Aparatur Sipil Negara (ASN) terutama jalur CASN 2024 yang ditempatkan di Ibu Kota Nusantara (IKN) akan diseleksi ketat. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa hal tersebut perlu dilakukan guna mendorong terciptanya budaya birokrasi baru berbasis digital.
“Kita di IKN tidak hanya memindahkan ASN saja, namun bagaimana kita menciptakan budaya birokrasi baru yang berbasis digital disana. Sehingga diperlukan ASN yang tidak hanya bagus secara nilai akademik saja namun juga memiliki skill dan bisa multitasking,” terang Menteri Anas saat Rapat Pimpinan Kementerian PANRB di Jakarta, pada Senin, 29 Januari 2024.
Menurutnya, penguatan SDM yang unggul dan BerAKHLAK sesuai dengan nilai-nilai ASN dapat menjadi gambaran capaian terbaik dalam penilain RB, penerapan SPBE, akuntabilitas kinerja, dan implementasi pelayanan publik.
Lebih lanjut, Sekretaris Kementerian PANRB Rini Widyantini menerangkan bahwa persyaratan kompetensi ASN yang dipindahkan tak hanya memiliki penguasaan skill dan multitasking serta nilai-nilai BerAKHLAK, tapi juga harus menguasai literasi digital berdasarkan hasil asesmen Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Tahapan Pemindahan IKN
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi dasar hukum pemindahan ibu kota negara Indonesia. Berdasarkan UU IKN, tahapan pemindahan Ibukota ke IKN ada lima fase, di antaranya:
Fase pertama (2020-2024), pembangunan miniatur penyelenggaraan pemerintahan. Pada fase ini, akan dilakukan efektivitas penyelenggaraan pemerintah di IKN.
Fase kedua (2025-2029), pengembangan dan penerapn shared office serta mewujudkan smart government di IKN.
Fase ketiga (2030-2039), pengembangan agile government untuk mewujudkan kota cerdas dan pusat digital untuk berbagai sektor pemerintahan.
Fase keempat (2035-2039), pembangunan kota cerdas industri 4.0, adanya penambhaan amenitas digital dan perkotaan demi penerapan digital government dengan memanfaatkan artificial intelligence (AI).
Fase kelima (2040-2045), pembangunan kota cerdas dengan AI. Hal ini akan mengembangkan konsep perluasan kota cerdas menuju society 5.0 (masyarakat melek teknologi), dan pemerintahan yang bersifat citizen centric.
Halaman selanjutnya,
Halaman : 1 2 Selanjutnya