Oleh Fauziah, S.Pd
Guru di SMP Negeri 10 Sampit
Siswa, baik itu di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, ataupun sekolah menengah atas, perlu adanya motivasi baik dari orang tua maupun guru. Namun di situasi sekarang ini, tidak mudah untuk memberi pengertian pada siswa agar lebih perhatian lagi dalam proses belajarnya. Maklum, bukan rahasia umum lagi kalau sekarang ini banyak siswa menghabiskan waktunya untuk bermain ponsel, yang notabene memang sudah disediakan oleh orang tuanya.
Betapa mirisnya saya sebagai guru yang sangat mengharapkan keberhasilan siswa. Namun yang kami harapkan justru pupus bagai layangan terbang. Pada suatu hari, saya sebagai wali kelas pernah mendapat keluhan dari hampir semua guru karena banyak siswa yang tidak mengumpulkan tugas.
Bagaimanapun, memang di masa pandemi ini kami menyadari banyak kendala dalam KBM. Tapi kami harus putar otak bagaimana caranya agar masalah tersebut bisa terselesaikan. Akhirnya kami mendapat arahan dari kepala sekolah untuk mendatangi siswa di rumahnya.
Sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh koordinator kurikulum, kami mengadakan kunjungan ke rumah-rumah siswa yang notabene tidak mau mengumpulkan tugas atau tidak mau mengerjakan tugas yang sudah diberikan oleh guru mapel masing-masing sesuai jadwal yang ada.
Karena waktu itu sekolah masih dilakukan secara daring, jadi ketika saya berangkat ke sekolah, terlebih dulu singgah di 3-4 rumah orang tua siswa. Namun terkadang untuk menemui satu siswa saja memerlukan 2-3 kali kunjungan. Jadi kami harus gigih untuk mendatangi siswa agar mau mengikuti pembelajaran dengan baik, sesuai yang diharapkan oleh pihak sekolah.
Suatu hari saya berkunjung ke salah satu siswa yang memang sulit sekali untuk mau mengumpulkan tugas. Namun sulit sekali untuk menemuinya. Jadi saya minta tolong kepada salah satu siswa yang kebetulan rumahnya berdekatan dengan rumah siswa yang tidak mau mengerjakan tugas sekolah tersebut. Kata siswa yang saya mintai tolong, ”Bu, sudah saya sampaikan sama Zulkipli (nama samaran) untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Bapak dan Ibu guru, tapi katanya tidak ada punya paket data.” Padahal sebenarnya sudah dapat bantuan ”ikam” (bahasa Sampit) atau pulsa. Tapi katanya sudah habis.
Setelah saya datang berkunjung untuk ketiga kalinya, akhirnya saya baru bisa bertemu dengan siswa yang bersangkutan sekaligus dengan orang tuanya. Panjang lebar saya bertanya baik kepada si siswa maupun pada orang tuanya.
”Mengapa, ke mana, apa yang dilakukan, ke mana saja kok tidak mengerjakan tugas?” tanya saya.
“Anu, Bu…Ini, Bu… bantu orang tua, Bu!” jawabnya mencari alasan.
Sedang orang tuanya menjawab, ”Sudah saya ingatkan, Bu. Sudah saya beri juga uang untuk beli pulsa.”
Tapi saya menyadari bahwa orang tuanya memang sibuk untuk mencari nafkah sehari-hari di pabrik sekitar daerah situ sehingga tidak bisa mengawasi anaknya secara penuh. Jadi, orang tua memang sudah mempercayakan sama guru sepenuhnya.
Berdasarkan fitrahnya, siswa itu memang membutuhkan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah yang lebih baik, tentunya. Untuk itu, perlu kita beri motivasi bagi peserta didik agar ada suatu perubahan.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar memang ditemukan beberapa siswa yang memiliki motivasi tinggi yang sudah tumbuh dari dalam diri mereka sendiri. Sehingga tidak sulit untuk membimbing anak yang seperti ini.
Namun tidak sedikit juga siswa yang motivasi belajarnya sangat rendah. Maka dari itu harus ada upaya serius dari guru untuk membimbing dan mengembangkannya.
Bagi seorang guru tujuan motivasi adalah dapat menggerakan siswa atau peserta didik agar dapat timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajar. Sehingga tujuan pendidikan akan tercapai sesuai yang diharapkan oleh kurikulum sekolah.
Dengan diberikan motivasi siswa akan merasa diperhatikan, mereka akan merasa mendapat dukungan dan akan lebih bertanggung jawab.
Namun demikian, guru bukan hanya bertanggung jawab memotivasi belajar bagi siswa untuk keberhasilan. Kita sebagai guru juga harus memberi suri tauladan yang baik dengan cara menunjukan karakter yang baik kepada semua siswa. Karena karakter yang dimiliki oleh guru akan menjadi panutan bagi siswa.
Lemahnya motivasi untuk belajar pada siswa merupakan faktor utama yang sering dialami siswa yang membuat gagal dalam belajar. Oleh karena itu, saya sering mengatakan kepada siswa, ”Kalian harus memiliki impian dan cita-cita yang tinggi, dengan demikian hidup kalian akan ada perubahan.”
Saya juga bilang kepada mereka, “Keberhasilan dalam pendidikan akan membuat kalian lebih tertata di masa depan.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!