Penerapan Metode PjBL pada Mata Pelajaran PKK secara Online

- Editor

Minggu, 5 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salah satu model pembelajaran online yang menarik dan menantang yang dapat digunakan oleh guru saat mengajar adalah metode Project Based Learning. Metode ini merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok atau perorangan.

Metode pembelajaran ini menggunakan proyek atau kegiatan sebagai inti dari pembelajaran. Menurut Mulyasa (2014) Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk memfokuskan peserta didik pada permasalahan kompleks yang diperlukan dalam melakukan investigasi dan memahami pelajaran melalui investigasi.

Sintak atau langkah-langkah pada model PjBL yang pertama adalah menetapkan tema proyek kemudian menetapkan konteks belajar. Selanjutnya merencanakan aktivitas-aktivitas, kemudian memproses aktivitas-aktivitas. Terakhir menerapkan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek. Model ini sangat cocok bagi guru yang pengampu mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK). Misalnya di Sekolah Menengah Kejuruan pada kelas XI dan XII.

Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) sendiri merupakan pelajaran yang masuk pada kelompok Paket Keahlian (C3) kurikulum 2013 yang telah direvisi. Alokasi jam pada mata pelajaran produktif ini disediakan tujuh jam pelajaran dikali 45 menit pada kelas XI dan delapan jam dikali 45 menit pada kelas XII tiap semester. Penentuan jam ini mengacu pada Peraturan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud No. 464/D.D5/KR/2018.

Pelajaran PKK juga merupakan pelajaran yang menekankan pada kegiatan praktik untuk menghasilkan produk. Menurut saya sebagai guru yang mengajar mata pelajaran PKK, penerapan model pembelajaran PjBL sangat efektif meskipun pembelajaran dilakukan secara online. Namun guru harus dapat memotivasi dan menumbuhkan semangat jiwa berwirausaha siswa serta mendorong siswa dapat menemukan ide-ide kreatif dalam membuat inovasi produk.  Sehingga harapannya sekolah bisa melahirkan generasi muda yang mampu bersaing dan bertahan hidup di tengah badai demografi nanti.

Menurut Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah ditulis pada Harian Bisnis di Tempo.com mengatakan bahwa Indonesia akan mengalami masa bonus demografi pada era 2030-2040, di mana jumlah penduduk usia produktif, lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. Pada periode tersebut penduduk usia produktif diprediksi akan mencapai 205 juta dan 2 juta di antara usia produktif akan masuk ke pasar kerja. Saat  itulah persaingan besar-besaran akan terjadi. Dan untuk memenangkan dalam persaingan tersebut, para pelajar saat ini perlu memiliki persiapan yang matang.  

Untuk itu, para siswa perlu dibimbing untuk dapat mencetuskan sebuah inovasi. Misalnya, mengembangkan produk yang sudah ada sebelumnya sehingga dapat ditingkatkan nilai gunanya. Dalam mengarahkan membuat produk inovatif pada peserta didik, dapat diawali dengan guru mencari informasi tentang hal-hal yang disukai oleh siswanya. Maka dengan survey tersebut,  guru  akan dapat mengetahui produk apa yang dapat disarankan kepada peserta didik.

Setelah mengetahui apa yang menjadi hobi dari peserta didik, selanjutnya guru dapat meminta kepada mereka untuk mencari ide-ide kreatif kemudian memikirkan satu produk yang akan dikembangkan sesuai dengan hobi dan kemampuan mereka. 

Di samping itu, guru juga dapat memberi masukan kepada siswa untuk mengembangkan sebuah produk yang disesuaikan dengan kearifan lokal. Contohnya, bila siswa ingin membuat produk kuliner yang sudah umum seperti kue donat menggunakan tepung terigu, siswa dapat disarankan untuk mencoba mengganti bahan dasarnya dengan jenis tepung yang lain. Misal, tepung ketela. 

Lalu bagaimana mengajar praktik membuat produk inovatif dalam kondisi belajar secara daring? 

Hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran praktik PKK secara daring adalah menggunakan sintak model pembelajaran Project Based Learning. Pertama, menetapkan tema proyek.  Misalnya membuat sabun cuci tangan dengan campuran bahan buah belimbing wuluh.  

Kedua, menetapkan konteks belajar. Misalnya dalam proses belajar awal, berkomunikasi menggunakan dengan kelompok melalui  WhatsApp. Ketiga, guru merencanakan aktivitas-aktivitas, bisa dimulai dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa yang berdekatan rumahnya agar peserta didik lebih mudah saat melakukan praktik.  

Selanjutnya, guru membuat langkah-langkah kerja dalam pembuatan produk tersebut. Pada saat praktik, guru dapat meminta siswa untuk merekam kegiatan yang mereka lakukan lalu mengirimkan melalui grup kelas di WhatsApp.  Sehingga semua siswa dapat melihat hasil kegiatan teman-teman mereka. Dan bila memungkinkan, guru dapat menggelar pertemuan virtual via Zoom pada saat proses pembuatan produk pada tiap-tiap kelompok siswa. Atau pertemuan di Zoom tersebut dapat digunakan untuk mempresentasikan hasil pekerjaan siswa. 

Dengan demikian, guru dapat memotivasi siswa dalam pelajaran praktik  pada mata pelajaran PKK meskipun dilaksanakan secara online. Agar siswa lebih bersemangat lagi, guru dapat menginformasikan keuntungan-keuntungan dalam membuat produk inovatif agar siswa terdorong untuk lebih kreatif.  

Ditulis oleh Risa Mariany, S.Sos (Guru di SMK N 1 Sabang)

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 223 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis