Para Guru, Mari Belajar Menulis!

- Editor

Kamis, 30 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Khristina Titik Setyowati, S.Pd., M.Pd.

SMP NEGERI 1 CILACAP

Bagi guru, menulis sudah barang tentu merupakan hal yang sudah  menjadi aktivitas setiap saat. Karena menulis berkaitan dengan tugas yang diembannya seperti membuat perencanaan pembelajaran, menganalisis penilaian siswa, laporan pengayaan, rencana kegiatan ekstrakurikuler, rencana kegiatan lomba-lomba, serta laporan segala kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan. 

Semua kegiatan tersebut sudah menjadi konsumsi rutin setiap guru. Namun kegiatan menulis yang berkaitan dengan catatan peristiwa tertentu, misal laporan kegiatan lomba yang ditulis secara runtut dari awal persiapan lomba, kendala-kendala yang ada selama persiapan sampai dengan proses, serta capaian hasil lomba sangat jarang dibuat dan dipublikasikan dalam bentuk tulisan atau artikel ilmiah populer di sekolah. Bahkan mungkin tidak pernah.

Kemampun menulis itu sangat penting, khususnya bagi guru. Sebab dengan menulis akan membuat nama guru yang bersangkutan tersebut abadi, seperti kata Pramoedya Ananta Toer penulis novel Rumah Kaca, “ Menulislah. Selama kau tidak menulis, engkau akan hilang dari pusaran sejarah.”

Ada 3 tips agar bisa penulis kaliber hebat yaitu menulis, menulis, dan menulis. Siapapun pasti akan bisa menulis asalkan mau bekerja keras. 

“Keberhasilan seorang ditentukan 99% oleh kerja keras, dan 1% oleh bakat.” Demikian menurut Albert Einstein,fisikawan kondang. 

Jadi menganggap bakat sebagai kekuatan utama agar bisa menulis tentu salah, karena bakat sebesar apapun itu tidak akan menjadi jaminan untuk berkarya jika tidak pernah kerja keras untuk mengasahnya.

Seorang ahli psikologi dari Florida State University bernama K. Anders Ericsson pun mengatakan bahwa manusia yang sukses di dunia ini adalah sosok yang telah mengabdikan waktunya untuk mempelajari, mendalami, dan melatih hal yang spesifik sampai 10 ribu jam. Artinya, kira-kira membutuhkan selama 4 tahun agar dapat sukses dalam mempelajari sesuatu yang diinginkan,  termasuk saat belajar menulis.  

Kesimpulannya, akumulasi 10 ribu jam itu jika digunakan untuk mendalami satu bidang, maka orang itu akan menjadi ahli di bidang itu dan umumnya mencapai sukses yang lebih dari rata-rata. Sedangkan menurut Ahmad Fuadi, penulis Trilogi Negeri 3 Menara, bahwa untuk berhasil seseorang mesti melebihkan usaha di atas rata-rata kebanyakan orang.

Saat ini, Indonesia masih ada di peringkat buruk dalam berbagai survei kemampuan membaca di antara banyak negara di dunia. Untuk itu penting untuk membudayakan literasi, yaitu membaca dan menulis. Setiap guru dan siswa harus membiasakan membaca dan menulis di sekolah. Dengan membaca merupakan kunci ilmu pengetahuan. Jika budaya membaca sudah jadi, maka ilmu pengetahuan akan lebih maju dan berkembang.

Jika guru mau menulis, tentu dampaknya akan sangat bagus. Hal ini sangat membantu meningkatkan literasi dan menghasilkan karya ilmiah, sebab karya ilmiah guru masih minim. 

Sayangnya saat ini masih sedikit guru yang mau, mampu, dan mahir menulis. Untuk itu diharapkan guru menjadikan menulis sebagai bagian dari aktivitas pendidikan. Entah itu menulis tulisan populer yang ringan, tulisan ilmiah dengan standar penulisan yang lebih kompleks. 

Dari hasil wawancara penulis dengan beberapa rekan guru yang sampai saat ini belum juga memulai menulis antara lain karena kurangnya literasi, tidak tahu tujuan dan manfaatnya bagi guru, tidak ada workshop yang mendorong kemampuan guru menulis. 

Pemerintah dimohon memfasilitasi kegiatan pelatihan menulis agar gerakan literasi berhasil. Bila perlu, pemerintah mewajibkan atau sering mengadakan lomba menulis bagi guru dan siswa untuk mendorong meningkatkan minat baca dan menulisnya. 

Guru perlu menjadikan kegiatan membaca sebagai hobi. Selain memperluas wawasannya, maka akan sangat membantu dalam menulis. Guru perlu mengetahui tujuan menulis serta dapat mengorganisasikan ide-ide yang banyak bermunculan di kepala. Dengan demikian, maka tidak ada lagi alasan atau tidak percaya diri lagi dalam menulis.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru