Oleh Maksimus Yovan, S.Pd,Gr
Guru di SMPN 8 Borong
Menerapkan pendidikan karakter pada era digital ini sangatlah penting, agar generasi penerus bangsa mempunyai moral yang baik, sehingga dapat menciptakan generasi penerus yang mencerminkan kualitas bangsa.
Menurut pendapat T. Ramli (2003) dalam bukunya yang berjudul ”Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban’’ pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Dengan demikian diperlukan pendidikan karakter era digitalisasi bagi para siswa yang masih sekolah mulai PAUD, SD, SMP, SMA sampai pada level mahasiswa.
Karakter itu sendiri juga termasuk aspek yang sangat penting, karena itu perlu diajarkannya norma keagamaan, kesopanan, serta norma-norma lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui serta bergerak berlandaskan norma-norma yang akan membuat para generasi muda memiliki karakter kuat, di mana karakter ini akan sangat diperlukan dalam membangun serta memajukan bangsa.
Arti penting lain dari pendidikan karakter adalah bagaimana mengoptimalkan muatan-muatan karakter yang baik dan positif (baik itu sifat, sikap, perilaku budi luhur, serta akhlak mulia) yang menjadi pegangan kuat dan modal dasar pengembangan individu dan bangsa nantinya. Agar karakter ini betul -betul terwujud maka perlu diupayakan penerapan pendidikan karakter di sekolah di antaranya nilai-nilai yang bersifat religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif serta mandiri.
Beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pendidikan karakter di era digital ini mencakup keseimbangan, keselamatan dan keamanan, perundungan siber, sexting, hak cipta dan juga plagiarisme. Namun dari sekian tantangan tersebut tentu ada dampak positif digitalisasi dalam dunia pendidikan yang sangat dirasakan oleh siswa itu sendiri. Misalnya siswa bisa mencari hal-hal yang tidak dijelaskan saat di sekolah dengan internet, serta siswa dapat mengerjakan tugas dengan cepat karena adanya teknologi dan internet. Selain itu siswa juga bisa mengakses Youtube untuk menambah pengetahuan, menggunakan fitur obrolan dengan e-mail, membaca dan menulis dokumen melalui situs, dan lain sebagainya sebagai media pembelajaran.
Adapun aspek positif lain dari pemanfaatan teknologi dalam membentuk karakter siswa yaitu meningkatkan keterampilan siswa dalam penggunaan teknologi, informasi menjadi lebih cepat dan mudah untuk mengakses berbagai pengetahuan, hadirunya platform e-learning yang inovatif untuk memudahkan proses pendidikan, muncul metode pembelajaran baru yang memungkinkan pendidik belajar lebih mudah, dan seterusnya.
Selain dampak positif tentu masih ada sisi negatif dari digitalisasi dalam dunia Pendidikan, di antaranya salah dalam mengambil dan mencerna informasi. Jika pada zaman dahulu kita menggali informasi dengan mengandalkan buku cetak yang ditulis oleh seorang ahli di bidangnya yang telah melewati berbagai proses. Tentu sangat berbeda dengan sekarang, para pendidik maupun peserta didik umumnya lebih cenderung mengandalkan sumber dari internet yang belum tentu valid.
Untuk mencegah berbagai dampak negatif dari digitalisasi di dunia pendidikan maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi dampak negatif perkembangan teknologi tersebut. Pertama, harus mempertimbangkan pemakaian teknologi dan alat komunikasi dalam pendidikan, khusunya untuk anak di bawah umur yang masih memerlukan pengawasan ketika melakukan pembelajaran dengan internet.
Kedua, guru harus mampu sebagai inovator pembelajaran. Inovator adalah pembaharu. Sebagai inovator, guru harus mampu menginovasi atau memperbaharui segala yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas. Pembaharuan di sini dapat diamati saat pengajaran, misalnya guru menggunakan berbagai macam metode dalam kegiatan pembelajaran dengan berbagai teknik.
Ketiga, guru memberikan memberikan contoh-contoh yang relevan. Berbagai bentuk inovasi yang dapat dilakukan guru dalam berinovasi di era teknologi informasi sekarang yaitu seperti penggunaan media dalam proses pembelajaran, memanfaatkan smartphone untuk belajar dan media lainnya yang dapat membantu para siswa menjalankan pembelajaran dengan baik.
Keempat, terbuka akan perubahan teknologi. Sikap terbuka pada teknologi merupakan sikap dalam menerima dan mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Sebagai guru yang baik, kita perlu memiliki sikap terbuka pada kemajuan teknologi di era modern ini.
Penggunaan teknologi dan internet yang pada akhirnya juga perlu pengawasan oleh guru maupun orang tua yang menjadi peran utama dalam mendidik karakter anak di Indonesia. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.