatan yang dilakukannya. Seperti kegiatan proyek, eksperimen, presentasi, eksperimen, simulasi, internships, praktikum, proyek studi independen, peer teaching, permainan peran, atau dokumen tertulis.
Pembelajaran aktif sering kali dikombinasikan dengan pembelajaran kerja sama atau kolaborasi di mana siswa bekerja secara interaktif dalam tim yang memajukan ketergantungan dan pertanggungjawaban individual untuk mencapai tujuan bersama.
Tujuan Active Learning
Dalam setiap menciptakan model pembelajaran, pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Dalam model pembelajaran ini, ada beberapa tujuannya, yaitu:
- Untuk memperkuat materi, konsep, dan keterampilan yang penting dan berguna bagi siswa.
- Untuk memberikan timbal balik yang lebih sering dan bersifat langsung kepada siswa.
- Agar mendekatkan materi pelajaran dengan siswa, sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar.
- Untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan, memikirkan dan memproses materi.
- Untuk melatih keterampilan yang penting untuk masa depan siswa seperti kerjasama antar grup, antar individu, dan individu dengan grup.
Jenis-Jenis Active Learning
Semua model pembelajaran cenderung memiliki tujuan secara umum, yakni pemberdayaan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Untuk bisa mengembangkan ketiga aspek tersebut active learning memiliki beberapa jenis teknik dan metode, yakni:
1. True or false (benar atau salah)
Teknik ini adalah kegiatan kerjasama yang mengharuskan siswa untuk berpartisipasi secara langsung ke dalam materi. Teknik ini mengajak siswa agar bisa mengungkapkan salah atau benar pada sebuah materi yang telah dijelaskan oleh guru.
2. Guided teaching (pembelajaran terbimbing)
Teknik ini adalah kegiatan untuk mengetahui penguasaan materi pada siswa, bisa juga digunakan untuk alat uji pemahaman siswa. Teknik ini dilakukan dengan cara mengharuskan siswa untuk mencocokan jawaban dengan materi, apakah sudah sesuai atau belum.
3. Card sort (cari kawan)
Teknik ini adalah kegiatan kerjasama yang dapat dipakai untuk mempelajari konsep, sifat, pengkategorian, fakta dari sebuah informasi dan membahas sebuah objek.
Teknik ini mengajak setiap grup belajar untuk menjelaskan isi kartu yang telah diberikan oleh guru kepada grup. Siswa akan mempresentasikan isi kartu tersebut dengan bahasa mereka sendiri.
4. The power of two (kerjasama)
Teknik ini merupakan kegiatan belajar yang dipakai untuk menjelaskan kegunaan dari kerjasama dalam pembelajaran kooperatif. Teknik ini mengharuskan siswa untuk bisa memperoleh jawaban secara mandiri (individu) dari apa yang telah guru tanyakan. Selanjutnya siswa bisa berdiskusi bersama dengan teman satu bangku.
5. Rotating roles (permainan bergilir)
Teknik ini adalah kegiatan siswa dalam belajar melakukan keahlian drama atau sandiwara. Pada teknik ini siswa diminta untuk menciptakan sebuah skenario yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dengan acuan materi yang sedang didiskusikan.
Kelebihan Active Learning
- Siswa lebih termotivasi untuk belajar. Karena kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Maka siswa akan merasa nyaman saat belajar.
- Mempunyai lingkungan belajar yang aman. Kelas merupakan tempat di mana terjadi percobaan percobaan serta kegagalan-kegagalan. Sebagai pendidik tidak hanya membolehkan terjadinya hal-hal tersebut, tetapi juga memberi semangat bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Risiko harus diambil untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Pendidik dapat menyediakan lingkungan yang aman melalui modeling dan setting batas-batas perilaku dalam kelas.
- Partisipasi oleh seluruh komponen peserta belajar. Tidak harus guru yang memberikan informasi mengenai materi yang sedang dibahas. Beberapa kegiatan mungkin membutuhkan kekuatan, kecerdasan, dan beberapa yang lain mungkin membutuhkan siswa untuk menjadi bagiannya. Semua mempunyai tempat dan berkontribusi berdasarkan karakteristik masing-masing.
- Dapat melatih tanggung jawab siswa. Karena setiap yang dilakukan dan dikatakan akan menjadi tanggung jawab masing-masing.
- Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya. Peraturan dan bahasa boleh diubah menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Dengan membuat perubahan, kita dapat melakukan kegiatan yang relevan dengan berbagai usia kelompok yang bervariasi dengan mengeksplorasi konsep yang sama.
- Receptive meningkat. Dengan menggunakan active learning sebagai pendekatan dalam pembelajaran di mana prinsip-prinsip dan penerapan dari prinsip-prinsip diekspresikan oleh peserta didik, informasi menjadi lebih mudah untuk diterima dan diterapkan.
- Jawaban atas pertanyaan tidak sebatas diberikan, tetapi juga dieksplorasi. Pertanyaan dan jawaban muncul dari peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Trial and error digunakan untuk berbagai kegiatan.
- Siswa dapat mengungkapkan proses berpikir mereka. Selain siswa, dalam hal ini guru akan mendapatkan keuntungan juga. Yaitu dapat mengukur sejauh mana pemahaman siswa melalui pendapat – pendapat yang diberikan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa memperbaiki kesalahan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil risiko.
Setelah mengetahui apa itu active learning, kegiatan-kegiatannya dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sekarang. Yaitu PTM Terbatas dan daring. Bagaimana cara menerapkan agar mendapatkan hasil maksimal seperti kelas luring sebelumnya?
Ikutlah pelatihan bersertifikat 32 JP “Pengelolaan Kelas Masa Daring & PTMT (Pertemuan Tatatp Muka Terbatas) Dengan Model Pembelajaran Active Learning” yang diselenggarakan oleh e-Guru.id pada tanggal 11-18 Mei 2022 dengan 5 kali pertemuan melalui aplikasi Zoom Meeting dan Telegram.