Dalam suatu acara reunian ada hal menarik dan sangat menggelitik pikiran saya untuk dipecahkan. Salah seorang teman saya melontarkan istilah “memandang sebelah mata”. Menurut dia, istilah yang sering kita anggap memiliki arti ‘meremehkan’ tersebut tidak tepat.
Menurutnya, orang yang menggunakan sebelah mata itu biasanya sedang melakukan sebuah aktivitas yang serius, penuh konsentrasi, dan fokus terhadap suatu objek. Misalnya, kegiatan menembak, memasukkan benang kelubang jarum, atau saat membetulkan jam tangan. Dengan begitu istilah ‘memandang sebelah mata’ bukan berarti meremehkan, melainkan serius memperhatikan sesuatu.
Tanggapan teman – teman saya yang lainnya berbeda-beda, ada yang setuju ada pula yang tidak. Saya pun berpendapat bahwa sebenarnya istilah tersebut tidaklah keliru. Istilah yang tercipta sejak turun-temurun oleh nenek moyang tersebut tentu memiliki makna yang sangat dalam dan merupakan hasil pengalaman bertahun-tahun.
Masalah kegiatan yang menggunakan sebelah mata, tidak selamanya dilakukan dengan penuh konsentrasi. Ada juga yang dilakukan dengan santai atau selintas saja. Misalnya, saat sedang mengintip.
Terlepas sejenak dari perkataan “memandang sebelah mata” yang dibicarakan tadi, menurut saya yang menarik untuk diperhatikan ternyata banyak juga kata yang diciptakan hanya dari kegiatan yang dilakukan sepasang mata berdasarkan arah, jarak, waktu, hingga alat bantu yang dipakai. Maka muncul kata-kata khusus yang berkaitan dengan mata mata. Misalnya melirik, memandang, menatap, memperhatikan, membidik, dan memantau.
Almarhum Profesor Liberty Sihombing, dosen mata pelajaran semantik, pernah mengatakan tidak mungkin nenek moyang kita menciptakan dua kata berbeda yang memiliki arti yang sama. Pasti di antara keduanya memiliki perbedaan yang spesifik meski hanya sedikit. Kata melirik terkait dengan arah pandangan mata ke kiri atau ke kanan. Memandang biasanya menggunakan jarak yang tetap. Menatap membutuhkan waktu lama untuk melihat secara saksama. Memperhatikan itu melihat lebih lama lagi dan lebih teliti. Membidik itu melihat dengan konsentrasi penuh terhadap suatu target, bahkan memerlukan alat bantu untuk lebih fokus dalam melihat.
Kembali kepada perkataan ‘memandang dengan sebelah mata’ yang dibicarakan teman saya. Dalam kehidupan sehari – hari, sering orang mengartikan “memandang sebelah mata” adalah merendahkan orang lain atau meremehkan seseorang. Orang yang lekat dengan istilah tersebut biasanya orang sombong yang sering menganggap orang lain rendah dari dirinya sendiri.
Saya pribadi hanya menyikapi makna istilah itu tergantung pada sudut pandang orang yang memandangnya.
PENULIS: Dra. YULISMA, M.Pd, GURU SMP NEGERI 13 KOTA BEKASI